Saat Petani Milenial Cerita ke Jokowi Soal Prospek Cerah Bertani Porang
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berdialog dengan sejumlah petani porang saat berkunjung ke PT Asia Prima Konjac, salah satu pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, (19/8). Salah satunya yaitu petani muda, Yoyok Triyono yang merupakan petani porang generasi ketiga di rumahnya.
Dia mengikuti jejak kakek dan ayahnya untuk menjadi seorang petani. Di hadapan Jokowi, Yoyok bercerita mengenai bagaimana menggiurkannya prospek bercocok tanam umbi-umbian yang sedang naik daun tersebut sehingga menarik minat anak-anak muda di Madiun untuk menggelutinya.
"Petani milenial, petani muda di desa kami mungkin di wilayah Madiun. Kalau zaman dulu lulus sekolah cari kerja di kota. Kalau sekarang tidak Pak, lulus sekolah jadi petani porang, tiga tahun berjuang bertani porang, setelah tiga tahun bawa pulang mobil," cerita Yoyok dihadapan Jokowi dikutip dalam keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden, Kamis(19/8).
-
Bagaimana Jokowi melihat hasil panen jagung? “Ini adalah jagung yang kita tanam 3 bulan yang lalu, tepatnya 107 hari yang lalu kita ke sini, kita tanam, dan hasilnya ini. Memang ada yang sudah bagus-bagus, gede-gede, tapi juga ada yang masih (kecil) karena terlalu banyak air sehingga tadi dievaluasi dari Pak Mentan, dari Pak Bupati, dari petani memang paritnya harus lebih dikecilkan jaraknya dari 12 (meter) jadi 5 atau 6 meter,“ ujar Jokowi di kawasan food estate, Kamis (6/7).
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa yang Jokowi ajak bicara di Pasar Malangjiwan? Presiden Jokowi sedang berbincang dengan pedagang berasi di Pasar Malangjiwan, Karanganyar
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Kapan Jokowi meninjau ladang jagung di Keerom? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
-
Dimana Presiden Jokowi melihat panen padi? 'Saya melihat panen padi di Kabupaten Sigi,panenya bagus, bisa 6 sampai 6,2 ton per hektar,' ujar Jokowi pada kunjungan tersebut di lahan pertanian Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3).
Cerita Yoyok pun dibalas Jokowi dengan candaan. "Kalau dengar ceritanya yang terakhir tadi, semua ingin jadi petani porang jangan-jangan nanti," kata Jokowi disambug gelak tawa mereka yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Yoyok baru mulai menanam porang dari tahun 2010 dan awalnya hanya memiliki lahan seluas 0,3 hektare, warisan dari ayahnya. Sekarang, luas lahan yang dimilikinya telah mencapai 3 hektare. Menurutnya, porang adalah komoditas yang sangat menjanjikan karena tidak hanya umbinya saja yang laku. Selain itu, porang juga cukup mudah untuk ditanam.
"Alhamdulillah (tahun) 2020 Bapak Menteri sudah melepas varietas Madiun 1 dan penangkarnya kami semua, Pak. Jadi berbudidaya tanaman porang tanam sekali, bisa dipanen tahun kedua atau tahun ketiga. Setelah itu bertahap setiap tahun tanpa harus tanam lagi," ungkap Yoyok.
Tidak hanya Yoyok, Didi Kuswandi, seorang petani dari Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun pun mengamini hal tersebut. Dia mengatakan saat ini banyak generasi milenial yang pandangannya terhadap petani telah berubah.
"Dulunya petani ini seolah-olah menjadi cita-cita pelarian saja, namun hari ini semua berbondong-bondong ingin menjadi petani porang. Termasuk saya Bapak Presiden, sudah lama di luar negeri, balik ke kampung menjadi petani," ujar Didi.
Sementara itu Warsito, seorang petani dari lereng Gunung Wilis mengatakan porang selain mudah ditanam dan dipelihara, juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Dia bercerita bahwa dari satu hektare lahan bisa memperoleh 15 hingga 20 ton umbi porang dalam rentang waktu tanam 8 bulan.
"Dari angka itu rupiahnya berapa kalau boleh tahu?" tanya Jokowi.
"Kurang lebih sekitar Rp35-40 juta," jawab Warsito.
Porang atau dalam bahasa latin disebut Amorphopallus muelleri blume merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak keunggulan. Selain rendah kalori dan juga bebas gula, porang bisa diolah menjadi berbagai bahan makanan hingga bahan kosmetik.
Sementara itu Jokowi menilai komoditas tersebut sebagai produk yang menjanjikan dan memiliki masa depan cerah. Kepada para petani muda. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pun menitipkan pesan agar tidak hanya mengerjakan di lahan pertaniannya saja, tetapi juga bisa mengolahnya hingga pascapanen.
Dia juga mendorong agar para petani bisa mengolah umbi porang menjadi barang jadi, misalnya menjadi keripik, seperti halnya yang dilakukan PT Asia Prima Konjac pada awal berdirinya.
"Saya kira proses-proses seperti itu yang pemerintah inginkan. Jangan sampai nanti yang mengolah itu di Jepang, atau di China, atau di Korea Selatan, atau di Eropa, nggak. Kita harus mengolah sendiri, ada hilirisasi, ada industrialisasi, sehingga nilai tambah betul-betul ada di dalam negeri," ungkap Jokowi.
Di akhir dialog tersebut, Jokowi menjelaskan bahwa pemerintah ingin membangun sebuah ekosistem yang saling menguntungkan di mana selain masyarakatnya untung, lingkungan sekitarnya juga dapat terjaga dengan baik. Untuk itu, Jokowi pun mendorong Menteri Pertanian untuk membuat perencanaan besar terkait prospek porang sebagai sebuah primadona komoditas pertanian baru.
"Kalau dulu karena masyarakat di sekitar Perhutani tidak sejahtera, akhirnya yang dilakukan adalah penebangan. Tetapi kalau ini nanti bisa betul-betul masif berkembang di seluruh wilayah Jawa atau di luar Jawa, saya kira akan betul-betul mengurangi masyarakat kita untuk merambah atau merusak hutan," ungkapnya.
"Saya kira arah ke depannya akan seperti itu. Artinya, memang porang ini sangat menjanjikan dan sekali lagi saya harapkan Pak Menteri ada sebuah target-target angka yang harus kita punyai sehingga para petani ini betul-betul memiliki sebuah panduan arah ke mana porang ini akan dibawa," tambahnya.
Pertanian sendiri merupakan salah satu sektor yang tetap bisa tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Berdasarkan catatan, Jokowi menyebut komoditas pertanian di kuartal I tahun 2021 bisa tumbuh 2,95 persen di saat sektor yang lain jatuh.
"Oleh sebab itu, saya terus menyampaikan kepada Pak Menteri Pertanian agar yang namanya porang ini betul-betul diperhatikan, ada rencana jangka sedang dan jangka panjang, jangan sampai ekspornya dalam bentuk mentahan atau umbi-umbian, kalau bisa nilai tambah itu ada di dalam negeri," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gibran membocorkan salah satu pesan dari Jokowi jika dirinya menang dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaWaibu Agro Edu Tourism merupakan pusat edukasi wisata yang berfokus pada pertanian, peternakan, dan perikanan.
Baca SelengkapnyaMentan dampingi Jokowi tinjau Food Estate Keerom Papua
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjelaskan penyebab sulitnya pupuk di depan para petani, di Banyumas, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaKeterbatasan para petani pun berdampak pada kemampuan modernisasi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, tidak hanya pemerintahan saat ini, pemerintah presiden terpilih Prabowo Subianto juga akan fokus di bidang pangan dan energi.
Baca Selengkapnya"Kalau cuma tanam singkong sama jagung, mereka lebih jago, Insya Allah tidak akan gagal," kata Ganjar
Baca SelengkapnyaPrabowo sempat menanyakan berapa nilai dirinya usai usai berdialog
Baca SelengkapnyaDirencanakan, lahan food estate seluas 45 hektare akan kembali panen pada September 2023.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berdialog dengan beberapa pedagang untuk mengetahui kondisi harga
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan mendampingi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut pangan sangat penting, dan menjadi fokus pemerintahan Prabowo nanti.
Baca Selengkapnya