Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Romo Magnis Nilai Tanggung Jawab Sambo Lebih Besar karena Perintahkan Bharada E

Romo Magnis Nilai Tanggung Jawab Sambo Lebih Besar karena Perintahkan Bharada E Bharada E hadapi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo memberikan perintah kepada Bharada Richard Eliezer untuk menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang berakhir dengan kematian. Ahli Filsafat Moral, Franz Magnis Suseno berpendapat, bahwa Sambo memiliki tanggungjawab yang lebih besar atas perintah penembakan itu.

Magnis dihadirkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan oleh kuasa tim kuasa hukum Bharada Richard Eliezer dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Dirinya dipanggil untuk memberikan kesaksian yang dapat meringankan Richard.

Mulanya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan antara yang memerintah dan diperintahkan siapa pidananya lebih berat.

Magnis menjelaskan bahwa yang memerintah tentu yang pidananya lebih berat. Ia pun mengaitkan kasus tersebut pada zaman Nazi di Jerman yang pada saat itu orang-orang kerap menerima perintah dan merasa terancam bila tidak melakukannya.

"Dalam pembicaraan mengenai yang terjadi di zaman Nazi, di Jerman. Di mana berulang kali orang melakukan perintah-perintah karena diperintahkan, mungkin dia juga terancam kalau tidak melaksanakan perintah," ungkap Magnis dalam ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/12).

Ia pun berpendapat budaya orang yang memberikan perintah kerap kali tidak dididik dan tidak dilatih untuk dapat bertanggungjawab. Melainkan mereka hanya tau memberi perintah tiap saat.

Terlebih dalam kasus pembunuhan brigadir J, Sambo selaku orang yang pada berpangkat jenderal bintang dua memiliki kuasa untuk memberikan perintah kepada Bharada E sekalipun itu perintah jahat. Sedang Richard hanya dapat mematuhi yang bila ditolak tentu ada hukuman tersendiri.

"Jadi jelas menurut saya jelas tanggung jawab yang memberi perintah itu, jauh lebih besar. Malah katakan saja yang diperintah itu, itu orang kecil, orang kecil biasa melakukan karena dia juga tahu akibatnya buruk kalau tidak melakukannya," pungkas ahli filsafat moral itu.

Dirinya juga menambahkan setiap orang tentu punya kesadaran akan bertindak jahat secara sadar. Sekalipun harus merenggang nyawa orang.

Namun ia juga tidak membenarkan kejadian penembakan yang dilakukan Richard, sekalipun sudah ada perintah dari atasannya.

"Dia menyadari menembak orang tidak bisa dibenarkan sama sekali, sekaligus dia mendapat perintah. Kalau dia ada di bawah pressure, pertama pressure waktu, kedua pressure budaya ketaatan yang dalam kepolisian amat penting. Tidak bisa di situ setiap orang berunding dulu apakah iya atau tidak, apalagi dalam situasi ini dia bisa menjadi sangat bingung. Dan mungkin akhirnya langsung bertindak sesuai secara instingtual, itu keluar," papar dia.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sidang Kasus SYL, Ahli Sebut Tanggungjawab Atasan Dapat Berpindah ke Bawahan
Sidang Kasus SYL, Ahli Sebut Tanggungjawab Atasan Dapat Berpindah ke Bawahan

Perpindahan tanggungjawab itu apabila bawahan tersebut menyelewengkan perintah atasan.

Baca Selengkapnya
Kalimat Imperatif adalah Kalimat Perintah, Ketahui Jenis dan Contohnya
Kalimat Imperatif adalah Kalimat Perintah, Ketahui Jenis dan Contohnya

Kalimat imperatif termasuk jenis kalimat yang sering digunakan sehari-hari.

Baca Selengkapnya
SYL Perintahkan Anak Buah Penuhi Kebutuhan Pribadi, Ahil Sebut Bawahan Harus Berani Tolak Atasan yang Tak Sesuai
SYL Perintahkan Anak Buah Penuhi Kebutuhan Pribadi, Ahil Sebut Bawahan Harus Berani Tolak Atasan yang Tak Sesuai

Malah semestinya penolakan merupakan suatu keharusan bagi seorang bawahan.

Baca Selengkapnya
Romo Magnis di Sidang Sengketa Pilpres: Presiden Seperti Bos Mafia Jika Pakai Kekuasaan untuk Untungkan Pihak Tertentu
Romo Magnis di Sidang Sengketa Pilpres: Presiden Seperti Bos Mafia Jika Pakai Kekuasaan untuk Untungkan Pihak Tertentu

Romo Magnis mengingatkan, bahwa Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karena itu, hal yang harus dituntut kepadanya adalah etika.

Baca Selengkapnya
Arahan Komandan Brimob kepada Anggota 'Kau Menyentuh Bharada Saya, Sama Saja Menyentuh Bintang 3 Saya'
Arahan Komandan Brimob kepada Anggota 'Kau Menyentuh Bharada Saya, Sama Saja Menyentuh Bintang 3 Saya'

Pesan Komjen Anang Revandoko di hadapan ratusan anggotanya di Brimob.

Baca Selengkapnya