Sakit Usai dari Papua, Simon Tandi Cuma Diberi Rp 2,5 Juta dari PT Istaka Karya
Merdeka.com - Simon Tandi (53), salah satu dari 7 korban selamat peristiwa pembunuhan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Yigi, kabupaten Nduga, Papua, kini dirawat di RSUD Parikesit, Tenggaron, Kutai Kartanegara. Dia jatuh sakit, diduga kelelahan. Namun demikian, sang istri, Ridha Sanda meminta bantuan pemerintah soal biaya perawatan.
Dua pekan di tempat aman di Timika, Papua, Simon, pulang kembali ke Jahab, Senin (17/12) sore, untuk berkumpul kembali bersama istri dan 2 anaknya. Namun, keesokan hari, Selasa (18/12) sore, kondisi fisik Simon turun, dan dilarikan ke RSUD Parikesit.
"Ini masih di UGD, sudah 2 malam tidak dapat tempat tidur rawat karena penuh. Sepertinya memang kelelahan. Karena begitu sampai di rumah, tamu silih berganti datang, menanyakan soal kejadian di Papua itu," kata Ridha, kepada merdeka.com, Jumat (21/12).
-
Siapa yang merawat suami koma? Sun Hongxia, berasal dari Provinsi Anhui, di Timur China, menolak untuk menyerah pada suaminya yang terkena serangan jantung dan jatuh pingsan pada 2014.
-
Siapa yang membutuhkan dukungan suami? Terima kasih sudah mau membantu pekerjaan rumah tangga. Kamu suami yang luar biasa.
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Siapa korban penembakan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang mendukung pengobatan istri Jenderal Sayidiman? Presiden Soeharto berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga Sayidiman, khususnya dalam hal upaya pengobatan Sri Suharyati. Ia berjanji bahwa pemerintah Indonesia akan membantu untuk memastikan bahwa Sri Suharyati dapat mendapatkan perawatan medis yang lebih baik di Jepang.
Ridha bercerita, di bandara Timika sebelum pulang ke Kalimantan, suaminya Simon dibekali Rp 4,5 juta dari perusahaan PT Istaka Karya. "Sekarang suami saya sakit, itu pun saya minta bantuan, dikasih Rp 2,5 juta saja untuk perawatan," ujar Ridha.
"Suami saya ini kan saksi hidup. Kalau tidak selamatkan diri, ya mungkin meninggal juga. Tapi tidak ada toleransi dari pemerintah, bantu perawatan sampai sampai sembuh," harap Ridha.
Bersama Simon sebagai tulang punggung keluarga, Ridha dikaruniai 3 anak. Dimana, anak pertamanya laki-laki, saat ini sedang kuliah semester I, di salah satu kampus di Jakarta.
"Belum lagi anak saya, kuliah juga perlu biaya. Kalau bisa pemrrintah beri bantuan sampai sembuh buat suami saya. Dikasih obat lebih baik, perawatan lebh baik, karena suami saya kan saksi hidup peristiwa itu. Sudah berikan keterangan dari awal soal kejadian di Papua itu," ungkap Ridha.
Disebabkan ketiadaan ruang rawat, Simon saat ini masih dirawat di UGD. Sejauh ini, juga belum ada bantuan biaya perawatan dari pihak lainnya. "Saya temani suami saya, saya tidak bisa istirahat, karena masih di UGD, belum dapat tempat tidur rawat inap karena penuh. Kita minta tolong ke pemerintah. Proyek di Papua kan proyek pemerintah. Suami saya bisa dibantu perawatan sampai sembuh," demikian Ridha.
Diketahui, Simon, adalah salah satu korban selamat. Tiga hari tiga malam dia berjalan di hutan belantara menyelamatkan diri, ditemani 4 pemuda Distrik Yigi, kabupaten Nduga, pada 2-5 Desember 2018 lalu. Dia bersama 6 teman lainnya, dalam pengawasan dan penjagaan aparat kepolisian dan TNI di Timika, hampir pekan, hingga akhirnya dia kembali ke rumahnya, menemui istri dan anaknya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit TNI asal Merauke menceritakan pengalamannya saat hidup tanpa tempurung kepala selama 7 bulan.
Baca SelengkapnyaKartika Putri mengungkap misteri penyakitnya. Dari wajah melepuh hingga keputusan berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaOrang tua Sultan korban kabel fiber optik lemas saat Kapolri bantu tanggung semua biaya.
Baca Selengkapnya20 orang petugas penyelenggara Pemilu 2024 di Bali sebelumnya jatuh sakit dan satu orang petugas Satuan Perlindungan Masyarakat.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.
Baca SelengkapnyaKondisi Rifat yang memburuk secara tiba-tiba ini sungguh mengejutkan.
Baca SelengkapnyaPermintaan kompensasi itu diungkapkan kuasa hukum PT Bali Towerindo Sentra
Baca Selengkapnya"Untuk penyerahan santunan sudah diberikan kemarin kepada ahli waris," kata I Gede John Darmawan
Baca SelengkapnyaJasa Raharja memberikan santunan kepada ahli waris dari korban yang meninggal dunia sebesar Rp50 juta.
Baca SelengkapnyaKorban erupsi Gunung Marapi menerima santunan dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) dan Asuransi Syariah Amanah Ghita.
Baca Selengkapnya