Saksi ini akui pernah beli kantor unit Setya Novanto Rp 5 miliar
Merdeka.com - Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan sejumlah saksi dalam sidang kasus korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto. Dalam sidang tersebut, Hariansyah Direktur Utama PT Inti Anugrah Capitalindo mengaku pernah membeli satu unit kantor milik Setya Novanto di Menara Imperium, Jakarta Selatan.
Hariansyah menceritakan, dirinya sangat berkeinginan membeli satu unit kantor pada unit A di lantai 27, lantai yang sama dengan unit kantor yang ia miliki. Hariansyah beralasan keinginannya tersebut lantaran kantor unit A hampir tidak pernah ada kegiatan, sementara dia membutuhkan tambahan unit kantor yang akan dia sewakan.
"Anda miliki menara lantai 27 unit B, C, D, digunakan untuk apa? Disewakan juga?" Tanya jaksa penuntut umum kepada Hariansyah, Senin (5/2).
-
Kenapa kantor PT Hutama Karya digeledah? Penyidik mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK.
-
Siapa yang melakukan penggeledahan di kantor Hevearita Gunaryanti Rahayu? Pada Rabu (17/7), tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di Kantor Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Kenapa Setya Novanto disebut sebagai korban dalam kasus e-KTP? 'Partai Golkar itu menjadi korban dari e-KTP, jadi saya no comment. Jelas ya, korban e-KTP siapa? (Setnov) ya sudah clear,' pungkasnya.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Siapa yang dituduh meminta KPK menghentikan kasus e-KTP Setya Novanto? Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo soal Jokowi telah meminta dirinya untuk menstop kasus e-KTP dengan terpidana Setya Novanto (Setnov).
"Benar. Kantor tersebut kami sewakan juga ke konsultan pajak," ujar Hariansyah.
"Kalau yang A anda tadi sudah incar dari awal, ceritanya gimana?" Tanya Jaksa.
"Karena kantor kami sudah B C D nah kami butuh perluasan. Kebetulan, yang sewa butuh tambahan ruangan, kami mengincar itu karena kami lihat kantor itu kosong terus. Yang A terkunci terus kami berusaha mencari untuk beli itu," ujar Hariansyah menjelaskan alasannya bersikukuh membeli unit A yang diketahui milik Setya Novanto.
Lebih lanjut, jaksa menanyakan kegiatan yang dilakukan di unit tersebut meski dikatakan oleh Hariansyah hampir tidak ada kegiatan, namun dia mengatakan pernah ada sesekali kegiatan yang diisi oleh kader Partai Golkar.
"Tahun 99 sudah ada kegiatan. Tahun itu kan sudah ada pemilu. Yang suka dilihat tim sukses dari partai mana?" Tanya jaksa.
"Keterangan di BAP, seingat saya untuk (kegiatan) timses Golkar pada Pemilu 2009 dan pemilihan presiden 2009. Benar ini keterangan anda?" konfirmasi jaksa.
"Iya pak, tapi itu kira-kira karena enggak pasti saya enggak pernah tanya itu timses siapa," ujarnya.
Pembelian kantor unit A pun akhirnya terealisasi. Hariansyah mengatakan dirinya sempat melakukan negosiasi dengan Setya Novanto atas pembelian unit tersebut, hingga sepakat pembelian di angka Rp 5 miliar dengan uang muka Rp 500 juta. Unit A pun berpindah tangan kepada Hariansyah pada 11 Februari 2014.
"Anda beli berapa unit itu?" Tanya jaksa.
"Rp 5 miliar seingat saya," ujarnya.
Sementara saat disinggung PT Murakabi Sejahtera, Hariansyah mengaku tak tahu menahu. Sebab, disinyalir unit A merupakan kantor PT Murakabi Sejahtera, peserta lelang proyek e-KTP.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga, dia diperiksa sebagai saksi terkait dugaan korupsi perjalanan dinas luar daerah (SPPD) fiktif Sekretariat DPRD.
Baca SelengkapnyaKPK sebelumnya mencekal 10 orang terkait dugaan kasus korupsi pengadaan lahan di lingkungan BUMD DKI Jakarta tersebut.
Baca SelengkapnyaRafael Alun memiliki indekos mewah di Blok M. Harga sewa mencapai Rp4,5 juta
Baca SelengkapnyaKPK mengendus pembelian pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) oleh tersangka kasus korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) berisinial SW
Baca SelengkapnyaMulyanto heran kenapa Pertamina yang punya banyak aset harus menyewa gedung kantor pusat. Padahal bisa membangun sendiri gedung perkantoran.
Baca SelengkapnyaPara tersangka selanjutnya dilakukan penahanan guna proses penyelidikan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaJaksa KPK meyakini jual beli rumah itu untuk menutupi pemberian suap kepada Rafael Alun.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Mbak Ita dalam kapasitasnya sebagai saksi terkait kasus korupsi pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaTersangka ini sempat lolos dari sergapan KPK saat dilakukan Operasi Tangkap Tangan.
Baca SelengkapnyaTNI memeriksa sebanyak 20 orang saksi terkait kasus dugaan suap Kabasarnas
Baca SelengkapnyaPuspom TNI dan KPK menggeledah kantor Basarnas selama tujuh jam.
Baca SelengkapnyaMario Dandy Satriyo mengaku tidak tahu perusahaan kedua orang tuanya, termasuk PT Artha Mega Ekadhana (PT Arme), digunakan untuk menampung dana gratifikasi.
Baca Selengkapnya