Saksikan tari Bedhaya Ketawang, PB XIII berurai air mata
Merdeka.com - Upacara sakral Tingalan Dalem Jumenengan ke 13, Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) XIII, telah usai. Banyak yang berharap setelah momen tersebut kerukunan di keraton Surakarta akan lebih terjalin harmonis.
"Kita tentu berharap momen ini menjadi tonggak bagi kerukunan keluarga keraton. Tidak hanya di Surakarta tetapi juga seluruh keraton di nusantara," ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, saat memberi sambutan.
Sehingga, lanjut dia, ke depan Keraton Surakarta akan menjadi destinasi wisata nasional dan internasional.
-
Bagaimana cara menampilkan Tari Sulintang? Tari ini biasanya ditampilkan secara tunggal di atas panggung, dan sedikit mirip tari Jaipong.
-
Bagaimana acara tersebut? Acara gender reveal diadakan serentak dengan ulang tahun Michael di Bali, yang membuat momen tersebut sangat menarik.
-
Apa isi tarian Gending Sriwijaya? Tarian ini dipentaskan di Halaman Masjid Agung Palembang yang ditambahkan dengan 'Tepak' yang berisi kapur, sirih, pindang, dan ramuan lainnya yang dipersembahkan sebagai ungkapan rasa bahagia.
-
Kapan Panjang Mulud diadakan? Mengutip Kemdikbud, setelah masa kekuasaan berakhir antara 1651 M-1672 M, tradisi ini lambat laun mulai pudar karena kebijakan pemerintah kolonial Belanda dan Jepang.
-
Bagaimana tarian ini digunakan? Tarian ini awalnya digunakan untuk acara penyambutan tamu kerajaan. Apabila tarian ini tak ditampilkan, maka tamu kerajaan tidak akan naik ke istana.
-
Bagaimana Panjang Mulud dirayakan? Sebelumnya, replika mobil, masjid, hewan unta dan lain sebagainya yang sudah dihias dengan kertas warna warni, bendera, lampu hingga kaligrafi. Kemudian, replika ini diarak keliling kampung mulai pagi hingga siang menjelang salat zuhur.
Meski berlangsung lancar, namun ada yang luput dari perhatian. Saat berlangsung tarian Bedhaya Ketawang, PB XIII yang duduk di singgasana tampak berulang kali membuka kacamata dan mengusap matanya dengan tisu.
"Sinuhun memang terlihat berulang kali meneteskan air mata. Tadi Gusti Tedjowulan beberapa kali memberikan tisu. Mungkin beliau terharu, sudah lama tidak melihat tarian sakral seperti ini," ucap KPH Suryo Kumolo, yang juga cucu PB XII.
Dalam acara Tingalan Jumenengan tersebut, tarian Bedhaya Ketawang disajikan dengan durasi yang lebih singkat. Jika biasanya hingga 2,5 jam, namun kali ini dipersingkat menjadi hanya 30 menit. Hal tersebut membuat undangan yang hadir sempat bertanya-tanya.
"Memang tarinya dipersingkat, biar bisa dinikmati. Persiapannya juga singkat dan mepet. Ini kan juga baru pertama," tukas Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budayawan Tidung, Datuk Norbeck mengatakan bahwa persiapan tari massal dalam acara Iraw Tengkayu telah mencapai 70 persen
Baca SelengkapnyaMerasa ada kejanggalan, sebagian peserta mendatangi Kantor Gubernur Jateng.
Baca SelengkapnyaPertunjukkan Gandrung Sewu juga bakal diramaikan atraksi Air Show jajaran TNI AU.
Baca SelengkapnyaAlat musik ini dianggap sakral oleh masyarakat Baduy.
Baca SelengkapnyaDigelar Selama Depekan, Ritual ‘Seblang Olehsari’ Ramai Dipadati Pengunjung
Baca SelengkapnyaTarian tradisional Ketuk Tilu yang berasal dari Jawa Barat ini ternyata memiliki makna sangat mendalam.
Baca SelengkapnyaSederet potret haru pada perayaan HUT ke-78 RI di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSempat berlangsung meriah, Happy Asmara akhirnya mengakhiri aksi panggungnya lebih cepat karena penonton rusuh
Baca SelengkapnyaPara pemuda-pemudi Kalimantan Timur tampil memukau membawakan Tari Natana Borneo.
Baca SelengkapnyaTari Serampang XII, kesenian tradisional dari Sumatra Utara yang menggambarkan kisah asmara dengan 12 ragam gerakan berbeda.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.
Baca SelengkapnyaPenutupan Pekan Budaya Tarakan ditandai dengan pemukulan gong oleh Wali Kota Tarakan Khairul didampingi Wakil Wali Kota Tarakan Effendhi Djuprianto.
Baca Selengkapnya