Said Aqil Nilai Masalah Akhlak di Indonesia Sudah Mapan

Merdeka.com - Nahdlatul Ulama mengungkapkan bahwa akhlak merupakan sebuah tindakan untuk membangun harmonisasi yang baik di tengah masyarakat. Namun, akhlak bisa diringkas dalam satu kalimat.

"Satu kata saja akhlak itu 'husnul muasyaroh' bahasa Arabnya. Membangun kebersamaan yang baik, sudah itu prinsipnya akhlak itu," jelas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj dalam acara Penandatanganan MoU Kemenko PMK dengan PP Muhammadiyah, PBNU, Forum Rektor Indonesia dan PGRI yang disiarkan lewat kanal Youtube Kemenko PMK pada Kamis (12/11).

Menurutnya, akhlak memang memiliki beragam definisi. Namun semuanya bermuara pada konotasi kebaikan. Jika disarikan, maka akhlak sebagaimana yang telah disebutkan tadi.

"Bagaimana caranya kita hidup ini bersama-sama membangun kehidupan yang baik, masyarakat yang baik. Muasyaroh, pergaulan, sinergi, gotong royong yang baik. Inilah akhlak sebenarnya," tegas dia.

Perkuat Persatuan

Menurut pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat pada 1953 itu konsep akhlak sudah selesai. Artinya masalah akhlak di Indonesia sudah mapan.

"Sudah tidak ada sekat antar suku, sudah enggak ada masalah, di kantor, di ormas satu partai, di klaster perumahan, Jawa, Sunda, Batak, Dayak, Madura, Bugis enggak ada masalah," katanya.

"Tinggal agama kadang masih ada masalah. Kalau suku sudah enggak ada masalah," sambungnya.

Disebutkan Said Aqil, hal ini akan kontras jika dibandingkan dengan negara-negara di wilayah Timur Tengah.

"Sampai hari ini fanatisme kesukuan masih jadi masalah besar, walaupun seorang pemimpin naiknya dengan partai politik, tapi dukungan utama harus didukung oleh sukunya," papar dia.

Oleh karena itu, kata Said Aqil, Indonesia saat ini mesti memperkuat lagi persatuan nasional supaya masyarakat tak terkoyak. "Alhamdulillah kita sudah selesai tinggal memelihara, memperkuat, meningkatkan lagi rasa persatuan kita," pungkasnya.

Reporter: Yopi MSumber: Liputan6.com