Ruhut soal Rizieq: Dia manusia enggak punya nyali

Merdeka.com - Mantan Anggota Komisi III Ruhut Sitompul mengatakan, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab telah menghindar dari pemeriksaan polisi terkait kasus percakapan berkonten pornografi dengan Firza Husein dengan pergi ke Malaysia dan Arab Saudi. Ruhut menyindir Rizieq tak punya nyali dengan mangkir dua kali dari pemeriksaan polisi.

"Oh jelas menghindar. Kan saya tahu, saya kan lawyer, dia manusia enggak punya nyali kok, kan dia pernah ditahan dulu," kata Ruhut saat dihubungi, Rabu (17/5).

Ruhut menegaskan, Rizieq harus berani mempertanggungjawabkan perbuatannya jika tak merasa melakukannya. Bahkan dia tak segan menyebut Rizieq adalah dalang dari kegaduhan di Jakarta.

"Sebenarnya Habib Rizieq harus berani mempertanggungjawabkan semua perbuatannya membuat Indonesia ini istimewa Jakarta menjadi gaduh. Saya sedih kalau mendengar yang memulai adalah Ahok. Yang memulai itu adalah Rizieq," ujarnya.

Perbuatan yang dilakukan Rizieq, kata Ruhut, telah mengindikasikan dirinya bakal segera menyandang status tersangka. Apalagi, ancaman hukuman untuk kasus pornografi cukup berat. Belum lagi, masalah ucapan Rizieq yang diduga menistakan agama lain.

"Kita hormati profesionalisme polisi, sebenarnya sudah kuat dia menjadi tersangka tapi kita tunggu dan saya maklumi. Rizieq mestinya bersyukur karena kesabaran polisi selama ini. Mestinya yang jadi tersangka terpidana itu Rizieq bukan Ahok," tegasnya.

Politikus Demokrat ini menambahkan, tuhan akhirnya membalas tindakan Rizieq kepada Ahok dengan berbagai kasus yang membelitnya.

"Nah itu yang saya bilang Tuhan bekerja untuk menghakimi dan menghukum yang namanya Rizieq dan saya yakin hukum Indonesia tidak main-main untuk ini," tegas Ruhut.

Dia mengimbau semua pihak menunggu proses yang dijalankan penegak hukum. Kendati demikian, Ruhut mendukung langkah penegak hukum untuk memproses kasus dugaan percakapan berbau porno antara Rizieq dengan Firza.

"Tunggu saja lah, tinggal menunggu waktu. Tapi kita mohon semua dukung polisi, kapolri, kapolda, kapolres dan jajarannya. Begitu juga kita dukung jaksa yang melakukan tahap berikutnya dan pengadilan biar menghukumnya," pungkasnya.