Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

RJ Lino mengklaim saat pengadaan crane belum jabat Dirut Pelindo II

RJ Lino mengklaim saat pengadaan crane belum jabat Dirut Pelindo II RJ Lino diperiksa Bareskrim. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Mantan Direktur Utama PT Pelindo II, Richard Joost Lino (RJ Lino) masih tidak menerima ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Quay Container Crane di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia bersikukuh tak terlibat dalam kasus tersebut.

Bahkan, Lino menuding pihak lain yang harus bertanggungjawab dalam kasus itu. Dia berdalih pada tahun 2007 lelang sudah terjadi 10 kali. Saat itu, dia belum menjabat sebagai Dirut Pelindo II.

"Di KPK ini, coba Anda bayangkan, lelang sudah 10 kali dari 2007, sebelum saya masuk. Saya masuk 2009, baru saya putusin itu," kata Lino usai diperiksa Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/1).

Bukan hanya itu, Lino mengklaim keputusannya sudah membantu banyak masyarakat dengan menurunkan ongkos angkutan per kontainer. Bahkan, dengan cara itu diklaimnya telah menyelamatkan uang negara Rp 900 miliar.

"Semua orang apakah enggak sadar, masyarakat di Pontianak itu kapal nunggu 2 minggu, ongkos angkutannya Rp 6,5 juta. Hari ini ongkos angkutannya di Pontianak hanya Rp 2,5 juta per kontainer. Itu kalau di kali Rp 200 di Pontianak, itu Rp 900 miliar loh uang masyarakat di save kan," tegasnya.

"Terus mau apalagi kalau sudah 10 kali (lelang), itu sudah kritis. 10 kali lelang coba, itu yang ngerugiin negara yang dulu-dulu itu, bukan saya," ungkapnya.

Lebih jauh, Lino menyindir keputusan lembaga antirasuah yang menetapkannya sebagai tersangka. Menurutnya, penetapan status tersangka kepadanya lucu.

"Ini lucu bilang saya ngerugiin negara, lelang itu sudah 10 kali lelang coba dari 2007," pungkasnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Oplet Rano Karno yang Dipakai Daftar ke KPU Tak Masuk LHKPN, Begini Respons KPK
Oplet Rano Karno yang Dipakai Daftar ke KPU Tak Masuk LHKPN, Begini Respons KPK

KPK buka suara terkait oplet yang dipakai Rano Karno dan Pramono Anung saat mendaftar ke KPUD Jakarta tidak terdaftar di LHKPN

Baca Selengkapnya
Momen Saksi Keceplosan Sebut Nama Dindo Anak SYL Langsung Ditenangkan Kuasa Hukum
Momen Saksi Keceplosan Sebut Nama Dindo Anak SYL Langsung Ditenangkan Kuasa Hukum

Anak SYL, Kemal Redindo disebut meminta pembayaran aksesoris mobil dinas mewah senilai Rp111 juta

Baca Selengkapnya
Kasus Korupsi Proyek Tol MBZ, Ketua Panitia Lelang Proyek Akui Tak Punya Sertifikat Keahlian
Kasus Korupsi Proyek Tol MBZ, Ketua Panitia Lelang Proyek Akui Tak Punya Sertifikat Keahlian

Ketua panitia lelang juga mengaku mengetahui terdapat pekerja yang memiliki sertifikat keahlian pelelangan atau tidak di PT Jasa Marga.

Baca Selengkapnya
Begini Alasan Anak SYL Usulkan Nama untuk Isi Jabatan Eselon II di Kementan
Begini Alasan Anak SYL Usulkan Nama untuk Isi Jabatan Eselon II di Kementan

Anak SYL menyebutkan usulan nama untuk mengisi jabatan di Kementan dari dirinya hanya beberapa dan tidak banyak.

Baca Selengkapnya
Murka SYL ke Ajudan, Disuruh Cari Pinjaman Mobil Malah Beli Baru untuk Thita
Murka SYL ke Ajudan, Disuruh Cari Pinjaman Mobil Malah Beli Baru untuk Thita

Sumber dana pembelian mobil Toyota Venturer itu berasal dari urunan pejabat Eselon I di Kementan.

Baca Selengkapnya
Kasus OTT Kajari Bondowoso, KPK Geledah Kantor Kontraktor Jalan di Jember
Kasus OTT Kajari Bondowoso, KPK Geledah Kantor Kontraktor Jalan di Jember

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor kontraktor jalan yang ada di Jalan Trunojoyo, Jember, Rabu (22/11).

Baca Selengkapnya