RS Permata Bekasi akui pakai vaksin palsu dari Oktober 2015
Merdeka.com - RS Permata Bekasi masuk dalam list 14 rumah sakit penyedia vaksin palsu yang diungkapkan Kementerian Kesehatan. Manajemen Rumah Sakit Permata Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengakui menggunakan satu jenis vaksin yang diduga palsu pada kurun Oktober 2015-Mei 2016.
"Dari tujuh jenis yang diduga palsu oleh Kementerian Kesehatan, kami hanya membeli satu jenis vaksin jenis Pediacel dari distributor CV Azka Medical," kata Manajer Pelayanan Medis, Siti Yunita, di Bekasi. Demikian dikutip dari Antara, Sabtu (16/7).
Vaksin jenis Pediacel disuntikkan kepada pasien untuk keperluan antisipasi penyakit DPT, HiB dan polio dalam rentang waktu penggunaan Oktober 2015 hingga Juni 2016.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Di mana pengedar Pil Koplo membeli barang? 'Saya beli ini di Tangerang Selatan. Satu paket. Saya tahunya dari teman. Saya jualan ini baru dua bulan,' kata Gery, dikutip dari YouTube Liputan6 (22/2).
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
Pihaknya mengklaim jumlah vaksin tersebut dalam rentang waktu Oktober 2015 hingga Mei 2016 sebanyak 45 vial atau kemasan botol kecil.
Manajemen rumah sakit masih melakukan pendataan jumlah pasien penerima vaksin yang diduga palsu tersebut.
"Estimasi jumlah pasien penguna Pediacel yang kita hitung berada pada kisaran 45 orang. Namun kami perkirakan jumlahnya tidak sampai segitu, karena satu pasien bisa pakai dua sampai tiga vial," katanya.
Dikatakannya, alasan pihaknya memilih distributor tidak resmi itu dikarenakan dua kompetitor distributor lain yakni PT Anugrah Prima Lestari (APL) dan PT Sagi Capri telah kehabisan stok.
"Distributor CV Azka Medical merupakan pilihan terakhir karena dua kompetitornya sedang mengalami kekosongan setok Pediacel pada saat itu," katanya.
Pihaknya juga mengakui ada kelemahan sistem manajemen hingga vaksin tersebut lolos verifikasi keamanan rumah sakit.
"Alasan kami memilih distributor CV Azka Medical juga dikarenakan sulitnya membedakan vaksin asli dan palsu. Sebab harga tidak jauh berbeda yakni Rp 866 ribu per vial yang sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Selain itu, kemasan yang digunakan pun mirip dengan distributor lain dengan ciri memiliki batch register Ditjen POM, masa kedaluwarsa, nomor register dan keterangan principal.
Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, kata dia, manajemen RS Permata Bekasi siap melakukan vaksin ulang secara gratis kepada pasien yang merasa dirugikan.
"Kami melalui telepon, surat resmi atau kurir telah menghubungi pasien yang diduga terkontaminasi vaksin palsu untuk divaksinasi dengan menggunakan produk dari distributor resmi yang disarankan Kementerian Kesehatan," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak BPJS berupaya melakukan tuntutan perdata terhadap managemen rumah sakit untuk segera mengembalikan dana kerugian tersebut.
Baca SelengkapnyaMengetahui masalah tersebut, Pahala Nainggolan tak segan-segan menempuh jalur hukum
Baca SelengkapnyaAde Ary menerangkan, pihaknya akan mengambil sampel DNA dari bayi.
Baca SelengkapnyaHal ini dipastikan setelah dilakukan tes DNA yang dilaksanakan oleh Pusat Dokter Kesehatan (Pusdokkes) Polri.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sudah berkoordinasi dan meminta klarifikasi tertulis dari pihak manajemen RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaMengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati
Baca SelengkapnyaKasus dugaan bayi tertukar di Rumah Sakit (RS) Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, menemukan titik terang.
Baca SelengkapnyaKeluarga berharap upaya mereka mencari keadilan akan membuahkan hasil manis.
Baca SelengkapnyaPasien tersebut mengaku diminta menebus obat dan alat untuk bayinya padahal sudah memakai BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaSang ibu sempat curiga dengan perbedaan rambut anak diberi ASI dengan dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaRauf mengungkapkan fakta baru dalam kasus dugaan anaknya tertukar di RS Islam Cempaka Putih.
Baca Selengkapnya