Romo Benny Minta Pendekatan Kultural Diutamakan dalam Penyelesaian Konflik Papua
Merdeka.com - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo menginginkan pendekatan kultural dikedepankan dalam hadapi konflik Papua. Menurutnya, seharusnya para kepala daerah yang ada mahasiswa Papua di wilayahnya mesti menggunakan cara itu.
"Kalau ada konflik-konflik yang melibatkan mereka harusnya jangan libatkan ormas-ormas lain. Harusnya dibangun persuasif gitu loh," ujar Romo Benny saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (20/8).
Selain itu, lanjut Romo, tokoh-tokoh Papua yang ada di wilayah di mana terjadi konflik dengan mahasiswa Papua seharusnya diikutsertakan untuk melakukan persuasi. "Jangan seperti kemarin itu seolah dipertontonkan gitu loh. Sekarang ini kan gampang diviralkan, semua orang punya HP," katanya.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Apa itu tradisi bakar batu di Papua? Bakar batu adalah ritual memasak bersama dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di tanah sebagai pengganti kompor. Biasanya, warga memasak menu makanan lengkap yang terdiri dari umbi-umbian, sayuran, daging, dan ikan dengan metode ini. Makanan dibungkus dengan daun pisang atau daun kelapa, lalu diletakkan di antara batu-batu panas dan ditutup dengan tanah atau dedaunan untuk menjaga panasnya.
-
Bagaimana BPIP memperkuat Ideologi Pancasila di Entikong? Ia mengaku, ke depan, BPIP akan bekerja sama antara PLBN dan Satuan Petugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) untuk pembinaan ideologi Pancasila untuk masyarakat perbatasan, terutama di Entikong.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
Kata Romo, pendekatan kultural juga bisa dilakukan dengan cara membangun dialog bersama pihak-pihak terkait. Selain juga memulai dari pendekatan-pendekatan sektoral seperti kesehatan, pendidikan, sosial, dan sebagainya.
Menurut Anggota BPIP itu, konflik yang terjadi itu juga salah satunya dipicu oleh trauma sejarah bangsa Papua. Menurut Romo, selama ini sejarah traumatik itu terus dilanggengkan dengan tidak membangun kesadaran bahwa bangsa Papua juga merupakan bagian dari NKRI.
"Kedua Papua itu harus mendapatkan perhatian khusus dalam berbagai bidang. Terus menampilkan di ruang publik orang Papua yang berprestasi," kata Romo.
Jika hal itu dijalankan, lanjut Romo, niscaya perasaan akan eksistensi bangsa Papua yang menjadi bagian dari Indonesia akan bersarang di hati masyarakatnya. Dan dengan cara itu gesekan bisa diminimalisir.
"Kita harus selesaikan kasus-kasus HAM masa lalu. Dan hentikan kekerasan. Kalau nggak kan akan trauma terus-menerus," ujarnya.
Jika trauma kekerasan itu masih bercokol di benak rakyat Papua, maka riak-riak kerusuhan akan sangat gampang dipicu oleh apapun. Romo melihat bahwa salah satu akar masalah utamanya ialah ketidakadilan.
"Hal mendasar ialah bahwa rakyat Papua harus menjadi bagian dari sejarah kita," tegasnya.
Romo juga mengimbau pemerintah harus mengakui kesalahannya selama ini dalam melakukan pendekatan terhadap rakyat Papua. Menurutnya, selama ini, baik pihak pemerintah maupun pihak lain melakukan pendekatan terhadap rakyat Papua tidak melihat dari akar budayanya.
Terakhir, pun meminta supaya seluruh pihak menghentikan penstigmaan baru bagi rakyat Papua. "Hentikan memperlakukan mereka seperti bukan manusia," tutupnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaKetua Bamus Papua, Willem Frans Ansanay melihat dengan adanya DOB di Papua akan memudahkan penanganan kasus HAM.
Baca SelengkapnyaBamsoet menilai salah satu cara penyelesaian persoalan KKB melalui pendekatan budaya dan kesejahteraan.
Baca SelengkapnyaPemerintah mesti melibatkan banyak pihak dalam setiap penyelesaian konflik.
Baca SelengkapnyaDalam lawatannya ke Tanah Papua, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan mengutamakan pendekatan lembut
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaAnies menyebut pendekatan ini pernah dia terapkan saat bertugas sebagai gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo sempat memuji cara humanis Polwan saat berhadapan dengan massa.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto menyampaikan pandangannya soal penyelesaian kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua
Baca SelengkapnyaCalon Panglima, Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan strategi dalam mengatasi konflik di Papua
Baca Selengkapnya