RSUD Indrasari : Bayi ditahan karena butuh perawatan medis
Merdeka.com - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat membantah meminta bayaran biaya persalinan pasien BPJS Kesehatan atas nama Musrini (33) warga Desa Kuantan Babu, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, senilai Rp 1.050.000 sehingga menyandera bayinya di rumah sakit tersebut.
Kepala Tata Usaha RSUD Indrasari Rengat, Ibrahim Halimin kepada wartawan Selasa (7/10) menegaskan pihaknya tidak ada meminta tagihan biaya kepada pasien operasi persalinan atas nama Musrini.
Menurut dia pasien tersebut mulai dirawat pada Rabu (1/10) dan mendapat perawatan selama dua hari hingga akhirnya menjalani operasi persalinan pada Jumat (3/10). Musrini tercatat sebagai pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan Mandiri.
-
Mengapa berat badan bayi yang rendah menjadi masalah? Berat badan bayi yang terlalu rendah bisa menghambat perkembangannya serta berdampak pada kesehatan.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Kenapa bayi menangis? Seorang bayi masih belum bisa berbicara dan menyampaikan keinginannya. Salah satu cara komunikasi yang bisa mereka lakukan adalah menangis.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Bagaimana bayi bisa ditinggal sendirian? 'Bayi dapat ditinggal sendirian untuk tidur siang, terutama jika mereka berada di kasur yang kokoh tanpa selimut atau bantal berbulu, dengan pakaian yang pas, seperti yang direkomendasikan untuk mencegah SIDS,' terang Dr. Howe.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
Kemudian, dia melanjutkan, pada Minggu (5/10) setelah menjalani operasi dan Musrini dinyatakan pulih, pihak RSUD menyarankan sudah bisa pulang. Namun, bayinya masih ditahan karena masih membutuhkan perawatan medis.
"Dari keterangan dokter bayi itu harus membutuhkan perawatan, sehingga ketika Musrini sudah dinyatakan bisa pulang bayinya kami tahan. Tapi bukan karena adanya tagihan. Itu tidak benar," katanya.
Ibrahim juga menambahkan, setelah mendapat kabar bahwa penahanan bayi Musrini karena ada tagihan biaya senilai Rp 1.050.000, pihaknya langsung meminta keterangan kepada kasir di ruang Irna anak. Namun, petugas kasir mengaku tidak meminta tagihan kepada pasien tersebut.
Selain itu, kata Ibrahim, dia juga telah menanyakan kepada Musrini terkait tagihan tersebut. Musrini juga mengaku tidak melakukan pembayaran.
"Maksud kami menanyakan hal itu mana tau ada oknum dari pihak RSUD yang sengaja meminta pembayaran maka kami bertanggung jawab untuk mengembalikannya. Tapi setelah kami tanyakan kepada Musrini, dia mengaku tidak mengenali oknum tersebut dan tidak diminta melakukan pembayaran," kata Ibrahim.
Ibrahim berharap kepada semua pihak hendaknya dapat memahami tugas dan prosedur perawatan pasien. "Sebagai manusia kami tidaklah mungkin menahan bayi itu hanya karena soal biaya. Itu tidak mungkin. Sekali lagi kami jelaskan, bahwa bayi tersebut ditahan karena masih membutuhkan perawatan dan pemulihan pasca-operasi," ujarnya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar di sebuah rumah sakit (RS) kawasan Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.
Baca SelengkapnyaTata dibantarkan karena mengalami kondisi kesehatan. Dia sedang hamil usia empat bulan.
Baca SelengkapnyaArif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca SelengkapnyaDiketahui, istri dari MR menjalani proses lahiran secara cesar pada Senin, 16 November 2024.
Baca SelengkapnyaSang ibu menuntut pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istri ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta
Baca Selengkapnya