Saldo Sejumlah ASN Pemkab Klaten di Bank Jateng Diduga Raib
Merdeka.com - Warga Klaten dihebohkan dengan kabar raibnya saldo sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di rekening BPD Jateng (Bank Jateng). Tidak sedikit nasabah terutama dari kalangan ASN yang kemudian mendatangi bank.
Dikonfirmasi wartawan, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Klaten Himawan mengaku mengetahui kabar adanya rekening yang bobol tersebut melalui unggahan di grup WhatsApp.
"Kemarin siang saya dapatkan WA dari grup, ada salah satu korban di salah satu OPD yang kaitannya dengan rekeningnya hilang. Terus saya koordinasikan dengan Bank Jateng, ternyata Bank Jateng juga kaget," kata Himawan, Rabu (8/9).
-
Apa yang membuat warga Klaten antre air bersih? Warga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka Antrean warga terlihat di Kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Dengan membawa sejumlah jeriken, warga mendatangi sumur bor sedalam 240 meter milik pemerintah desa setempat. Warga harus antre berjam-jam dan bergantian dengan warga lain untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih.
-
Mengapa saldo nasabah BRI bisa raib? Kejahatan perbankan pun dapat terjadi karena data transaksi perbankan (kode OTP) yang bersifat pribadi dan rahasia dikirimkan melalui SMS.
-
Dimana warga Klaten mengantri air bersih? Antrean warga terlihat di Kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Dengan membawa sejumlah jeriken, warga mendatangi sumur bor sedalam 240 meter milik pemerintah desa setempat.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Kenapa warga Klaten kekurangan air bersih? Sarmini, salah seorang warga menjelaskan bahwa dampak kekeringan sudah terjadi dua bulan lamanya. Demi memperoleh air bersih, warga harus antre dengan warga lain. Mereka juga harus rela menempuh jarak 1,5 km dari rumah. Air bersih digunakan untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci. Setiap harinya ia membutuhkan sekitar 4-6 jeriken air. “Dari air hujan. Pakai tandon. Kalau saat ini kering tandon saya. Untuk air saya ambil di sini. Antre paling kadang setengah sampai satu jam,“ kata Sarmini dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (7/8).
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
Ia menjelaskan, sejumlah langkah sudah dilakukan Bank Jateng. Di antaranya melapor ke internal, khususnya kepada direksi hingga laporan ke Polres Klaten.
"Jadi saat ini sudah ditangani dari sisi hukum oleh Polres," katanya.
Kemudian, lanjut dia, dari Bank Jateng menyampaikan bahwa kasus tersebut sudah ditangani dengan cepat. Terkait kronologi kejadian, dikatakannya, masih delam proses identifikasi. Himawan juga mengaku belum mengetahui berapa jumlah ASN yang menjadi korban.
"Belum ada laporan, ini masih proses. Kami belum bisa matur, jumlahnya berapa, tindakannya bagaimana. Biarkan nanti proses hukum yang melaksanakan," bebernya.
Kendati demikian, sesuai informasi yang diperolehnya dari Bank Jateng, para nasabah diimbau agar tetap tenang. Karena uang nasabah di bank tersebut dijamin keamanannya.
"Saran dari Bank Jateng, apabila ada nasabah yang uangnya berkurang, tapi tidak atas inisiatif penarikan sendiri, untuk segera melapor ke kantor Bank Jateng manapun. Nanti akan segera ditangani," tutur Himawan.
Himawan menyampaikan, selama ini transfer gaji para ASN memang melalui Bank Jateng. Karena kas daerah memang disimpan di bank tersebut.
"Imbauan kami khususnya nasabah yang ASN, tetap tenang. Kalau dicek ada saldo yang berkurang, bukan inisiatif pribadi, segera buat laporan. Kalau dirasa perlu pemblokiran ya, ajukan pemblokiran," pungkasnya.
Asisten 1 Setda Klaten Ronii Rukminto menyampaikan, pihaknya sudah dihubungi Bank Jateng pada Selasa sore. Mereka menyarankan agar sementara memblokir rekening para ASN. Sosialisasi terkait pemblokiran itu sudah dilakukan melalui media sosial oleh pihak bank.
"Kita tunggu dulu, karena ini sedang dalam pengusutan. Itu modus operandinya sudah diketahui. Kedepan keamanan ATM agar ditingkatkan," katanya.
Inspektur Klaten, Jajang Prihono menambahkan, pihaknya berharap diambil langkah aman, yakni dengan memblokir semua rekening ASN secara bersamaan. Ia menyebut, korban hilangnya saldo tersebut paling banyak dialami jajaran tenaga kesehatan.
"Kemarin yang paling banyak memang dari jajaran kesehatan. Nakes kalau nggak salah. Setiap puskesmas, hampir setiap puskesmas ada," ungkap Jajang menambahi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembobolan diduga dilakukan teller semenjak tahun 2015 silam.
Baca SelengkapnyaBTN tidak pernah mengeluarkan produk investasi dengan iming-iming bunga tinggi hingga mencapai 10 persen per bulan.
Baca SelengkapnyaSanksi kepada ASN yang tidak netral selama tahapan Pilkada 2024 berlangsung akan diberikan oleh Badan Kepegawaian Negara.
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.
Baca SelengkapnyaFriderica menyebut, pihak BTN wajib bertanggung jawab jika terbukti terdapat kesalahan di pihak bank.
Baca SelengkapnyaKekecewaan Akmal makin membesar kala melihat rekapitulasi sistem absensi di kantor tersebut.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pencurian itu terjadi pada Senin (6/11) kemarin. Kasus ini masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini yang bersangkutan sulit dihubungi. Hal tersebut juga yang mendorong para orang tua melakukan aksi yang isinya menuntut agar uang mereka kembali.
Baca SelengkapnyaAhmad Muhdlor Ali menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku, yakni ES dan MS, telah ditangkap jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaEmpat mantan pegawai PT PNM Unit Mekaar di Garut harus mendekam di penjara karena diduga terlibat penggelapan dana dengan modus kredit fiktif.
Baca SelengkapnyaPemanggilan tersebut terkait pertanggungjawaban program bantuan dana provinsi tahun 2020-2022.
Baca Selengkapnya