Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Keluhkan Kekurangan Tenaga Perawat & APD

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Keluhkan Kekurangan Tenaga Perawat & APD RSPI Sulianti Saroso. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadillah mengatakan mendapatkan surat dari pihak RSPI Sulianti Saroso yang meminta bantuan tenaga keperawatan. Hal itu menunjukkan, adanya kekurangan tenaga perawat untuk menangani virus corona.

"Terutama yang misalnya di RS rujukan itu Persahabatan, Sulianti. Kemarin kami sudah dapat surat dari Dirut Sulianti untuk minta bantuan tenaga keperawatan, bermakna bahwa sudah ada satu kondisi memang kekurangan di sana," kata Harif dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (21/3).

Sementara itu, untuk membantu program pemerintah kini pihaknya telah melakukan rekrutmen relawan menjadi perawat.

Orang lain juga bertanya?

"Hari ini kami mencoba untuk membantu pemerintah itu dengan rekrutmen relawan perawat ya. Bilamana eskalasi ini dipuncak, baru 2 hari dia sudah 450 orang, kami punya data, mudah-mudahan nanti sore akan kami serahkan ke pemerintah," ujar Harif.

"Kemarin khusus wilayah DKI itu sudah terekrut 146 orang dan kami sudah serahkan kepada Pemda DKI, mudah-mudahan itu bisa semua kriterianya bisa terpenuhi dan dapat membantu," sambungnya.

Meski begitu, sejumlah perawat relawan tersebut banyak yang mempertanyakan kepada pihaknya tentang kelengkapan diri untuk menjadi relawan seperti APD, siapa yang bertanggungjawab, kebijakannya seperti apa serta makanannya.

"Saya yakin, saya pikir kami jawab aja semua sudah dipikirkan oleh pemerintah, walaupun kita belum dapat informasi. Tapi kita mencoba untuk bagaimana bisa mendata dahulu, sehingga pada suatu saat eskalasi, kita bisa berikan ini data-data untuk bisa menjadi bantuan kepada pemerintah," jelasnya.

Tenaga Medis Daerah Keluhkan Minimnya APD

Tak hanya itu, ia juga mengaku banyak menerima keluhan dari berbagai rumah sakit yang berada di daerah-daerah. Keluhan yang ia terima yakni APD dalam mengatasi virus corona.

"Sehingga ini yang menjadi perhatian, tentu kami kepada Kementerian Kesehatan, menurut informasinya juga sudah akan disediakan oleh BUMN," ucapnya.

Ia pun tak mengetahui secara pasti, apa yang menjadi penyebab minimnya APD untuk para perawat, tenaga kesehatan atau tenaga medis.

"Saya enggak paham ya (stok dalam negeri enggak ada) katanya bahan bakunya dari impor ya. Negara impor itu mungkin negara China barangkali yang sekarang sedang terdampak gitu. Sehingga ada hambatan dalam produksinya, dan distribusi dari APD ini kan didistribusikan kepada Dinkes Provinsi masing-masing. Dari situ Dinkes ke tempat yang dituju," tuturnya.

Saat disinggung, berapa persen petugas atau perawat yang bertugas dengan APD minim dan risiko tinggi. Ia pun membagi dua kriteria, jika di RS rujukan yang sudah ditunjuk pemerintah sudah disiapkan. Terlebih, RS besar seperti Persahabatan, Sulianti Saroso, Fatmawati yang memang sudah disiapkan.

"Tapi menurut berita temen-temen di sana juga, itu persediaan juga, saya memiliki wawancara dengan Dirut Sulianti Saroso semalam itu hanya dua minggu kesediaannya itu lagi, itu baru di RS Sulianti yang top revalnya untuk infeksi," terangnya.

"Kemudian kedua RS yang non reval atau pra rujukan ini juga kadang-kadang mereka itu juga, terutama temen-temen yang di UGD. Di UGD itu kan sampai hari ini kita mengatakan bahwa setiap pasien kita bisa anggap Covid gitu, nah tentu perlakuan atau perlindungan dirinya harus menyesuaikan dengan itu," tambahnya.

Namun, persediaan di RS juga terbatas dan persediaan di luar pun juga tidak ada jika ingin membeli. "Sehingga teman-teman ini praktis merubahnya itu dengan yang biasanya setiap pasien itu adalah satu misalnya apa namanya terus diganti dibuang, ini satu shift digunakan, gitu juga di kamar operasi har ini. Satu shift digunakan, harusnya setiap pasien itu diganti begitu," katanya.

Terlebih, apabila ada perawat yang menggunakan jas hujan untuk melindungi dirinya yang belum tentu sesuai dengan SOP yang ada. "Bahkan di kesehatan enggak bisa seperti tidak ada rotan akar pun jadi. Karena ada standar, bisa aja jas hujan sama-sama dari plastik, tapi ada plastik yang bisa ditembus virus, karena itu tidak standarisasi," ujarnya.

"Nah, sebenernya bila APD itu kita yakini perawat enggak terlalu khawatir untuk melaksanakan, karena prosedur-prosedur dia setelah melayani pasien, kemudian kan dia APD satu kali ganti. Kemudian dia pulang disediakan ada tempat mandi khusus, dan dia pulang dia sudah merasa aman bisa bertemu keluarga," tutupnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
DPR Soal Ratusan Nakes di Manggarai Dipecat & Bidan Gagal jadi PPPK: Harapan Hidup Sejahtera Menguap
DPR Soal Ratusan Nakes di Manggarai Dipecat & Bidan Gagal jadi PPPK: Harapan Hidup Sejahtera Menguap

DPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K

Baca Selengkapnya
Pemkab Gunungkidul Kekurangan Jumlah Dokter, Ini Jumlah yang Dibutuhkan
Pemkab Gunungkidul Kekurangan Jumlah Dokter, Ini Jumlah yang Dibutuhkan

Kekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana?

Baca Selengkapnya
Ombudsman Sebut 190 Puskesmas di Indonesia Belum Punya Dokter
Ombudsman Sebut 190 Puskesmas di Indonesia Belum Punya Dokter

Dari 45,64 persen tersebut, sebanyak 4,17 persen atau 190 puskesmas di Indonesia tak memiliki dokter.

Baca Selengkapnya
Kritik Bobby Nasution, Dokter RS Pirngadi Medan Keluhkan 2 Pasien Meninggal Karena Tak Ada Obat
Kritik Bobby Nasution, Dokter RS Pirngadi Medan Keluhkan 2 Pasien Meninggal Karena Tak Ada Obat

Seorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.

Baca Selengkapnya
Guru Besar FK Undip Jawab Tudingan Kemenkes soal Pemalakan dr Aulia Hingga Kritik Penghentian PPDS
Guru Besar FK Undip Jawab Tudingan Kemenkes soal Pemalakan dr Aulia Hingga Kritik Penghentian PPDS

Prof Zainul menyayangkan pernyataan Kemenkes yang menyebut iuran sebagai pemalakan.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit

Berbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya
Polisi Usut Temuan Kemenkes soal Pemalakan Puluhan Juta ke dr Aulia, Minta Korban Bullying Lainnya Buka Suara
Polisi Usut Temuan Kemenkes soal Pemalakan Puluhan Juta ke dr Aulia, Minta Korban Bullying Lainnya Buka Suara

Polisi juga berharap dokter senior juga memberikan pernyataan terbuka saat dimintai keterangan.

Baca Selengkapnya
RS Medistra Bakal Kontrol Ketat Proses Rekrutmen Imbas Larangan Nakes Berhijab
RS Medistra Bakal Kontrol Ketat Proses Rekrutmen Imbas Larangan Nakes Berhijab

Agung mengatakan pihaknya meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Baca Selengkapnya
Moeldoko Minta Kesehatan Petugas Pemilu Dijaga: Jangan karena Keteledoran Muncul Korban Besar
Moeldoko Minta Kesehatan Petugas Pemilu Dijaga: Jangan karena Keteledoran Muncul Korban Besar

Moeldoko mewanti, jangan sampai ada keteledoran dalam memberikan layanan kesehatan bagi petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter

6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.

Baca Selengkapnya
Ratusan Tenaga Honorer RSUD Raden Mattaher Jambi Mogok Kerja, Ini Tuntutannya
Ratusan Tenaga Honorer RSUD Raden Mattaher Jambi Mogok Kerja, Ini Tuntutannya

Akibatnya, antrean pasien yang ingin mendaftar di bagian pelayanan menjadi tidak terhindarkan.

Baca Selengkapnya