Salat Tarawih Diizinkan di Jateng, TNI-Polri akan Dikerahkan Awasi Prokes

Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah mengizinkan pelaksanaan kegiatan salat tarawih di masjid selama bulan suci Ramadan. Aparat keamanan dikerahkan untuk memantau protokol kesehatan secara penuh di masjid besar.

"Kita sudah sepakati ada salat tarawih dengan koordinasi TNI Polri untuk memantau protokol kesehatan ketat, dan kejadian yang tidak diinginkan. Jemaah yang datang harus pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan diminta bawa sajadah sendiri. Sedangkan di masjid tidak digelar karpet," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, Ahmad Daroji, Rabu (7/4).

Dia menyebut jika protokol kesehatan bisa dilaksanakan secara disiplin ketat, potensi penularan bisa ditekan. Nantinya di masjid besar boleh tidak hanya jemaah sekitar yang melaksanakan ibadah tapi bisa juga pendatang atau pelintas.

"Kalau untuk masjid terbuka bagi warga yang melintas dari kota lain juga boleh ibadah salat tarawih di masjid asalkan protokol kesehatannya dijaga," ungkapnya.

Pihaknya juga menilai salat tarawih tidak perlu dilakukan secara sif atau bergantian. Pihaknya memprediksi jumlah jemaah tidak penuh seperti salat Jumat.

"Saya rasa tidak perlu sif. Sebab, salat tarawih bisa dilaksanakan di musala kecil tingkat RT, RW. Jadi jemaah tersebar di tempat tempat ibadah masih bisa jaga jarak," ujarnya.

Sementara itu Sekretaris Dewan Masjid Jawa Tengah, Multahzam Ahmad mengatakan total masjid di Jawa Tengah yakni 48 ribu masjid yang tersebar di 35 kabupaten kota.

Pembatasan jumlah jamaah salat tarawih juga menjadi syarat pelaksanaan ibadah, jamaah tidak boleh lebih 50 persen dari kapasitas masjid yang digunakan sholat tarawih.

"Jumlah jamaah juga akan dibatasi nantinya 50 persen dari jumlah kapasitas masjid,"kata Multahzam.