Salon kambing, pijat sapi hingga batu akik jadi pemanis kurban
Merdeka.com - Hari ini sebagian besar umat Islam di Nusantara melaksanakan salat Idul Adha yang menandakan hari raya kurban telah tiba. Masjid dan lapangan pun banyak yang disulap dijadikan tempat penjagalan hewan kurban.
Sebelum perayaan kurban, banyak penjual kambing dan sapi dadakan muncul di sudut-sudut jalan. Mereka menjajakan hewan kurban dari berbagai jenis dan ukuran.
Namun penjualan hewan kurban jelang Idul Adha juga menyisakan cerita unik tersendiri. Ada profesi unik yang muncul jelang Idul Adha, bahkan ada juga bonus unik bagi yang membeli hewan kurban. Semua dilakukan untuk ikut menyemarakkan hari raya kurban yang dirayakan setiap setahun sekali ini.
-
Apa makna dari kurban di Idul Adha? Berkurban mengajarkan umat Muslim untuk melatih keikhlasan dalam beribadah. Sebagai bentuk pengorbanan harta dan hewan yang dimiliki, umat Muslim diajak untuk berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan yang langsung dari manusia, melainkan hanya mencari ridha Allah SWT semata.
-
Hewan kurban apa saja yang diperiksa? Rinciannya, ada 2.150 ekor sapi, 17 ekor kerbau, dan 320 ekor kambing/domba.
-
Bagaimana penjual kambing kurban menarik pembeli? Untuk menarik minat konsumen, sejumlah cara pun dilakukan mulai dari pengiriman ke lokasi pemesan, sampai menggratiskan ongkos kirim dengan minimal pembelian di atas 15 ekor.
-
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih hewan kurban? Syarat hewan kurban yang perlu diperhatikan adalah jenis hewannya harus binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, dan domba.
-
Siapa yang bisa kurban? Jika yang berserikat kurang dari tujuh orang, maka sah kurbannya. Dengan itu mereka teranggap melakukan amalan sunnah atas kelebihan harta yang dikeluarkan,'
-
Gimana cara beli kambing kurban? Dalam Islam, seseorang dapat membeli hewan kurban baik secara mandiri maupun dengan melakukan patungan dengan orang lain.
Berikut beberapa cerita unik soal profesi dadakan yang ramai jelang Idul Adha hingga trik tak lazim saat menjual hewan kurban:
Jelang Idul Adha, salon kambing banjir order
Jasa salon kambing yang ditekuni Suhardi (48) di Pasar Hewan Ajibarang dan Pasar Hewan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kebanjiran order menjelang Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah."Jasa salon kambing ini saya layani setiap hari pasaran ternak di Pasar Hewan Ajibarang maupun Cilongok," kata Suhardi yang tercatat sebagai warga Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Banyumas, seperti dikutip dari Antara, Rabu (23.9) kemarin.Menurut dia, lesunya perekonomian tidak menurunkan minat pedagang hewan kurban untuk merias kambingnya dengan memanfaatkan jasa salon kambing. Dalam hal ini, kata dia, kambing butuh perawatan mulai dari tanduk, bulu, hingga kuku.Dia mencontohkan tanduk yang kurang cakap atau masuk ke kepala sehingga bisa merusak kepala dan menyebabkan koreng itu dapat dikurangi agar kambing kelihatan rapi dan dapat diselamatkan dari koreng."Alhamdulillah banyak peminat karena pedagang ingin kambingnya dapat perawatan. Bahkan, menjelang Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah, jumlah kambing yang menjalani perawatan mengalami peningkatan," kata dia yang telah menekuni jasa salon kambing itu sejak tahun 2010.Menurut dia, jumlah kambing yang masuk salon menjelang Idul Adha berkisar 30-40 ekor per hari pasaran sedangkan pada hari-hari biasa hanya berkisar 10-20 ekor per hari pasaran.Disinggung mengenai tarif perawatan, dia mengatakan bahwa hal itu berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu yang bergantung pada tingkat kesulitan. "Kalau kambingnya korengan, butuh diobati, biaya perawatannya mencapai Rp 50 ribu," katanya.Selain melayani jasa salon kambing, Suhardi juga memasok kambing untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban di Banyumas dan Jakarta. Kendati demikian, dia mengatakan bahwa penjualan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah mengalami kelesuan jika dibanding tahun sebelumnya.Ia menduga kondisi tersebut turut dipengaruhi krisis ekonomi global yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. "Teman-teman pedagang banyak yang mengeluhkan kondisi ini," katanya.Ia mencontohkan pedagang kecil dari kampung yang bawa kambing lima hingga 10 ekor dengan harapan dapat dijual di pasar dengan harga minimum Rp2 juta per ekor seperti harga belinya namun kenyataannya, kambing tersebut ditawar sebesar Rp1,8 juta sehingga pedagangnya merugi.Selain itu, kata dia, larangan berjualan di lapak-lapak pinggir jalan yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga turut memengaruhi penjualan hewan kurban.Dengan adanya larangan tersebut, lanjut dia, konsumen jadi kesulitan untuk mencari hewan kurban sehingga berpengaruh pada pendapatan pedagang."Hari ini saja di Jakarta, kambing ukuran sedang yang dulu laku dijual dengan harga Rp3 juta, sekarang dijual hanya Rp 2,5 juta saja, pembelinya kabur," kata dia yang buka lapak hewan kurban di Tanah Abang, Jakarta.Dia mengaku mampu menjual kambing hingga 400 ekor di Jakarta saat Idul Adha 1435 Hijriyah/2014 Masehi. "Namun sekarang, bawa 70 ekor saja belum habis," katanya.
Profesi langka, pijat sapi marak jelang Idul kurban
Profesi pemijat hewan sangat langka, namun menjelang kedatangan Idul Adha 1436 Hijriah, para agen lembu dan sapi yang ada di Kota Binjai, Sumatera Utara, sangat meminati jasa pemijat hewan ini.Salah seorang pelaku pemijat hewan ini adalah Obi Johan warga Jalan Ikan Tongkol, Kecamatan Binjai Timur, Binjai, yang telah puluhan tahun menjalani usaha ini."Pemijatan terhadap hewan ini dilakukannya bila para agen memerlukan jasanya setelah para hewan itu menempuh perjalanan panjang," katanya.Biasanya hewan kurban yang didatangkan itu berasal dari provinsi tetangga seperti Aceh, yang memerlukan waktu perjalanan darat hingga 12 jam.Obi Johan menjelaskan terapi hewan kurban dilakukan dengan cara memijat seluruh bagian tubuh sapi ataupun lembu dari badan hingga kaki sapi.Jasa pemijatan tersebut dipercaya para agen sapi agar sapi mereka terlihat segar bugar dan memberikan perawatan tersendiri sebelum dijual ke masyarakat.Ia menjelaskan untuk jasa pemijatannya terhadap hewan satu ekor sapi, lembu mematok harga pemijatan dari Rp8.000-Rp10.000.Obi Johan juga menjelaskan yang mempergunakan jasanya itu sedikitnya 20 hewan per harinya."Jelang Idul Adha seperti sekarang ini yang mempergunakan jasanya naik drastis mencapai 30-40 ekor perharinya," katanya.
Beli hewan kurban gratis batu akik
Meski harganya kini sudah terjun bebas, demam akik masih melanda. Memanfaatkan ceruk batu akik ini, Husrohim (44) warga Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur mencoba menjual hewan kurban dengan bonus batu akik.Harga hewan kurban dijual Husrohim bervariasi. Untuk kambing dibanderol mulai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Sedang sapi dihargai Rp 11 juta hingga Rp 17 juta rupiah."Paling besar ya Rp 17 juta. Kalau bobotnya saya kurang paham. Semua sapi-sapi kita datangkan dari Madura," kata anak Husrohim, Wildan, Selasa (22/9). Untuk kambing, lanjut pemuda 20 tahun ini, didatangkan dari Malang, Jember, dan Yogyakarta. "Untuk setiap pembelian, kita beri bonus batu akik. Untuk pembelian hewan kambing, dapat batunya saja. Kalau sapi, dapat batu akik plus embannya (cincin) sekalian," ujar Wildan.
Untuk jenis batu akik dijadikan bonus, kata Wildan, ada banyak macamnya. Mulai jenis Kecubung Api hingga Kalsedon. "Jenisnya banyak. Ini sudah tinggal sedikit," ucap Wildan.Husrohim mengaku, awal strategi bisnis berdagang hewan kurban berhadiah batu akik ini spontan saja. "Spontan saja, sekalian amal. Apalagi di rumah ada banyak batu akik. Jadi sekalian amal, biar tambah rezeki," kata Husrohim yang juga mengaku menjadi perajin akik di rumahnya.Husrohim dan keluarganya, dibantu tujuh pegawai untuk menjual hewan-hewan korbannya, mengaku sudah 20 tahun menggeluti usaha dagang hewan kurban saban tahun, menjelang Hari Raya Idul Adha."Sudah 20 tahun. Kalau dulu jualan di daerah Tapak Siring, Surabaya. Kalau di sini, di MER Kali Judan (Jalan Ir Soekarno) baru dua tahun ini. Dan baru tahun ini dapat bonus akik untuk pembelian satu hewan kurban," ujar Husrohim.Husrohim mengaku, dengan strategi dagang hewan kurban berhadiah batu akik ini, rata-rata hewan terjual sekitar enam ekor untuk sapi. "Kalau kambing, rata-rata tiap hari laku 20 ekor. Kalau jumlah awal yang kita jual, untuk sapi ada 20 ekor, kambingnya sekitar 110 ekor," lanjut Husrohim.Tiap kali laku terjual, ujar Husrohim, malam harinya hewan-hewan yang baru didatangkan. Tujuannya, supaya keesokan harinya jumlah hewan yang dijual jumlahnya tetap, yakni 20 ekor sapi, dan 110 ekor kambing."Kalau hari ini laku 6 ekor untuk sapi, dan 10 ekor untuk kambing, malam hari hewan yang baru datang. Jadi jumlah hewan yang kita jual tetap," tutup Husrohim. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi lain, hukum menjual kulit hewan kurban oleh mayoritas ulama, adalah tidak diperbolehkan jika penerima kulit hewan kurban adalah orang kaya.
Baca SelengkapnyaJual pakaian muslim baru seperti baju koko, gamis, dan hijab untuk dipakai saat shalat Idul Adha.
Baca SelengkapnyaPara SPG itu telah dibekali pengetahuan tentang hewan kurban. Harapannya mereka akan mendongkrak penjualan hewan kurban.
Baca SelengkapnyaKambing ras Etawa Senduro, Kali Gesing dan Jawa Randu banyak diburu pedagang bahkan sampai langsung ke lokasi peternakan.
Baca SelengkapnyaKambing kendit adalah jenis kambing yang dijual dengan harga tinggi.
Baca SelengkapnyaKambing Iduladha di Parongpong, Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaHewan kurban perlu dipilih dengan kondisi baik dan memenuhi syarat.
Baca SelengkapnyaMendekati Hari Raya Idul Adha, sejumlah seleb tanah air mulai berburu hewan kurban.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental sapi
Baca SelengkapnyaAda sejumlah hadits tentang kurban yang penting diketahui setiap muslim.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang doa cukur rambut bayi dalam Islam saat aqiqah lengkap dengan tata caranya yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaIrfan Hakim sampai datang ke Bantul untuk menemui Adi, pedagang kambing yang menggunakan jasa SPG.
Baca Selengkapnya