Rumah DP 0 Persen untuk Pekerja Perkebunan Sawit Riau Mulai Dibangun
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Riau bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Riau membangun rumah untuk para pekerja atau buruh perkebunan sawit. Total ada 1.000 unit rumah yang akan dibangun. Para pekerja mendapat keringanan berupa down payment atau DP 0 persen.
Pembangunan rumah bagi para pekerja perkebunan sawit tersebut selaras dengan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).
"Alhamdulillah. Pembangunan rumah bagi para pekerja dan buruh yang telah kita tandatangani nota kesepahamannya akhir Maret lalu, mulai dilaksanakan," kata Gubernur Riau Syamsuar dalam keterangannya, Jumat (3/9).
-
Mengapa Irfai Grup membangun rumah subsidi? Hingga detik ini, Irfai grup berhasil membangun sebanyak 6.000 unit rumah subsidi.
-
Bagaimana BP Tapera membiayai rumah susun? 'Makanya ke depan mindset untuk membiasakan masyarakat hidup di rumah vertikal itu juga jadi tantangan karena kredit KPR maupun Tapera itu juga kita gunakan untuk membiayai rumah vertikal atau rumah susun, bukan hanya rumah tapak,' bebernya.
-
Bagaimana BRI membantu orang mendapatkan rumah ramah lingkungan? Dalam programnya sendiri, BRI bekerja sama dengan pengembang rekanan yang menawarkan program KPR Green Financing tanpa DP dan menawarkan sejumlah keuntungan menarik lainnya bagi para nasabah.
-
Kenapa BP Tapera pilih rumah susun? 'Tantangan kami saat ini untuk rumah tapak adalah ketersediaan lokasi,' kata Heru.
-
Siapa yang menjadi buruh di perkebunan? Adapun beberapa wilayah di Jawa yang menjadi pemasok utama para pekerja buruh perkebunan, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
Syamsuar ikut melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan perumahan terjangkau itu di Palas, Kota Pekanbaru, Riau. Turut hadir menyaksikan Ketua Gapki Riau Jatmiko K Santosa perwakilan BP Jamsostek, BNI, serta ketua-ketua Serikat Pekerja di Provinsi Riau.
Para pihak yang terkait telah mencapai kata sepakat untuk membangun 1.000 unit rumah hingga 2024 mendatang. Rencana pembangunan perumahan ini bertujuan menyediakan perumahan terjangkau bagi kaum buruh dan pekerja sawit di Riau yang belum memiliki rumah pribadi.
Sejumlah keringanan bakal diperoleh oleh para pekerja sektor perkebunan sawit. Mulai dari tanpa uang muka atau DP 0 persen, bebas biaya administrasi, cicilan dengan bunga rendah, hingga kelonggaran pembayaran cicilan pertama selama satu bulan.
"Apresiasi kami kepada Gapki Riau serta seluruh pihak terkait yang telah mendukung program pemerintah ini. Semoga pembangunan ini dan seterusnya berjalan dengan baik sebagai langkah meningkatkan kesejahteraan saudara-saudara kita yang menjadi ujung tombak dari sektor penopang perekonomian di Riau," terang Syamsuar.
Menurut Syamsuar, pembangunan perumahan bagi pekerja dan buruh sawit memperlihatkan harmonisasi antara pengusaha dan serikat pekerja.
"Saya lihat kepengurusan Gapki Riau saat ini punya gebrakan cepat yang membawa angin segar perkembangan hubungan kerjasama bersama karyawan perusahaan dengan pengusaha itu sendiri. Kedua hal itu tidak bisa dianggap sepele, salut untuk pengurus Gapki Riau", ujarnya.
Ketua Gapki Riau yang juga Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa menyampaikan, untuk tahap awal, sebanyak 100 rumah akan dibangun di kawasan Palas, Kota Pekanbaru. Proses pembangunan akan terus berlanjut hingga target 1.000 rumah dapat tercapai di 2024 mendatang.
"Dengan lokasi yang tersedia saat ini, tahap awal kita berharap dapat membangun 100 rumah. Ke depannya, jika satu keluarga terdiri dari empat orang, maka rumah pekerja sawit ini tentu bisa dinikmati 4 ribu orang. Semoga Allah meridhoi langkah kita," kata Jatmiko.
Jatmiko juga terkesan dengan Pemprov Riau yang sejak awal telah menjembatani para pihak terkait untuk melaksanakan gerakan rumah bagi para pekerja sektor perkebunan sawit.
"Ini atas saran langsung oleh Bapak Gubernur Riau untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja dengan menyiapkan rumah," kata Jatmiko.
Senada dengan Syamsuar, Jatmiko mengatakan bahwa karyawan merupakan hal terpenting dalam menjalankan usaha perkebunan sawit di Riau. Sehingga, ia mengatakan Gapki Cabang Riau menaruh perhatian besar pada kesejahteraan para karyawan, salah satunya dengan program menyiapkan rumah yang digalang pemerintah ini.
"Hari ini merupakan tonggak sejarah kita bersama Pemerintah Provinsi Riau. Gapki bersama teman-teman BNI, BP Jamsostek, dan didukung Pemerintah Provinsi Riau siap untuk mempercepat pelaksanaan program ini," tuturnya.
Menurut Jatmiko, pembangunan rumah bagi para pekerja sektor perkebunan sawit di Riau merupakan yang pertama dilaksanakan di Indonesia. Dia berharap, program tersebut dapat dijadikan sebagai role model untuk diterapkan secara nasional.
"Kami berharap ini jadi pola secara nasional, sehingga pekerja kita memperoleh kemudahan rumah yang diidamkan," tuturnya.
Deputi Direktur Wilayah Sumbar Riau BPJS Ketenagakerjaan, Eko Yuyulianda mendukung penuh program tersebut. Ia mengatakan berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, terdapat sekitar 500.000 pekerja dari sektor perkebunan sawit, baik formal maupun informal yang tergabung dalam BPJS Ketenagakerjaan.
Persoalan yang dihadapi para pekerja tersebut, di antaranya adalah kesulitan akan akses pendanaan perumahan layak huni. Sehingga, dengan program tersebut, dia berharap segala kesulitan mulai dari pembayaran down payment atau uang muka hingga tingginya suku bunga dapat diselesaikan.
Begitu juga dengan perwakilan BNI Wilayah Riau Sumbar yang diwakili oleh Pimpinan Wilayah, Faisal yang menyatakan turut mendukung dan menyukseskan program tersebut. "Program ini tentunya sangat baik untuk membantu teman-teman pekerja sektor sawit. Kita dukung penuh program tersebut," ujarnya.
Sementara itu, ketua federasi serikat pekerja perkebunan, Asmanudin Sinaga, menyebutkan pelaksanaan pembangunan 1.000 rumah bagi buruh sawit Riau ini layaknya mimpi yang menjadi kenyataan.
"Setelah belasan tahun bekerja, menempati rumah dinas yang disediakan perusahaan untuk kami, akhirnya kami dapat memiliki rumah pribadi dengan harga yang terjangkau. Kami sangat berterima kasih sekali," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemitraan ini diharapkan dapat meningkatkan akses ASN terhadap perumahan yang layak huni dan terjangkau, sehingga dapat meningkatkn kesejahteraan mereka.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang diterimanya, dia mengatakan dari 8.000 ASN Pemkot Solo sekitar 30 persen belum memiliki rumah.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan dan Cak Imin mengkaji rumah down payment (DP) nol rupiah dibawa ke tingkat nasional.
Baca SelengkapnyaTapera adalah program yang bertujuan untuk membantu masyarakat memiliki rumah pertama hingga renovasi.
Baca SelengkapnyaKewajiban pekerja PNS maupun swasta yang telah memiliki rumah dalam rangka program gotong royong untuk mengejar kesenjangan jumlah rumah.
Baca SelengkapnyaDirinya sudah menyampaikan kepada Presiden RI Prabowo Subianto bahwa harus terbangun ekosistem yang baik di perumahan gratis tersebut.
Baca SelengkapnyaPembangunan Rumah Gratis tersebut berdiri di lahan sumbangan milik Menteri PKP Maruarar seluas 2,5 hektare (ha).
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau pekerja maupun perusahaan tetap tenang terkait penetapan Program Tapera yang baru diluncurkan pemerintah.
Baca SelengkapnyaLokasi rumah gratis ini akan dijadikan percontohan dari gerakan gotong royong pembangunan rumah gratis bagi MBR.
Baca SelengkapnyaAra akan menemui Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan untuk memfasilitasi lahan gratis.
Baca SelengkapnyaDalam rentang waktu 2010 hingga Juli 2023, program FLPP telah mendukung kepemilikan rumah sebanyak 1.289.748 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeroleh Kredit MLT BPJS Ketenagakerjaan, Developer Bangun 200 Rumah Pekerja
Baca Selengkapnya