Rombongan Wali Kota Malang Terobos Pantai yang Masih Ditutup, Sekda Minta Maaf
Merdeka.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erick Setyo Santoso memberi penjelasan terkait video dan foto viral rombongan Wali Kota Malang Sutiaji menerobos masuk lokasi wisata Pantai Kondang Merak, Kabupaten Malang, yang masih ditutup karena pandemi Covid-19. Dia juga meminta maaf atas kejadian itu.
Menurut Erick, permasalahan muncul karena adanya miskomunikasi akibat jeleknya sinyal handphone di kawasan itu. Dia mengatakan, proses komunikasi terkait kegiatan rombongan bersepeda atau gowes sebenarnya sudah dilakukan dengan jajaran di Pemerintah Kabupaten Malang. Semua persiapan bersepeda itu pun telah ditangani Bagian Umum dua hari sebelumnya, termasuk terkait rute perjalanan.
"Kejadian utamanya sih lebih karena di sana tidak ada sinyal untuk komunikasi secara detail di awal, sehingga ada miskomunikasi dan miskoordinasi dengan adanya Satgas yang berjaga di pintu depan. Inilah yang kemudian kejadian sepotong itu yang kemudian menjadi perdebatan," terang Erick di Balai Kota Malang, Senin (20/9).
-
Kenapa Ketua PP Semarang minta maaf? Peristiwa itu dianggap sebagai kesalahpahaman antara Wisnu dan pengemudi mobil bernama Michael beserta istrinya itu.
-
Bagaimana Pangkoopsudnas sampaikan permohonan maaf? 'Dengan telah berakhirnya tugas saya di Koopsudnas, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, saya atas nama keluarga dan pribadi menyampaikan permohonan maaf. Saya berharap jalinan silaturahmi, tetap terpelihara. Saya juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas loyalitas, dedikasi dan kinerja baik dari seluruh anggota sekalian dalam membantu tugas saya selama di Koopsudnas,' ujar Tonny.
-
Apa masalah di Embung Kebumen? Bukannya disambut suka cita, pembangunan embung tersebut justru menimbulkan masalah baru, yaitu tanah longsor yang membahayakan warga.'Waktu embung ini sudah jadi 100 persen, serang beberapa bulan hujan terus menerus. Akibatnya jebol dan banyak bagian yang longsor. Setelah perbaikan, hujan turun, jebol lagi,' kata Kepala Desa Giritirto, Sugito, mengutip YouTube Liputan6 pada Senin (22/1).
-
Siapa yang minta maaf? 'Saya ingin meminta maaf kepada Alex atas pernyataan saya yang terlalu 'kasar' dalam wawancara setelah balapan. Saat itu, emosi saya sangat tinggi karena situasi yang terjadi dan saya melihat data telemetri dari sudut pandang yang negatif. Namun, saya menyadari bahwa kata-kata saya terlalu 'kasar'. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa ia sengaja menyebabkan kecelakaan saya,' ujar Bagnaia.
-
Siapa yang perlu meminta maaf? Ketika saya mengatakan, 'Maaf,' itu karena saya benar-benar menyesali sesuatu.
-
Siapa saja yang perlu meminta maaf? Kesalahan bisa secara tak sengaja maupun sengaja kita lakukan kepada orang terdekat. Di antaranya yakni seperti orang tua, kakak, adik, kekasih, suami, istri, atau anak.
Sebelumnya, video dan foto beredar viral di media sosial terkait rombongan Wali Kota Sutiaji memasuki Pantai Kondang Merak, Kabupaten Malang, Minggu (19/9). Rombongan singgah di pantai yang masih ditutup akibat pandemi Covid-19.
Rombongan gowes berjumlah sekitar 50 orang itu sempat ditahan Satgas Covid-19 setempat. Wisata pantai memang belum dibuka karena status PPKM Kabupaten Malang masih level 3.
"Sebenarnya beberapa hari sebelumnya sudah dilakukan komunikasi antarjajaran, tetapi sekali lagi komunikasi ini tidak teralirkan, karena di Kondang Merak sendiri tidak ada sinyal komunikasi," tegasnya.
Erick juga menegaskan bahwa kegiatan itu merupakan agenda Wali Kota bersama sejumlah komunitas. Sejumlah pejabat OPD ikut serta karena memang tergabung dalam komunitas masing-masing.
"Agenda-agenda ini yang kemudian dilakukan secara rutin, tapi tentunya tetap berpegang pada protokol kesehatan yang ada," ungkapnya.
Erick menjelaskan, jarak Kota Malang dan Kondang Merak cukup jauh dengan medan yang juga menantang, sehingga di akhir perjalanan memang membutuhkan tempat loading sepeda untuk kembali ke Kota Malang.
"Tidak direncanakan transit yang cukup lama, jadi lebih transit sementara yang selanjutnya dilanjutkan persiapan kembali ke Kota Malang," katanya.
Sebagian anggota rombongan itu, kata Erick, sudah terlanjur berada di Pantai Kondang Merak saat dilakukan komunikasi dengan Satgas Covid-19. Ketika situasi seperti itulah rombongan yang di dalam dimintanya keluar, sebelum kemudian diizinkan untuk loading sepeda.
Rombongan pun berada di Pantai Kondang Merak sekitar 60 menit yang digunakan untuk beristirahat dan loading sepeda.
"Terkait proses dilematis ini tentunya kami memohon maaf sedalam-dalamnya kepada pengelola Kondang Merak, kemudian jajaran Forkopimcam setempat, serta kelompok masyarakat di sana terkait adanya miskomunikasi dan mispersepsi," ungkapnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yudo pun berharap masyarakat bisa memahami pentingnya kelancaran dan keamanan gelaran ini.
Baca SelengkapnyaDengan kerendahan hatinya dia meminta maaf atas nama anak buahnya.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menyadari ada komunikasi yang tak tepat dalam proses relokasi ini. Sehingga memancing emosi warga.
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud Md mengungkapkan warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau sudah sepakat untuk direlokasi sebelum peristiwa bentrokan terjadi.
Baca SelengkapnyaTengah malam, Presiden langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit membahas bentrok tersebut.
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas menuai polemik.
Baca SelengkapnyaViral Cekcok Warga dan Anggota TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Penjelasan Kapendam
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.
Baca SelengkapnyaPermintaan maaf tersebut disampaikan bersama ketiga kru wedding organizer lainnya di hadapan tetua dan sesepuh Suku Tengger.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuai polemik.
Baca Selengkapnya