Saksi Ungkap Perintah Nurdin Abdullah Menangkan PT Cahaya Sepang dalam Proyek Jalan

Merdeka.com - Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Makassar kembali menggelar sidang dengan terdakwa Agung Sucipto dalam kasus dugaan suap terhadap Gubernur nonaktif Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah, Kamis (27/5).

Dalam sidang tersebut, terungkap adanya perintah Nurdin Abdullah kepada Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel untuk memenangkan perusahaan terdakwa.

Anggota kelompok kerja (Pokja) 2 Pemprov Sulsel, Andi Salmiati mengakui adanya perintah dari Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa, Sari Pudjiastuti atas instruksi Nurdin Abdullah untuk memenangkan PT Cahaya Sepang Bulukumba yang merupakan perusahaan milik terdakwa, Agung Sucipto.

"Waktu itu kami (Tim Pokja 2) dipanggil ke ruangan Kepala Biro (Sari Pudjiastuti). Di situ disampaikan proyek Palampang-Munte ada arahan dari Pak Gubernur (Nurdin Abdullah) agar PT Cahaya Sepang Bulukumba diperhatikan," ujarnya dalam persidangan.

Salmiati menjelaskan tugas Pokja 2 adalah menerima, melakukan verifikasi, mengevaluasi, dan menentukan perusahaan mana yang layak memenangkan proyek di Pemprov Sulsel. Ia mengaku dirinya dipanggil oleh Sari Pudjiastuti pada Mei 2020.

Dalam persidangan tersebut, terungkap juga Nurdin Abdullah menitipkan dua perusahaan kepada Sari Pudjiastuti agar bisa memenangkan proyek ruas Jalan Bua-Rantepao Toraja Utara. Dua perusahaan tersebut yakni PT Makassar Indah dan PT Kurnia Indah Mandiri.

"Dua perusahaan menitipkan uang masing-masing Rp 30 juta. Pernah terima dari ibu Sari, katanya dari PT Makassar Indah dan PT Kurnia Indah Mandiri. Uang ini semua, sebagai ucapan terima kasih," ucapnya.

Diketahui, uang Rp 60 juta tersebut telah diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan telah menjadi barang bukti.

"Semua (Tim Pokja) dapat, dan kami sudah kembalikan kepada KPK," ucapnya.