Sabtu Dini Hari, Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Guguran Awan Panas
Merdeka.com - Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran awan panas pada Sabtu (24/4) dinihari. Tercatat ada empat kali guguran awan panas. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat guguran awan panas terjadi pada pukul 00.03 WIB, 00.42 WIB, 01.07 WIB dan 01.29 WIB.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan bahwa guguran awan panas pada pukul 00.03 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 30mm dan durasi 160 detik. Jarak luncur 1.800 meter ke arah barat daya.
"Awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 00.42 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 77 detik. Awan panas guguran ini memunyai jarak luncur 700 meter ke arah tenggara," kata Hanik kepada wartawan.
-
Kapan Gunung Merapi meluncurkan awan panas? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana awan panas guguran Merapi terjadi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Bagaimana Merapi meluncurkan awan panas? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Mengapa Merapi mengalami gempa guguran? Gempa guguran biasanya terjadi setelah erupsi disebabkan guguran lava yang terjadi pada sistem pembentukan lava.
-
Bagaimana Merapi mengalami gempa guguran? 'Gempa guguran merupakan gerakan yang terekam pada alat seismogram karena fragmen lava jatuh ke bagian bawah akibat gravitasi bumi,'
Hanik mengungkapkan setelahnya guguran awan panas kembali terjadi pukul 01.07 WIB dengan jarak luncur sejauh 800 meter ke arah tenggara. Ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 87 detik.
"Awan panas guguran Gunung Merapi terjadi pukul 01.29 WIB. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 92 detik. Jarak luncur 1200 meter ke arah barat daya," ungkap Hanik.
Terkait kondisi saat ini, Hanik menerangkan jika status Gunung Merapi masih berada pada level siaga. Status ini dikeluarkan oleh BPPTKG Yogyakarta sejak 5 November 2020 lalu.
Hanik menjabarkan saat ini, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer dan pada sektor tenggara yaitu Sungai Gendol sejauh tiga kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di DIY dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi dua kali meluncurkan awan panas guguran pada Senin (27/11) pukul 17.00 WIB dan 17.15 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaAwan panas guguran itu telah menyebabkan hujan abu tipis yang turun pukul 21.24 WIB di sekitar Dukuh Plalang hingga Desa Lencoh.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas 1.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaMorfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaPerubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023
Baca Selengkapnya