Saat dokter cantik bicara kejanggalan dalam kasus pembunuhan Deudeuh
Merdeka.com - Staf Forensik di RS Polri Kramatjati Reisa Kartika menilai kematian Deudeuh Alfisharin alias Mpi (26) aneh. Dia menilai banyak kemungkinan yang terjadi dari peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh teman kencan korban yakni Prio Santoso.
"Memang agak aneh ya. Tapi itu harus dilihat hasil forensik secara keseluruhan. Sebab ada banyak kemungkinannya, " ujar Reisa yang diwawancarai, Jumat (17/4).
Mantan Puteri Indonesia ini menjelaskan, jam kematian Mpi yang sebenarnya memang masih misteri. Karena berdasarkan keterangan pelaku, lanjut dia, Prio mencekik leher Deudeuh sekitar pukul 20.00 Wib pada Jumat (10/4). Namun pelaku tidak tahu persis apakah korban sudah tewas atau belum saat ditinggalkan.
-
Bagaimana mayat itu ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Bagaimana mayat tersebut ditemukan? Awalnya pekerja bangunan yang sedang membongkar taman kosong di sebuah ruko menemukan karung goni yang sebagian tertanam di dalam tanah. Tetapi saat ditarik dari posisinya ternyata berisi tulang belulang diduga kepala manusia.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Sedangkan dokter forensik memperkirakan, korban meninggal 10 jam usai penemuan jenazah pada Sabtu (11/4) pukul 19.00 Wib, setelah rekan-rekannya curiga, Deudeuh tak keluar kamarnya.
"Berarti ada jeda 13 jam antara pengakuan pelaku membunuh korban dengan waktu kematian yang diperkirakan dokter. Sehingga ada kemungkinan korban masih hidup saat tersangka meninggalkannya. Namun karena tak ada pertolongan dan penanganan, akhirnya meninggal," ujar Reisa.
Reisa juga memaparkan, bisa saja saat pelaku meninggalkan korban, Deudeuh masih dalam keadaan koma. Tetapi karena kekurangan oksigen, akhirnya nyawa Deudeuh tidak dapat ditolong.
"Salah satu hal yang memberatkan korban yang mungkin membuat korban meninggal yaitu disumpalnya mulut korban dengan kaus kaki dan kabel roll yang dibelit di leher korban. Hal itu bisa membuat korban yang tengah koma perlahan jadi kehabisan oksigen dan meninggal," tuturnya.
Reisa menambahkan, masih ada hal-hal memberatkan lain, seperti terjadinya pendarahan dalam leher, lalu apakah ada fraktur di leher korban, atau apakah ada robekan dalam pembuluh darah korban.
"Makanya harus dilihat hasil forensik secara keseluruhan itu," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum bisa menarik kesimpulan waktu kematian dari dua orang korban.
Baca SelengkapnyaCerita ahli forensik Indonesia pernah ungkap kasus pembunuhan dari hasil otopsi.
Baca SelengkapnyaPenemuan bermula dari kecurigaan warga yang melihat rumah tersebut seperti tidak ada penghuninya.
Baca SelengkapnyaTim dokter bekerja untuk mengidentifikasi identitas jasad, penyebab kematian dan memprofiling riwayat medis.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, pengungkapan kasus penemuan mayat ibu dan anak ini melibatkan banyak ahli forensik.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan dupa dan senter saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Baca SelengkapnyaNamun polisi belum dapat menyebutkan mengenai penyebab kematian ibu dan anak tersebut.
Baca SelengkapnyaKematian wanita tanpa busana inisial YY masih menyimpan tanda tanya. Polisi pun hingga kini masih berupaya mengungkap penyebab kematian dari YY.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menunggu hasil analisis ahli patologi anatomi yang dinilai mampu membantu menjawab penyebab kematian kedua korban.
Baca SelengkapnyaKorban inisial S (50) ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar kontrakannya.
Baca SelengkapnyaArtis Nanie Darham yang meninggal dunia saat menjalani operasi sedot lemak diduga menjadi korban malapraktik.
Baca Selengkapnya