Ruki tuding SDA berulah bikin tahanan Guntur enggan Jumatan

Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menganggap tersangka dugaan korupsi ibadah haji di Kementerian Agama, Suryadharma Ali (SDA) dalang di balik adanya pemberontakan dari tersangka di rumah tahanan (Rutan) Guntur. Pasalnya, sejak bekas Menteri Agama itu ditahan di Rutan Guntur para tersangka menolak salat Jumat di gedung KPK.

"Mereka diberikan kesempatan salat Jumat di auditorium tapi sejak ada SDA mereka enggak mau di auditorium gedung KPK beragam alasannya," kata Plt Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki dalam keterangan pers di gedung KPK, Jakarta, Selasa (23/6).

Ruki menuturkan sebelum mantan pimpinan Partai PPP itu ditahan di Rutan Guntur, para tersangka biasanya dijemput dengan menggunakan mobil tahanan untuk menjalankan salat Jumat di gedung KPK. Namun, sejak Suryadharma mendekam di sana, lanjut Ruki, para tersangka merasa keberatan dan menolak untuk ikut.

Lebih jauh, Ruki membeberkan gelagat para tersangka di Rutan Guntur termasuk Suryadharma. Menurut laporan petugas tahanan kepada KPK, para tersangka tidak pernah melakukan kajian agama Islam di musala.

"Mereka tidur-tiduran ketika petugas minta kembali mereka mengatakan ibadah sambil tidur-tiduran sehingga petugas tetap mengatakan mereka harus kembali ke sel," jelas Ruki.

Ruki pun menyindir sikap para tersangka. Dia menilai perilaku tersangka di Rutan Guntur mencerminkan kebiasaannya sewaktu masih duduk di bangku perkuliahan.

Untuk itu, Ruki menyayangkan sikap Partai PPP kubu Djan Faridz yang menuding KPK melakukan intimidasi dan menistakan agama. Ruki pun mengingatkan kubu Djan Faridz untuk tidak menebar fitnah dan isu lantaran ditolaknya penangguhan penahanan Suryadharma.

"Kalau persoalan minta penangguhan penahanan seingat saya selama KPK berdiri tidak pernah berikan penangguhan tapi jangan isu-isu pelarangan dan penistaan agama jadi alasan untuk penangguhan dikabulkan ini cara tidak fair," tandasnya.