Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat Pandemi Covid-19, Waspadai Juga Gigitan Nyamuk DBD Pagi dan Sore

Saat Pandemi Covid-19, Waspadai Juga Gigitan Nyamuk DBD Pagi dan Sore Nyamuk Aedes Aegypti. ©REUTERS/Paulo Whitaker

Merdeka.com - Ahli infeksi dan pediatri tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Mulya Rahma Karyanti mengatakan nyamuk Aedes Aegypti yang mengakibatkan demam berdarah dengue (DBD) memiliki perilaku menggigit pada pagi dan sore hari. Khusus pagi hari, nyamuk dengan ciri khas kaki berwarna hitam dan putih itu mencari sasaran mulai pukul 10.00 sampai 12.00.

"Sama sebelum magrib ya, jam 4 sampai jam 5 sore," ucap Mulya dalam Talk Show Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Senin (22/6).

Menurut Mulya, nyamuk DBD menyukai tempat lembap dan genangan air, seperti bak mandi atau pot bunga. Guna mencegah nyamuk tersebut berkembang biak, masyarakat dianjurkan untuk rajin menerapkan 3 M, yakni menutup, menguras dan mendaur ulang.

Dia menjelaskan, pada dasarnya gejala DBD berbeda dengan Covid-19, meskipun keduanya sama-sama disebabkan terinfeksi virus. Pada kasus Covid-19, gejala yang muncul cenderung terjadi pada bagian pernapasan.

Sedangkan gejala DBD, lebih kepada demam dan pendarahan kulit, seperti mimisan, gusi berdarah atau memar.

Selain itu, gejala penderita DBD biasanya mengalami panas mendadak, kadang disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah dan bisa disertai pendarahan.

"Itu yang tidak ada pada covid, pendarahan spontan, mimisan, gusi berdarah, atau timbul bintik-bintik merah di kulit, itu bisa terjadi," terangnya.

Dia menjelaskan, pada kasus DBD, apabila demam tak kunjung membaik selama tiga hari, penderita diminta minum air putih yang banyak. Jika tidak dilakukan, maka penderita bisa mengalami dehidrasi sehingga kondisi kesehatannya memburuk.

"Nah, kalau demam 2 sampai 3 hari tidak membaik, segera ke rumah sakit," katanya.

Bahaya lain DBD yang dapat diamati melalui gejala berupa sakit perut, letargi atau lemas, pendarahan spontan, pembesaran perut, hati dan ada penumpukan cairan. Penderita yang mengalami kondisi tersebut bisa dengan mudah memasuki fase kritis.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mencegah Sarang Nyamuk di Musim Hujan: 4 Tips Sederhana yang Perlu Anda Ketahui
Mencegah Sarang Nyamuk di Musim Hujan: 4 Tips Sederhana yang Perlu Anda Ketahui

Nyamuk, meskipun kecil, dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Sarang nyamuk yang mudah terbentuk di sekitar rumah bisa menjadi sumber penyakit menular.

Baca Selengkapnya
Ciri Nyamuk DBD yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Habitat dan Kebiasaannya
Ciri Nyamuk DBD yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Habitat dan Kebiasaannya

Beberapa ciri nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab dari penyakit DBD.

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan

Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya
Lakukan Hal Ini Agar Nyamuk Penyebab DBD Tidak Berkembangbiak di Rumah Anda
Lakukan Hal Ini Agar Nyamuk Penyebab DBD Tidak Berkembangbiak di Rumah Anda

Beberapa tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti di lingkungan rumah

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Gigitan Nyamuk saat Bepergian, Gunakan Repelan hingga Peralatan Pelindung
Cara Mencegah Gigitan Nyamuk saat Bepergian, Gunakan Repelan hingga Peralatan Pelindung

Gigitan nyamuk sering kali menjadi masalah yang mengganggu saat bepergian, terutama ke daerah-daerah dengan iklim tropis atau subtropis.

Baca Selengkapnya
Waspada DBD di Indonesia Melonjak Sampai Bulan April, Kenali Gejalanya
Waspada DBD di Indonesia Melonjak Sampai Bulan April, Kenali Gejalanya

Per 1 Maret 2024, tercatat kasus DBD mencapai 16.000 kasus

Baca Selengkapnya
70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP
70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP

Berdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.

Baca Selengkapnya