Saat para PNS terlibat kriminal
Merdeka.com - Pegawai negeri sipil sejatinya adalah pelayan masyarakat. Mereka diangkat sebagai abdi negara buat membantu warga negara dalam urusan tertentu saban hari.
Meski demikian, ada PNS yang malah melakukan tindak kejahatan. Mereka terlibat kriminal secara perorangan, atau tergabung dalam sindikat.
Terkadang alasan ekonomi mendorong mereka menjadi nekat berbuat jahat. Sementara lainnya terjun ke dunia hitam diduga karena menjadi gaya hidup mereka. Berikut ini beberapa peristiwa para abdi negara yang terlibat tindak kejahatan.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Bagaimana polisi menangkap mereka? Penangkapan ini tidak lepas dari kegiatan patroli rutin yang ditingkatkan di wilayah Kepolisian Resor Kota Besar Medan dan jajaran untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
PNS Aceh Tamiang ditangkap saat selundupkan anak Orang Utan ke Riau
Upaya penyelundupan tiga ekor anak Orang Utan digagalkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Tiga tersangka diamankan, satu orang di antaranya berinisial AA bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Aceh Tamiang, Provinsi Aceh."Polisi menangkap ketiga tersangka AA (53), AW (38) dan KR (20), saat melintas di Simpang Palas, Jalan Lintas Pekanbaru - Minas, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau," kata Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, kepada merdeka.com, Senin (9/11).Dikatakan Guntur, tersangka menjual Orang Utan itu seharga Rp 25 juta per ekor dalam kondisi hidup. Hewan langka itu mereka buru di kawasan hutan di Nangroe Aceh Darussalam, kemudian dibawa ke Pekanbaru.Ketiga pelaku menyimpan Orang Utan dalam boks jaring terbuat dari bahan plastik. Mereka sempat berusaha kabur saat diburu polisi pada Sabtu (7/11), sehingga terjadi aksi kejar-kejaran, dan sempat bertabrakan."Saat dikejar petugas, ketiga tersangka berusaha kabur, kemudian tabrakan. Mobil jenis Innova hitam berpelat BK 1156 KB milik pelaku ringsek di bagian kanan depan," ujar Guntur.Selanjutnya, polisi mendekati mobil pelaku dan memaksa mereka turun dari mobil, sambil mengacungkan senjata memperingati pelaku tidak melawan."Kondisi mobil pelaku yang rusak berat dititipkan di pos polisi Simpang Bingung, Polsek Rumbai Pesisir. Sedangkan Orang Utan tersebut kita temukan di bagian belakang mobil, dan disimpan di dalam boks plastik. Hewan tersebut dalam keadaan sehat dan sudah kita titipkan sementara," ucap Guntur.Atas perbuatannya, ketiga tersangka merupakan warga Aceh Tamiang ini dijerat Undang-Undang RI nomor 5 tahun 1990, pasal 21 ayat 2 (a), tentang konservasi sumber daya alam."Tersangka mengaku baru kali ini melakukan penjualan Orang Utan ini, tapi akan terus kita selidiki," tutup Guntur.
Terlibat judi, PNS & pensiunan TNI dibekuk polisi
Kepolisian Resor Kota Pariaman, Sumatera Barat menangkap Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan TNI karena terlibat judi toto gelap (togel).
Kapolres Pariaman, AKBP Riko Junaldy di Pariaman, Jumat menyebutkan PNS berinisial B (51) merupakan sekretaris di salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemerintah kota itu."Dari keterangan yang kita peroleh, B merupakan bandar judi togel yang akan menjual ke beberapa pelanggannya," kata Riko di Pariaman, Jumat (9/10).Seperti dilansir dari antara, B ditangkap aparat kepolisian pada Kamis (8/10) sekitar pukul 20.00 WIB, di salah satu warung di kota Pariaman saat sedang merekap judi.Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit telepon seluler dan uang Rp 18.000. Dalam pengembangan penangkapan B, kepolisian mengamankan dua tersangka lain yakni AF (60) dam D (50).AF adalah pensiunan TNI. Dia diamankan dengan barang bukti berupa satu buah telepon seluler dan uang Rp 500.000. Sementara satu tersangka lainnya berinisial D merupakan warga Kampung Jawa Satu Kecamatan Pariaman Tengah diamankan di rumahnya sendiri. "Dari tangannya pihak kepolisian juga menemukan satu unit handphone Nokia, uang tunai Rp 110.000 dan satu unit mesin hitung kalkulator," terangnya.
"Kita sudah lama mengincar para tersangka, selain itu masyarakat kita juga sudah resah dengan maraknya judi togel di kawasan itu," tambah Riko.Â
Atas perbuatan tersebut, ketiga pelaku akan dikenakan pasal 303 KUHP tindak pidana perjudian.
Edarkan Sabu, PNS Disbun Kampar dibekuk polisi
Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar dibekuk polisi karena diduga terlibat peredaran narkotika jenis sabu. Dari tersangka bernama Bakti alias Eri (52 tahun) itu, polisi menyita sekitar 27,38 gram sabu sebagai barang bukti.Saat diciduk di komplek perumahan Disbun, Jalan M Yamin, Kelurahan Langgini, Kecamatan Bangkinang Kota, sekitar pukul 23.00 WIB, tersangka pasrah dan tak dapat berkutik.Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo kepada merdeka.com, Selasa (28/7), mengatakan, penangkapan terhadap Eri bermula ketika petugas memperoleh informasi kalau dia memiliki serta mengedarkan narkoba jenis sabu. Tak ingin buang waktu, kepolisian langsung mencegat Eri saat pulang dari Pekanbaru."Ketika digeledah, ditemukanlah satu paket besar sabu dengan berat 20,74 gram, enam paket sedang sabu dengan berat 6,64 gram, dua timbangan digital, serta berbagai perangkat atau alat isap sabu," kata Guntur.Atas temuan ini, Eri yang berperawakan kurus kemudian dibawa ke kantor polisi buat menjalani proses penyelidikan lebih lanjut."Masih kita lakukan pengembangan atas dugaan lainnya, termasuk dari mana dia (Eri) memperoleh sabu-sabu itu sekaligus jaringan peredarannya," tambah Guntur.
Â
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pegawai pajark Rafael Alun Trisambodo membongkar bagaimana kehidupan seorang PNS. Tak disangka, PNS yang digaji dengan uang rakyat hidup penuh kemewahan.
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaMerangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaUntuk bisa lulus sebagai CPNS, pelaku memberi syarat kepada korban memberikan uang Rp40 juta.
Baca SelengkapnyaWahyu mengklaim bakal menyelesaikan masalah polisi korupsi.
Baca SelengkapnyaAksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Baca SelengkapnyaSeorang pria PNS mencuri hp milik siswi SMA. Tanpa disadari aksinya itu terekam oleh pengawasan kamera CCTV dan menjadi boomerang bagi dia. Berikut ulasannya.
Baca SelengkapnyaKomisi Aparatur Sipil Negara (KASN) membagikan cara untuk membuktikan Pegawai Negeri Sipil (PNS) selingkuh atau hidup bersama.
Baca SelengkapnyaKPK menyatakan dalam operasi tangkap tangan prajurit TNI telah melibatkan Puspom. Puspom disebut telah terlibat saat proses OTT dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaUntuk meyakinkan korban, tersangka mengatakan apabila tidak lulus maka uang bakal dikembalikan tanpa kurang sedikit pun.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaAda indikasi salah satu dari oknum tersebut memiliki hubungan keluarga dengan pelaku lainnya
Baca Selengkapnya