Sakit jiwa, pemuda di Klaten tebas leher ibu kandung hingga putus
Merdeka.com - Dwi Budiyanto (33), seorang pemuda asal Desa Pepe, Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tega membunuh Juwariyah (60), ibu kandungnya sendiri. Juwariyah tewas seketika dengan kondisi leher terputus setelah disabet bendo atau sabit di rumahnya.
Peristiwa mengerikan tersebut terjadi pada Minggu (29/4) malam, ketika kondisi rumah sedang sepi.
Kabagops Polres Klaten, Rohadi Pamungkas membenarkan peristiwa tersebut. Korban bernama Juwariyah merupakan ibu kandung pelaku. Kondisi pelaku sendiri, menurut dia, dalam keadaan sakit jiwa.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
-
Dimana pembunuhan terjadi? Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk parang yang diduga digunakan dalam pembunuhan, serta baju, sprei, dan bantal yang masih berlumuran darah.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Siapa pelaku pembunuhan mutilasi di Sleman? Pelaku adalah W, warga Magelang, dan RD, warga Jakarta. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan korban sudah saling mengenal. Hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku.
"Pelaku ini merupakan anak kandung dari korban. Namun demikian, pelaku ini dalam kondisi sakit jiwa. Sekarang pelaku sudah dibawa petugas ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan," ujar Rohadi, Senin (30/4).
Terkait kronologi kejadian, Kasatreskrim Polres Klaten AKP Suardi Jumaing menerangkan, peristiwa pembunuhan tersebut pertama kali diketahui oleh Rohmat (62) yang juga ayah kandung korban. Saat itu Rohmat yang pulang seusai menghadiri hajatan tetangganya, mendapati korban dalam kondisi tergeletak dengan kondisi leher terputus dari tubuh penuh darah.
"Jadi suami korban ini sepulang hajatan mendapati istrinya bersimbah darah dengan leher terputus dari badan di ruang utama atau kamar tamu. Dia kemudian minta tolong ke warga dan warga melaporkan ke kepolisian. Kita langsung datang ke TKP (tempat kejadian perkara) dan kita amankan pelaku ke rumah sakit jiqa. Karena berdasarkan rekam medis, per tanggal 9 Februari, pelaku ini masih melakukan kontrol," jelasnya.
Pelaku, lanjut Kasatreskrim, juga merupakan binaan dari Dinas Sosial setempat. Sementara berdasarkan keterangan keluarga, pelaku mulai terkena gangguan jiwa sejak lulus STM tahun 2003 silam. Sedangkan korban, telah dibawa ke rumah sakit dan dilakukan autopsi. Setelah dimandikan, selanjutnya korban dibawa ke rumah duka.
"Untuk motifnya kita belum mengetahui, karena saat kejadian tidak ada orang lain yang melihat. Saat kita lakukan pemeriksaan kondisi korban belum normal. Jadi tidak nyambung, apa yang kita tanyakan dengan jawaban yang disampaikan. Jawabannya cuma, bau kembang gitu katanya," jelasnya.
Untuk suami korban, hingga saat ini belum bisa dimintai keterangan, karena kondisinya masih syok.
"Suaminya itu masih mengigau, masih syok, kita datang kesana dia cuma diam dan belum bisa ngasih keterangan," terangnya.
Untuk proses selanjutnya, Kasatreskrim menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil observasi yang dilakukan rumah sakit jiwa terhadap pelaku. Pihaknya baru akan melakukan tidakan atau meningkatkan ke penyidikan jika pelaku dinyatakan sehat. Namun akan menghentikan proses hukum jika ternyata dinyatakan mengalami gangguan kejiawaan.
"Proses selanjutnya kita menunggu hasil observasi rumah sakit. Apakah ditingkatkan ke proses sidik, atau dihentikan dengan pertimbangan bahwa pelaku mengalami gangguan kejiawaan," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa naas ini terjadi saat sang istri meninggalkan rumah untuk menghadiri acara kondangan tetangga.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan polisi diketahui pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan sakit hati.
Baca Selengkapnyapembunuhan terjadi di rumahnya, Kamis (11/1) pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban, SR, sedang tidur sendirian di kamar belakang
Baca SelengkapnyaAhmad mengaku tidak mendengar adanya cek-cok atau ribut antara korban dengan terduga pelaku tersebut.
Baca SelengkapnyaUsai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.
Baca SelengkapnyaPeristiwa sadis terjadi di Kota Raja, Kota Kupang, Sabtu (30/3) pukul 19.00 Wita. Seorang warga setempat tega membunuh ibu kandungnya yang sudah berusia renta.
Baca SelengkapnyaAksi biadab dilakukan seorang anak terhadap ibu kandungnya sendiri di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024) lalu.
Baca SelengkapnyaKapolsek menjelaskan, awalnya warga mengira korban hanya terluka di bagian kaki karena banyak darah mengalir.
Baca SelengkapnyaNyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat korban dan ibunya tidur di kamar rumahnya, Selasa (19/11) dini hari
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa lima saksi dalam kasus pembacokan
Baca Selengkapnya