Ruang Kelas SD GMIT dan SMP Satu Atap di Kabupaten Kupang Diobrak-abrik OTK
Merdeka.com - Sejumlah ruang kelas di SD GMIT Oehani dan SMP Satu Atap Negeri 3 Taebenu di Desa Kuaklao, Kecamatan Tabenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) diobrak-abrik orang tak dikenal, Kamis (16/9) siang kemarin.
Sejumlah foto yang beberapa dan viral di media sosial menunjukkan, fasilitas sekolah seperti meja, kursi, buku-buku dirusak. Bahkan dalam foto nampak bendera merah putih pun dibiarkan jatuh di lantai.
Warga Desa Kuaklao, Simson Yunedi Tanu yang rumahnya tidak jauh dari sekolah tersebut menjelaskan, saat kejadian kampung mereka sepi ditinggal warga karena mengikuti ibadah pemakaman di kampung tetangga.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang menyerang sekolah PBB? Serangan tersebut ditujukan ke Sekolah Abu Hussein yang disponsori Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kamp pengungsi Jabalia, kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
-
Siapa saja yang mengajar di sekolah pencuri? Pengajar dari tempat ini yaitu anggota geng, dan pelaku kriminal yang pernah dihukum.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Siapa yang terlibat dalam penganiayaan anak SD di Jombang? “Katanya orangtuanya (korban) diajak main layangan, kok tiba-tiba dihajar. Tidak dikeroyok, tapi satu lawan satu,“ ungkap Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono.
-
Siapa yang membacok pelajar di Bogor? 'Tiba-tiba pelajar dari sekolah lain dari belakang menganiaya dengan membacok P di pinggang dan I di kepala. Setelah membacok pelajar tersebut langsung pergi,' ujarnya.
Menurut Simson, anak-anak menceritakan bahwa saat itu mereka melihat sebuah mobil parkir di depan sekolah.
Setelah itu dua orang turun memakai pakaian serba hitam serta bertopeng dan menanyakan kepada anak-anak, apakah benar yang mereka tuju SD GMIT Oehani.
Setelah mendapat jawaban yang benar, kedua orang tersebut berjalan masuk ke dalam sekolah, lalu merusak fasilitas di dalam kelas yang hingga saat ini, warga mengaku belum mengetahui motif dari kejadian ini.
"Kejadian sekitar jam 2 lewat ato jam 3 lewat. Kami pulang dari ibadah pemakaman baru anak-anak cerita. Katanya dua orang pake topeng dan masuk kasi rusak meja kursi di dalam kelas, anak-anak hanya dengar bunyi dari luar," jelasnya, Sabtu (17/9).
Menurut Simson, saat kejadian seluruh siswa sudah pulang ke rumah masing-masing karena pemberlakuan sekolah tatap muka terbatas. Sebelum kejadian ada juga kegiatan dari sebuah LSM di sekolah tersebut, namun telah selesai.
"Tetangga yang dekat sekolah waktu itu tidak ikutan ibadah pemakaman di desa sebelah jadi dia dengar, ada yang banting-banting barang dalam sekolah. Tapi dia berpikir bahwa itu mungkin anak-anak yang sedang bermain di kompleks sekolah," ungkapnya melalui sambungan telepon whatsapp.
Simson mengaku, sebagai masyarakat yang langsung berdekatan dengan sekolah tidak ingin ada polemik sehingga dekati kepala sekolah, lalu menelpon babinsa dan bhabinkamtibmas untuk berkoordinasi, lalu melaporkan kejadian ini ke Polsek Kupang Tengah untuk ditangani.
"Setelah lapor di Polsek Kupang Tengah, mereka hanya arahkan bahwa pulang saja nanti kasi tinggal nomor telepon supaya nanti ada masalah lagi tinggal telepon dong (Polsek Kupang Tengah)," ujarnya.
Yang menjadi kekuatiran Simson dan warga lainnya adalah saling curiga antar mereka, jika ini tidak cepat ditangani oleh kepolisian. Bahkan dia menilai kejadian ini merupakan salah satu bentuk teror terhadap mereka.
"Kami berharap polisi menangani persoalan ini sehingga menjadi terang, jangan sampai ada dari pihak sekolah sendiri yang bermasalah dengan pihak luar, atau seperti apa kami kurang tau juga. Tapi ini kan salah karena mereka merusak fasilitas umum, apalagi fasilitas pendidikan," pungkasnya.
Kapolres Kupang, AKBP Aldinan RJH Manurung yang dikonfirmasi Jumat (17/9) petang menyatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan dengan menggali keterangan dari saksi-saki guna memburu para terduga pelaku.
"Anggota masih melakukan olah tempat kejadian perkara," jelas Aldinan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Papua Merdeka (OPM) dengan brutal membakar sekolahan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaMotif dua pelajar melakukan perusakan dan pembakaran kelas masih didalami.
Baca SelengkapnyaTerbaru, sekolah di kawasan Pegunungan Bintang dibakar pada 12 Juli 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaKKB juga sempat terlibat kontak tembak dengan TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaPembakaran ini dilakukan saat sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar pada Jumat ini hari.
Baca SelengkapnyaTeror itu terjadi pada Jumat, 12 Juli 2024 dilakukan oleh anggota KKB Memokon, Jender Siktaop Alias Usoki, Aquino Kaladana, Yuni Mimin dan Enos Kakyarmabin.
Baca SelengkapnyaAmbruknya atap sejumlah ruang kelas pada SDN Kedaung Depok itu terjadi seusai diguyur hujan deras pada Jumat (15/3) kemarin.
Baca SelengkapnyaModusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.
Baca SelengkapnyaBubarkan Tawuran Pelajar, Satpam SMP di Bantul Malah Disabet Pakai Sajam
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaDua guru di NTT dipolisikan karena kasus penganiayaan anak di bawah umur.
Baca Selengkapnya