Saat bahas RAPBD Riau, anggota Banggar diwajibkan copot baterai HP
Merdeka.com - Mantan anggota DPRD Riau dari Partai Demokrat, Toni Hidayat mengatakan dalam pembentukan tim komunikasi pembahasan RAPBD-P 2014 dan APBD 2015, semua anggota Banggar yang datang ke ruang Komisi B diwajibkan membuka baterai handphone.
"Saat saya masuk, pintu ruang Komisi B terkunci. Lalu saya masuk karena saya anggota Banggar, dan saya bisa masuk. Ketika masuk saya mendengar ada interupsi dari saudara Suparman, meminta jangan dilanjutkan rapat, karena ada yang bukan anggota Banggar hadir," kata Toni saat bersaksi di sidang kasus suap Gubernur nonaktif Riau Annas Maamun, dengan terdakwa Ahmad Kirjauhari di Pengadilan Tipikor Pekanbaru, Rabu (11/11).
Menurut Toni, saat rapat itu Johar Firdaus (ketua DPRD Riau kala itu), menyebutkan Toni sebagai anggota Banggar. Namun belum selesai ngomong, muncul interupsi dari politikus Partai Golkar Suparman (saat ini calon bupati Rokan Hulu), meminta agar seluruh peserta rapat melepas baterai handphone.
-
Siapa saja tersangka dalam kasus suap ini? Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan pihaknya juga menetapkan anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Rudi Syahputra Ritonga, serta dua pihak swasta bernama Efendy Sahputra dan Fajar Syahputra sebagai tersangka.
-
Siapa yang melaporkan dugaan korupsi? Aktivis koalisi masyarakat sipil dari Reformasi Kepolisian melaporkan dugaan adanya korupsi pada institusi Polri.
-
Apa kasus korupsi yang terjadi di KONI Sumsel? Ketua Umum KONI Sumatra Selatan Hendri Zainuddin resmi ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus korupsi dana hibah KONI Sumsel tahun anggaran 2021 pada Senin (4/9).
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Kasus korupsi apa yang sedang diusut Kejagung? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022. Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan pemeriksaan sejumlah saksi terkait kasus rasuah impor emas, yakni perkara dugaan tindak pidana korupsi pada pengelolaan kegiatan usaha komoditi emas tahun 2010 sampai dengan 2022.
"Ketika itu muncul interupsi lagi minta jangan dilanjutkan, karena ada anggota yang hadir belum buka baterai ponsel. Lalu saya tanyakan ke Zukri Misran (anggota DPRD Riau dari PDIP saat itu), dia pas duduk di sebelah saya. Zukri bilang, orang buka (baterai) saya juga buka," kata Toni.
Tak sampai di situ, mantan wartawan itu kemudian dengan bahasa tubuh menanyakan kepada ketua Fraksi Demokrat Koko Iskandar (Sekjen Demokrat Riau) apakah benar harus membuka baterai ponsel.
"Lalu dengan komunikasi bahasa tubuh, saya tanya ke Ketua Fraksi (Demokrat), Koko Iskandar. Koko juga melihatkan ponselnya yang baterai telah dibuka," jelas Toni.
Menurut Toni, rapat di Ruang Komisi B DPRD Riau tersebut tak lazim dilakukan, apalagi sifatnya rahasia dengan membuka baterai ponsel. Biasanya rapat di ruangan medium. Toni mendapat pesan singkat pukul 14.00 WIB, namun dia datang terlambat satu jam kemudian, yakni pukul 15.00 WIB.
"Setibanya di ruang medium, saya dicegat staf DPRD Riau. Ia mengatakan, rapat Banggar dialihkan ke Komisi B. Staf juga menyampaikan ia hanya ditugaskan bagi anggota Banggar hadir dialihkan ke Komisi B," ujar Toni.
Dikatakan Toni, dalam rapat Banggar itu dihadiri oleh Zukri Misran (calon bupati Pelalawan) duduk di sebelahnya, Koko Iskandar, Riki Hariansyah, Ahmad Kirjuhari, Suparman dan Tabrani Maamun (adek Annas Maamun, saat ini anggota DPR).
Toni mengaku terlambat dalam rapat itu, dia hadir sekitar 10 menit saat rapat akan berakhir. "Saya hanya tahu terbentuk tim komunikasi di penghujung rapat," kata Toni.
Kemudian JPU KPK Arin Karniasari menanyakan kembali ke Toni, apakah lazim dilakukan rapat seperti itu, rapat rahasia. Toni kemudian menjawab bahwa rapat tersebut rahasia, karena tidak ada staf DPRD Riau yang hadir.
"Saya tahu itu rapat rahasia, sebab tidak ada staf hadir," terang Toni.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlihat petugas pun langsung bergerak untuk membenahi mic para anggota yang mati.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, keberadaan mikrofon di dalam ruang rapat anggota DPR sempat menjadi polemik.
Baca SelengkapnyaSaat itu dibahas sekitar 496 Daftar Inventaris Masalah (DIM) dengan beberapa bagian.
Baca SelengkapnyaDalam rapat tersebut, DPR merasa tidak ada kekompakkan antara Menkominfo dan BSSN.
Baca SelengkapnyaTerjadi debat panas ketika Menteri Budi Arie dicecar tajam terkait kebocoran tersebut.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Pansus Tata Tertib DPD RI, Hasan Basri, menyayangkan kejadian tersebut
Baca SelengkapnyaAwiek tak menyebutkan siapa anggota tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa ada anggota yang dilarang datang oleh istrinya.
Baca SelengkapnyaPerkelahian itu bermula saat komisioner Bawaslu menggelar rapat internal bersama staf sekretariat.
Baca SelengkapnyaRapat kali ini merupakan perdana Nusron dengan Komisi pemerintahan itu.
Baca Selengkapnya