RS Siloam Palembang Buka Peluang Mediasi Perawat dan Penganiaya
Merdeka.com - Manajemen Rumah Sakit Siloam Sriwijaya mengapresiasi kinerja Polri yang menangkap tersangka penganiayaan perawatnya yang viral di media sosial. Manajemen pun membuka peluang mediasi antara korban dan tersangka.
Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang Bona Fernando mengaku mendukung penuh langkah korban yang cepat melaporkan kasus itu ke polisi. Secara institusi, pihaknya menyesalkan kekerasan terhadap pegawainya.
"Kami sesalkan kejadian itu, apa pun bentuknya, kekerasan terhadap pegawai kami kecam. Kami apresiasi polisi menangkap pelaku," ungkap Bona, Sabtu (16/4).Meski demikian, pihaknya tetap membuka kemungkinan mediasi antara korban dan tersangka. Mediasi damai itu akan dilakukan jika ada iktikad baik dari tersangka untuk menemui korban dan rumah sakit.
-
Siapa yang beri apresiasi ke Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini. Dalam survei tersebut Polri menempati urutan teratas setelah TNI sebagai lembaga yang memiliki citra terbaik. 'Kami dari DPP PMPI sangat mengapresiasi hasil rilis dari survei dari rilis Litbang Kompas terkait dengan citra positif lembaga negara,' ujar Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indonesia (PMPI) Khusniyati, Sabtu (22/6).
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Siapa yang mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Bagaimana kasus viral membuat polisi bergerak? Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang memuji keputusan Polri? Keputusan tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni.
"Tentu peluang damai terbuka dan masih ada," kata dia.
Hanya, semua keputusan diserahkan kepada korban sebagai pelapor. Pihaknya hanya memberikan masukan demi kebaikan bersama.
"Kita serahkan sepenuhnya ke perawat (korban). Kalau nanti dia (tersangka) datang untuk meminta maaf dan perawat bersedia untuk menerima permohonan maaf, ya apa salahnya," ujarnya.
Bona menegaskan, pihaknya akan melindungi semua pegawainya atas kekerasan apa pun. Kasus ini menjadi atensi khusus dan berharap tidak terulang lagi.
"Kami lindungi semua tenaga kesehatan, kejadian ini menjadi pelajaran," tegasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kuasa hukum menegaskan korban tidak memiliki motivasi lain seperti yang disebut jenderal bintang dua itu.
Baca SelengkapnyaBentrokan Brimob dengan TNI AL diredam melalui proses mediasi para pimpinan Polri dan TNI
Baca SelengkapnyaKepala Puskesmas Kampili, Imran membenarkan video tersebut dan terjadi Minggu (5/11).
Baca SelengkapnyaLetjen TNI Muhammad Hasan juga menemui pihak keluarga dari Raden Barus yang dilaporkan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaTerkait lima dokter senior RSUP dr Kariadi, Artanto tidak menjelaskan nama secara detail.
Baca Selengkapnya22 Pesilat PSHT diduga menjadi pelaku pengeroyokan untuk dimintai keterangan di Mapolres Jember.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim investigasi dari Kemenkes bersama polisi sedang bergerak untuk membongkar dugaan perundungan pada sistem praktik pendidikan dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PB IDI, Dr. Mohammad Adib Khumaidi mengatakan pendampingan hukum kepada dokter yang terjerat hukum merupaka tanggung jawab organisasi.
Baca SelengkapnyaPerawat tersebut sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaSunan mengunggah story seperti berada di ruang perawatan sebuah rumah sakit.
Baca Selengkapnya"Saya mendorong agar kepolisian segera menangani kasus bullying ini secara cepat," kata Saleh Partaonan Daulay.
Baca Selengkapnya"Kami sudah mengambil keterangan dari 9 orang, 4 dari anggota Dit Polairud, 3 Masyarakat dan 2 dari pelaku," kata Kabid Propam Polda Sultra, Mochammad Sholeh.
Baca Selengkapnya