Salah persepsi, aparat & pejabat dibuat ketar-ketir soal isu PKI
Merdeka.com - Partai Komunis Indonesia (PKI) tampaknya benar-benar menjadi momok bagi aparat. Bahkan terkadang ada salah persepsi soal atribut yang dikira berbau PKI dan bikin heboh. Hal itu terjadi karena aparat masih memegang teguh prinsip bahwa PKI adalah organisasi terlarang di Tanah Air ini.
Seperti kejadian di Buleleng, Bali. Puluhan pemuda desa diamankan petugas gara-gara bikin kaos yang ada gambar palu aritnya. Baju sablonan itu dikira bagian dari isu komunisme.
Puluhan pemuda âDesa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng terpaksa mendapat pembinaan oleh pihak kepolisian. Dalam baju tersebut juga bertuliskan pemuda Penyabangan (nama desa) yang tertera dalam pita yang berwarna kuning, pada kaos tersebut.
-
Siapa yang mempengaruhi warga desa memilih PKI? 'Lurah itu menunjukkan gambar palu arit. Pilihan tersebut menyebar ke seluruh desa.'
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang dilakukan suporter PPSM saat kerusuhan? Aksi itu membuat seluruh suporter PPSM terpancing dan ikut masuk ke lapangan.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Kenapa polisi ini disekap? 'Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya,' ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11). Kemudian, AI menceritakan hal ini kepada N dan S dan disepakati oleh para pelaku untuk melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap korban.
Kelian Dusun (Kepala Dusun) Penyabangan, I Gusti Putu Satriawan membenarkan adanya kaos berlambang palu arit tersebut. Dia juga menjelaskan, kelompok anak-anak muda yang tergabung dalam anggota predator itu memang sudah berdiri sejak 8 tahun lalu. Padahal menurutnya, pembuatan lambang predator bergambar palu arit, hanya meniru, dan tidak ada maksud muatan politis. Meski demikian untuk menjaga stabilitas di desa, kaos sablonan itu akan dimusnahkan.
"Kaos yang bergambar palu arit itu sudah kami kumpulkan rencananya akan kami musnahkan," katanya, Selasa (18/8). (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belasan warga Garut, Jawa Barat diamankan aparat kepolisian saat tengah melakukan kegiatan adu muncang
Baca SelengkapnyaSalah satu peserta konvoi memprovokasi dengan mengatakan ada dari anggota mereka ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaViral Pukuli Penjual Kopi, 6 Anggota PSHT Ditangkap
Baca Selengkapnya"Jadi terdata, bahwa dari kelima orang ini bukan ormas," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo
Baca SelengkapnyaNasib tragis dialami MZN, seorang remaja yang tiba-tiba dikeroyok sekelompok orang gara-gara kaus yang ia kenakan.
Baca SelengkapnyaPolisi gadungan bawa kabur motor, ponsel hingga uang mahasiswi Palembang
Baca SelengkapnyaTermasuk mengangkat isu Patung Yesus yang sebenarnya telah dibahas dan telah diselesaikan oleh unsur Forkopimda dan para tokoh di Intan Jaya.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyelidikan untuk mendalami kasus yang dipicu laporan dugaan pungli di SD negeri ini.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaPolri melakukan berbagai langkah penyelesaian dalam penanganan perkara prajurit TNI menyerang Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaRaja Juli Antoni merasa heran dengan tindakan yang dilakukan oleh segerombolan massa tersebut.
Baca SelengkapnyaAipda AL ditetapkan sebagai tersangka bersama seorang warga inisial AS.
Baca Selengkapnya