Saat Ahok meradang dituding takut tutup Alexis
Merdeka.com - Persoalan prostitusi ikut terseret dalam debat perdana Cagub dan Cawagub DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Cagub nomor urut tiga Anies Baswedan menyentil Cagub nomor urut satu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang membiarkan praktik prostitusi di hotel elite.
"Kita akan tegas terhadap Alexis!" tegas Anies Baswedan saat debat, Jumat (13/1).
Saat disentil soal itu, Ahok hanya membalas senyum. Ahok menjadikan penutupan diskotek fenomenal Stadium sebagai senjata. Jumawanya Ahok lantaran tidak sekali dua kali pengunjung Stadium meregang nyawa akibat narkoba.
-
Dimakan kamar lesehan cocoknya? Desain semacam ini umumnya diterapkan pada kamar kos atau kamar berukuran kecil untuk menciptakan kesan lapang dan terorganisir.
-
Apa yang terjadi di kamar hotel Shandy Aulia? Tampak Berantakan Kursi-kursi di Balkon Kamar Shandy Berantakan karena Angin Kencang di Kota.
-
Siapa pemilik hotel? Pemilik hotel, Jim dan Whit Hanks, mengatakan mereka merasa terhormat memiliki peran dalam sejarah lokal.
-
Apa yang dilakukan pemilik restoran? 'Kami hanya menerima manusia dan hewan. Meskipun hanya kucing dan anjing sekalipun,' ujar pemilik toko.
-
Bagaimana pemilik restoran bereaksi? Mengetahui videonya ramai disorot, pemilik restoran yang bernama Railway Tuan Cafe tersebut kembali bereaksi.
-
Apa yang dilakukan Arsy di kafe Ashanty? Dalam reels yang dibagikan oleh Ashanty, terlihat Arsy sedang mengantarkan minuman ke meja-meja pelanggan sesuai dengan pesanan mereka. Setelah memeriksa pesanan, Arsy terlihat sangat berhati-hati saat membawa gelas-gelas berisi minuman di atas nampan.
Namun, keesokan harinya saat disinggung soal Alexis, Ahok mendadak naik pitam. Ia bahkan meminta siapa pun yang punya bukti adanya praktik prostitusi di Alexis agar menghadap.
Seakan tak mau disebut tebang pilih, Ahok akan langsung menutup Alexis jika ditemukan bukti praktik prostitusi di dalamnya.
"Semua tempat hiburan kalau ketahuan narkoba saya tutup. Gitu aja jadi adil kenapa Alexis ribut kan, bukti dong, kasih saya bukti,"katanya di kawasan Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (16/1).
"Saya katakan tempat hiburan manapun, apalagi narkoba dua kali saja ketangkep ada yang pakai (narkoba) pasti saya tutup. Itu jelas," tambahnya.
Setali tiga uang, Ahok pun membandingkan Alexis dengan kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Ia beralasan kawasan Kalijodo ditutup karena ada praktik prostitusi plus perjudian. Sedangkan, Alexis merupakan sebuah hotel yang resmi.
"Kalijodo beda ada judi, Alexis hotel resmi," tegasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mencontohkan, dua tempat hiburan malam telah ditutup karena terbukti ada ditemukan narkotika. Bahkan, saat mereka ingin mengajukan kembali dengan nama baru mentah-mentah ditolak.
"Milis resmi tapi ada narkoba kita tutup. Katanya mau ganti nama saya kasih gak, engga. Kalau mau buka kursus inggris saya bilang silahkan. Jelas itu," tutupnya.
Berdasarkan informasi dihimpun merdeka.com, pernyataan Ahok ada benarnya. Sebut saja Tomo, lajang asal Bogor ini tidak menampik 'surga dunia' yang disebut Ahok. Dia menceritakan pengalamannya bertandang ke hotel yang terletak di kawasan Jakarta Utara tersebut.
Tomo menyebut Hotel Alexis tempat melepas penatnya hidup di Jakarta. Bagaimana tidak, hotel itu menawarkan berbagai fasilitas hiburan yang memanjakan kaum adam, termasuk urusan pelampiasan syahwat.
Dia tidak segan menyebut hotel ini benar-benar maksimal menyediakan fasilitas hiburan malam yang dibutuhkan pengunjung. Mulai dari bar yang dilengkapi minuman alkohol berbagai jenis dan merek, diskotek dengan para DJ wanita seksi, spa, lounge dan kolam air hangat.
"Ya kalau dibilang surga, benar itu," singkatnya sambil tertawa saat berbincang dengan merdeka.com.
Setelah memarkir kendaraan di area yang disediakan, petugas keamanan akan mengarahkan tamu sesuai tujuan kedatangan. Misalnya, kalau tamu ingin menghabiskan malam di diskotek, akan diarahkan ke lantai 1. 'Surga' di lantai 7 bisa langsung dicapai dengan lift penghubung antara area parkir dan lokasi lantai. Tapi, kata dia, penjagaan sangat ketat.
"Begitu sampai di lantai 7, tidak boleh ada kamera. Kalau kelihatan handphone dipakai buat motret, langsung diambil security," katanya.
Keluar dari lift di lantai tujuh, tamu akan disambut ruangan luas dengan lantunan musik santai. Wanita-wanita berpakaian minim nampak menunggu di sofa empuk yang disediakan mengelilingi lantai tersebut. Ibarat etalase. Kebanyakan diimpor dari negara lain. Yang terkenal di hotel itu, kata dia, mereka yang diimpor dari Uzbekistan.
"Mereka duduk berkelompok. Ada yang kelompok dari China, Uzbekistan, Thailand, dan lokal juga ada. Mereka tidak berbaur karena keterbatasan bahasa. Mereka enggak bisa bahasa Inggris," imbuhnya.
Di lantai yang dikenal dengan sebutan lounge itu, tamu bisa bersantai duduk di sofa terlebih dulu. Biasanya tamu memesan minuman, mulai dari minuman soda sampai wine, sambil mengarahkan pandangan ke arah perempuan yang duduk di sudut lain. Transaksi dilakukan di lantai 7.
"Tarifnya kalau yang China dulu itu sekitar Rp 2,1 juta. Kalau yang lokal dulu sekitar Rp 1 juta. Mungkin sekarang sudah naik," katanya.
Setelah menentukan pilihan dan mendaftarkan diri ke resepsionis, tamu punya pilihan untuk bersantai dan berendam terlebih dulu di kolam air hangat ditemani perempuan pilihannya, atau langsung beralih ke lantai khusus yang menyediakan kamar hotel untuk memuaskan hasrat. Selain kolam air hangat, di lantai 7 juga terdapat sebuah kolam kecil yang disediakan untuk pengobatan refleksi kaki.
"Kalau kita berendam dulu di kolam air hangat, ditemani perempuan yang kita pilih. Bisa santai-santai dulu hilangkan pegal," katanya.
Tomo tak munafik, dia menyebut kedatangannya ke hotel itu memang untuk memuaskan hasrat seksualnya. Menurutnya, rata-rata pengunjung Hotel Alexis datang untuk tujuan yang sama.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ashanty memiliki ruko baru. Rukonya terdiri dari tiga lantai.
Baca SelengkapnyaPenyerahan diri itu setelah SS ditetapkan tersangka pembunuhan Ahmad Mardianto alias AM (25) usai ditusuk di Kafe MB Kemang, Mampang, Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya