Ruki dibombardir kritik, diminta segera lengser
Merdeka.com - Pelimpahan kasus rekening gendut Komjen Pol Budi Gunawan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Kejaksaan Agung menimbulkan reaksi negatif. Pegawai KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK pun sempat menggelar aksi.
Plt Ketua KPK Taufiqqurahman Ruki dinilai tidak punya keberanian menuntaskan kasus jenderal tiga tersebut. Ruki pun dianggap pesimis dalam upaya memberantas korupsi.
Ruki juga dicurigai ditanam untuk melemahkan lembaga tersebut. Kondisi ini membuat masyarakat dan semua unsur pendukung pemberantasan korupsi di Indonesia khawatir.
-
Kenapa Karutan KPK tidak melaporkan pungli ke atasannya? 'Justru yang dilakukan terperiksa sebagai Kepala Rutan dengan memaklumi keadaan tersebut dan tidak pernah melaporkan ke atasannya tentang pungutan liar di Rutan KPK,' sambung dia.
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Kenapa TKN tak siapkan pakar khusus untuk Prabowo? Tim Kampanye Nasional (TKN) tidak menyiapkan pakar khusus untuk membantu persiapan debat Prabowo-Gibran. Karena temanya bukan jadi masalah bagi Prabowo dan Gibran.
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
Berikut kritik keras terhadap Ruki seperti dihimpun merdeka.com, Kamis (5/3):
Ruki dinilai lemahkan KPK
Peneliti Indonesia Institute for Development and Democracy (INDED), Arif Susanto mengatakan, pernyataan Plt Ketua KPK Taufiequrahman Ruki yang menyebut bahwa mereka telah kalah dalam kasus Budi Gunawan, merupakan upaya pelemahan KPK dari dalam."Kita memang memiliki sejumlah koreksi terhadap para pimpinan KPK terdahulu. Tapi kita akui, mereka semua setidaknya masih bersikap pantang mundur. Tapi pimpinan KPK saat ini, yang belum dianggap sah karena baru Plt sementara, yaitu Taufiequrahman Ruki, malah dengan mudahnya mengatakan bahwa KPK kalah," kata Arif dalam sebuah diskusi di Jalan KH Agus Salim, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).Arif menyarankan, Ruki sebaiknya mundur dari jabatannya yang sementara di KPK saat ini. Hal itu agar upaya-upaya pelemahan KPK tidak semakin gencar, apalagi berakibat fatal karena dilakukan langsung dari dalam jantung pertahanan KPK itu sendiri."Maka sebaiknya dia mundur, karena selama ini belum ada ketua KPK yang menyerah dan mengaku kalah terhadap kejahatan korupsi. Ini adalah preseden buruk karena negara jelas-jelas kalah dari kekuatan jahat korupsi itu sendiri," tandasnya.
Eks pimpinan KPK turun gunung temui Ruki
Mantan Pimpinan KPK Tumpak Hatorangan Panggabean melakukan pertemuan tertutup dengan pimpinan KPK sementara. Menurutnya, pertemuan itu hanya sekadar silaturahmi dan berbagi cerita ketika memimpin KPK."Pertemuan tadi hanya pertemuan silaturahmi antara kami pimpinan yang pertama dengan Plt (pimpinan KPK sementara). Tidak ada pembahasan mengenai apa-apa hanya bercerita sejarah dulu-dulu sampai dengan sekarang," kata Tumpak usai pertemuan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (4/2).Tumpak, yang juga pernah menjadi Plt Ketua KPK, membantah pertemuan itu terkait pelimpahan kasus rekening gendut Komjen Pol Budi Gunawan oleh KPK ke Kejaksaan Agung."Itu tidak dibahas," singkat dia.Lanjut dia, dalam pertemuan itu Tumpak memberikan nasihat supaya menjaga kekompakan di KPK. Apalagi akibat pelimpahan kasus Budi Gunawan, pegawai KPK protes kepada Plt Ketua KPK Taufiqqurahman Ruki."Tentunya kami memberi nasihat-nasihat supaya KPK tetap solid, tetap komitmen dalam pemberantasan korupsi. Ini kan ceritanya karena kemarin terjadi semacam demo-demo (demonstrasi pegawai KPK)," pungkas dia.
Jimly sesalkan KPK tak tuntaskan kasus Komjen Budi Gunawan
Anggota Tim Sembilan Jimly Asshiddiqie mengaku kesal atas pelimpahan berkas kasus yang mendera Komjen Budi Gunawan (BG) ke Kejaksaan Agung (Kejagung). Jimly menilai seharusnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa menuntaskan kasus tersebut."Di praperadilan kasus BG ini memang telah dimenangkan. Substansinya pelimpahan berkas oleh KPK agar tidak ada konflik kepentingan, namun secara teori kalau KPK bisa memperbaiki berkasnya tersebut, sesuai aturan BG bisa jadi tersangka lagi," ujar Jimly di Gedung Marina, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (4/3).Mantan ketua MK ini menyesalkan pelimpahan berkas Kalemdikpol Polri tersebut. Dia menilai pelimpahan berkas memberikan kesan tidak baik di masyarakat."Ini memang masalah waktu, menurut saya ini terlalu cepat. Lebih baik jangan sekarang supaya tidak menjadi kesan yang tidak baik oleh masyarakat," ungkapnya.Ketika ditanya mengenai pernyataan Taufiequrachman Ruki yang telah menyatakan kalah, Jimly menganggap hal tersebut dapat membuat kecewa semua masyarakat yang mendukung pemberantasan korupsi."Tapi kita harus percaya pak Ruki, beliau juga salah satu pendiri KPK dan mungkin ini salah satu langkah yang baik," tambahnya.
Ruki dicurigai sengaja ditanam di KPK
Pegawai KPK gerah dengan kebijakan pimpinan KPK sementara yang melimpahkan kasus Komjen Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung. Mereka menilai tindakan itu sebagai bentuk kekalahan KPK melawan koruptor.Salah satu orator menuding Plt Ketua KPK, Taufiqqurahman Ruki dan Indriyanto Seno Adji adalah aktor yang disusupkan ke lembaga antirasuah tersebut. Mereka disinyalir bertugas melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia."Kami tidak peduli bentuk sinergi kalau ada hantu-hantu sempalan yang coba dimasukkan ke tempat kami berjuang," kata orator di depan gedung KPK Jakarta, Selasa (3/3).Diketahui, Humas KPK pun mengeluarkan pernyataan tertulis pagi ini. Pernyataan tersebut berisi penolakan putusan Pimpinan KPK yang melimpahkan kasus Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung, meminta Pimpinan KPK mengajukan upaya hukum PK atas putusan praperadilan kasus Budi, dan meminta Pimpinan menjelaskan secara terbuka strategi pemberantasan korupsi KPK kepada pegawai KPK.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agus Rahardjo Ngaku Diintervensi Jokowi, Firli Bahuri: Saya Kira Semua Akan Alami Tekanan
Baca SelengkapnyaAsep Guntur ingin mundur dari KPK buntut kasus suap Kepala Basarnas.
Baca SelengkapnyaFirli mengisyaratkan menolak pengunduran diri Asep Guntur dari KPK.
Baca SelengkapnyaPimpinan tetap meminta Brigjen Asep Guntur menjadi Direktur Penyidikan dan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPK Johanis Tanak menyatakan empat pimpinan KPK akan berembuk apakah memberi bantuan hukum.
Baca SelengkapnyaYudhi lantas mengingatkan agar tidak ada pihak yang berupaya merintangi penyelidikan.
Baca SelengkapnyaPermintaan maaf petinggi KPK usai penetapan Kepala Basarnas jadi tersangka menunai polemik.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas ditetapkan menjadi tersangka. Tetapi, KPK malah minta maaf.
Baca SelengkapnyaAsep menjadi Dirdik KPK pada Juni 2022. Asep juga dipercaya menjadi Plt Deputi Penindakan dan Ekskusi KPK menggantikan Irjen Karyoto
Baca SelengkapnyaHal ini karena justru sebagai pimpinan lembaga antirasuah malah bekerjasama dengan tersangka.
Baca SelengkapnyaKaryoto mengatakan soal pencopotan dirinya kewenangan penuh dari Kapolri selaku atasan yang berhak merotasi jabatan anggota
Baca SelengkapnyaFirli mengaku butuh waktu sendiri dan lelah, karena menangani kasus tersebut
Baca Selengkapnya