Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Malangsari Karawang Numpang di Halaman Rumah Warga
Merdeka.com - Ratusan siswa SDN Malangsari II, Desa Malangsari, Pedes, Karawang terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menumpang di rumah warga sekitar sekolah. Penyebabnya, tiga ruang kelas ambruk sejak dua tahun lalu. Sementara tiga ruang kelas lainnya sedang dalam renovasi karena rusak parah dan nyaris ambruk.
Pantauan merdeka.com di lapangan, para siswa belajar dengan kursi seadanya. Mirisnya, ada sebagian siswa duduk di halaman rumah warga. Beratap terpal dan teriknya panas, siswa dengan seksama memperhatikan guru mereka mengajar.
Guru SDN Malangsari II, Agus Setiayana mengatakan siswa terpaksa menumpang di rumah warga karena tidak ada ruang kelas yang bisa digunakan untuk proses belajar mengajar. Bahkan, menurutnya, tiga ruang kelas yang rusak sejak dua tahun lalu masih belum diperbaiki.
-
Apa yang dilakukan siswa terhadap gurunya? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa yang dipeluk oleh para siswa? Saat dikelilingi para siswa, sang ibu kantin nampak berbusana sederhana. Sosoknya tampil dengan setelan berwarna merah lengkap berkacamata. Saking dekatnya, para siswa tak segan untuk memeluk ibu kantin sebagai tanda perpisahan.
-
Bagaimana suasana di kampus? Suasana kampus jadi ramai dengan mahasiswa yang ingin foto bareng Arhan dan istrinya.
-
Kenapa siswa di SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
"Terpaksa siswa belajar di halaman rumah warga dengan kondisi memprihatinkan karena tidak ruang kelas yang tidak bisa digunakan," kata Agus, Senin (14/10).
©2019 Merdeka.com/Bram SalamAkibatnya, para siswa yang berjumlah 170 orang mulai kelas 1 hingga kelas 6 dan guru terpaksa proses belajar mengajar di halaman rumah warga. Kegiatan belajar dibuat secara bergantian, pagi dan siang.
"Dalam belajar secara bergantian, ada yang belajar pagi dan siang," ujarnya.
Dia menyesalkan, anak-anak harus belajar di luar ruangan dalam kondisi darurat. Kondisi tidak nyaman ini, kata Agus, berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.
"Sebetulnya tidak nyaman dengan kondisi seperti ini, namun tidak ada cara lain yang bisa dilakukan," sesalnya.
©2019 Merdeka.com/Bram SalamSalah satu siswa kelas 3, Adi (9) mengeluhkan aktivitas belajar tidak nyaman karena panas terik dan kadang berdebu.
"Belajar tidak tenang dan nyaman, panas dan berdebu," singkatnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen Prihantomo di Sragen, mengatakan plafon ambrol tersebut terjadi di SDN Kalijambe.
Baca SelengkapnyaKondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca SelengkapnyaSDN yang ruang kelasnya ambruk akibat goncangan gempa berada di Kampung Cilangiri, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi.
Baca SelengkapnyaDisdik ingatkan pihak sekolah jika tidak memungkin bawa kendaraan karena keterbatasan lahan, maka jangan dilakukan,
Baca SelengkapnyaAmbruknya atap sejumlah ruang kelas pada SDN Kedaung Depok itu terjadi seusai diguyur hujan deras pada Jumat (15/3) kemarin.
Baca SelengkapnyaPuluhan siswa SD Negeri Suci 05 di Kabupaten Jember belajar dalam kondisi prihatin. Gedung sekolah mereka lapuk bahkan diduga menjadi sarang ular.
Baca SelengkapnyaUntungnya saat kejadian sore hari itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaGuru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca Selengkapnya