Romo Magnis Nilai Tanggung Jawab Sambo Lebih Besar karena Perintahkan Bharada E
Merdeka.com - Mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo memberikan perintah kepada Bharada Richard Eliezer untuk menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang berakhir dengan kematian. Ahli Filsafat Moral, Franz Magnis Suseno berpendapat, bahwa Sambo memiliki tanggungjawab yang lebih besar atas perintah penembakan itu.
Magnis dihadirkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan oleh kuasa tim kuasa hukum Bharada Richard Eliezer dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Dirinya dipanggil untuk memberikan kesaksian yang dapat meringankan Richard.
Mulanya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan antara yang memerintah dan diperintahkan siapa pidananya lebih berat.
-
Mengapa orang disiksa dengan roda hukuman? Teknik penyiksaan ini pada masa lalu kemungkinan umumnya dipakai untuk menghukum orang-orang yang dituduh dengan kejahatan berat. Akan tetapi, di wilayah Italia utara, hukuman semacam ini bahkan bisa diberikan pada orang yang dianggap sebagai penyebar wabah pes, dugaan yang disematkan pada pria ini.
-
Siapa yang disiksa dengan roda hukuman? 'Korban dari roda hukuman bisa saja dianggap berbeda oleh orang-orang sezamannya, dan mungkin diskriminasi ini menjadi penyebab dari hukuman terakhirnya, karena ia bisa saja dikorbankan, sebagai 'seorang yang aneh', oleh orang-orang yang marah, sebagai penyebar wabah pes,' jelas para arkeolog yang melakukan penelitian.
-
Siapa yang merasakan beban berat? Shanty menyatakan bahwa ia merasakan beban berat selama masa Pendidikan Karakter dan Disiplin (PPKD) karena tidak menerima kabar dari Fabian.
-
Apa saja bentuk sanksi hukum? Saknsi yang dilakukan dari norma hukum bersifat tegas serta nyata, bisa berupa denda dengan nominal tertentu hingga penjara dalam waktu tertentu pula.
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Siapa yang menganggap kekerasan sebagai bagian dari otoritas? Dalam keluarga yang besar dan hierarkis, otoritas orang tua hampir tidak terbantahkan, dan kekerasan dianggap sebagai bagian dari otoritas tersebut.
Magnis menjelaskan bahwa yang memerintah tentu yang pidananya lebih berat. Ia pun mengaitkan kasus tersebut pada zaman Nazi di Jerman yang pada saat itu orang-orang kerap menerima perintah dan merasa terancam bila tidak melakukannya.
"Dalam pembicaraan mengenai yang terjadi di zaman Nazi, di Jerman. Di mana berulang kali orang melakukan perintah-perintah karena diperintahkan, mungkin dia juga terancam kalau tidak melaksanakan perintah," ungkap Magnis dalam ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/12).
Ia pun berpendapat budaya orang yang memberikan perintah kerap kali tidak dididik dan tidak dilatih untuk dapat bertanggungjawab. Melainkan mereka hanya tau memberi perintah tiap saat.
Terlebih dalam kasus pembunuhan brigadir J, Sambo selaku orang yang pada berpangkat jenderal bintang dua memiliki kuasa untuk memberikan perintah kepada Bharada E sekalipun itu perintah jahat. Sedang Richard hanya dapat mematuhi yang bila ditolak tentu ada hukuman tersendiri.
"Jadi jelas menurut saya jelas tanggung jawab yang memberi perintah itu, jauh lebih besar. Malah katakan saja yang diperintah itu, itu orang kecil, orang kecil biasa melakukan karena dia juga tahu akibatnya buruk kalau tidak melakukannya," pungkas ahli filsafat moral itu.
Dirinya juga menambahkan setiap orang tentu punya kesadaran akan bertindak jahat secara sadar. Sekalipun harus merenggang nyawa orang.
Namun ia juga tidak membenarkan kejadian penembakan yang dilakukan Richard, sekalipun sudah ada perintah dari atasannya.
"Dia menyadari menembak orang tidak bisa dibenarkan sama sekali, sekaligus dia mendapat perintah. Kalau dia ada di bawah pressure, pertama pressure waktu, kedua pressure budaya ketaatan yang dalam kepolisian amat penting. Tidak bisa di situ setiap orang berunding dulu apakah iya atau tidak, apalagi dalam situasi ini dia bisa menjadi sangat bingung. Dan mungkin akhirnya langsung bertindak sesuai secara instingtual, itu keluar," papar dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perpindahan tanggungjawab itu apabila bawahan tersebut menyelewengkan perintah atasan.
Baca SelengkapnyaKalimat imperatif termasuk jenis kalimat yang sering digunakan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMalah semestinya penolakan merupakan suatu keharusan bagi seorang bawahan.
Baca SelengkapnyaRomo Magnis mengingatkan, bahwa Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karena itu, hal yang harus dituntut kepadanya adalah etika.
Baca SelengkapnyaPesan Komjen Anang Revandoko di hadapan ratusan anggotanya di Brimob.
Baca Selengkapnya