Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Samad diserang, dari sprindik Anas, foto mesra, sampai lobi politik

Samad diserang, dari sprindik Anas, foto mesra, sampai lobi politik Laporan akhir tahun KPK. ©2014 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Menjadi ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jelas tidak mudah. Jika tidak benar-benar membentengi diri dengan kode etik, maka dia bisa terjerumus, dan bukan tidak mungkin kariernya bakal tamat seketika.

Kasus Antasari Azhar, ketua KPK ke-2, adalah bukti bahwa jabatan lembaga itu tidak bisa main-main. Baru separuh jalan menjabat pada 2009, Antasari sudah jatuh dari kursi panas lembaga yang sedang sangat dipercaya publik itu karena kasus pembunuhan, dengan bumbu skandal percintaan di dalamnya. Dia kini masih mendekam di penjara untuk menjalani hukuman 18 tahun bui.

Kini Abraham Samad, ketua KPK ke-4, juga tidak lepas dari persoalan. Meski tidak separah Antasari yang dijerat pidana, Samad kini ramai digunjingkan karena sejumlah dugaan pelanggaran etis.

Terakhir, serangan Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang buat geger. Hasto menyebut Samad aktif melobi partainya dan juga Partai NasDem untuk menjadi cawapres Jokowi. Namun, melalui Deputi Pencegahan KPK Johan Budi, Samad menyebut tudingan itu sebagai fitnah.

Catatan merdeka.com, bukan kali ini saja Samad mendapat serangan saat menjabat ketua KPK. Sejumlah kasus bahkan sempat membuatnya diperiksa oleh Komite Etik KPK. Berikut serangan-serangan kepada Samad:

Abraham Samad melanggar kode etik soal sprindik Anas

Awalnya, serangan kepada KPK Ketua Abraham Samad soal kebocoran surat perintah penyidikan (sprindik) Anas Urbaningrum, yang isinya menyatakan ketua umum Demokrat itu menjadi tersangka, adalah isapan jempol. Namun belakangan Samad terbukti melanggar, meski tidak fatal.Pada 3 April 2013, Komite Etik KPK telah membuktikan Samad melakukan 'pelanggaran sedang' kode etik pimpinan KPK, karena sikap dan perbuatannya menciptakan situasi dan kondisi terjadinya kebocoran surat perintah penyidikan (sprindik) terkait kasus Anas.Meskipun tidak terbukti secara langsung membocorkan sprindik tersebut, Samad tetap dianggap lalai mengawasi sekretarisnya, Wiwin Suwandi, yang membocorkan dokumen rahasia tersebut kepada publik.Karena pelanggaran sedang itu, Komite Etik menjatuhkan sanksi berupa peringatan tertulis kepada Samad, agar memperbaiki sikap, tindakan dan perilakunya. Samad juga diminta bersikap tertib dalam berkomunikasi, mampu menjaga kerahasiaan KPK, serta berperilaku yang bermartabat dan berintegritas.

Abraham Samad diserang foto mesra hasil rekayasa

Sehari pasca-penetapan calon Kapolri Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai tersangka dugaan korupsi dan suap oleh KPK, beredar foto mesra sepasang pria dan wanita di media sosial, yang mirip dengan Ketua KPK Abraham Samad dan Putri Indonesia Elvira Devinamira. Foto tersebut disebarkan oleh surat elektronik beralamat wijayantiandini@yahoo.co.id kepada awak wartawan.Samad saat dihubungi mengatakan jika foto tersebut merupakan fitnah yang ditujukan untuk menjatuhkan dirinya. Menurut dia, hal itu sebagai serangan balik dari kubu calon Kapolri Komjen Polisi Budi Gunawan.KPK menyatakan foto-foto mesra antara Ketua KPK Abraham Samad dengan Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira Wirayanti, adalah rekayasa. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menyatakan hal itu sudah biasa dilakukan buat menjatuhkan."KPK sudah mengkaji foto yang sudah beredar dan dipastikan itu adalah hasil editan dan rekayasa," tulis Bambang melalui pesan singkat kepada awak media, Rabu (14/1).Setelah sekian hari foto tersebut beredar, beredar pula penjelasan detil bahwa foto itu hasil editan alias rekayasa. Penjelasan tersebut termasuk soal bagaimana si pelaku memotong foto Samad dan Elvira, lalu menggabungkannya dalam pose mesra.

PDIP serang Samad soal lobi politik cawapres Jokowi

Setelah penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK timbul polemik hebat. PDIP yang disebut-sebut berada di balik pencalonan Jenderal bintang tiga itu mulai bereaksi.Berbagai pernyataan yang dituding sebagai 'borok' petinggi KPK dibeberkan oleh salah satu elite partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dengan lantangnya menuding perilaku Abraham Samad yang ikut berpolitik praktis. Samad dituduh berhasrat menjadi cawapres Jokowi pada musim pilpres lalu.Apartemen The Capital Residence adalah saksi bisu di mana tudingan lobi politik itu berlangsung. Bukan hanya sekali, Hasto dengan tegas menyatakan pertemuannya dengan Samad dua kali dilakukan di tempat yang mewah dan megah tersebut. Namun, Hasto tak menyebutkan di mana tepatnya kamar atau ruangan, tempat obrolan santai itu terjadi."Ruangannya sudah berpenghuni, penghuni memiliki privasi jadi engga bisa saya tunjukkan," kata Hasto di apartemen The Capital Residence, di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (22/1).Dengan menaiki sebuah lift, Hasto tiba di kamar pertemuan. Dia yang mengaku datang belakangan mendapati Samad sedang duduk santai dengan sajian beberapa buah segar.Adanya pertemuan itu dimotori oleh D1, yang disebut berkeinginan Samad menjadi wapres pada pilpres kemarin. Belum diketahui D1 ini siapa. Sebab, Hasto masih enggan menyebut siapa sebenarnya D1."Pertemuan pertama D1 menyampaikan punya hubungan yang baik dengan partai dan ingin membantu kami. Setelah pertemuan itu D1 rajin berhubungan dengan kami, dan memohon proses penetapan sebagai wapres," akunya.Pada pertemuan kedua, di tempat dan lokasi yang sama Hasto kembali bertemu Samad. D2 dengan orang yang beda menjadi mediator percakapan dan lobi-lobi soal posisi wapres."Pertemuan kedua di apartemen ini dengan inisial D2, dalam pertemuan lebih maju lagi," tambahnya.Keakraban dan hubungan harmonis terjalin antara Hasto dengan D1 dan D2. Di pertemuan ketiga, mereka membuat skenario agar Samad dan orang nomor satu di Indonesia itu bertemu.Bahkan, Hasto menegaskan pertemuan berlanjut di hotel bersama mantan kepala Badan Intelejen Negara AM Hendropriyono."Ketiga pertemuan di Jogja dilakukan skenario gimana Abraham Samad bertemu Jokowi di sebuah airport ruang bluesky. Dari situ kami merancang pertemuan lainnya di hotel berbintang lima bersama Hendropriyono dan menteri-menteri yang saat ini ditunjuk," jelas Hasto.Namun, pada 19 Mei 2014 atau tiba saat pengumuman calon wapres harus disampaikan, akhirnya nama Jusuf Kalla yang keluar. Hasto, yang saat itu ditunjuk Jokowi untuk menyampaikan keputusan itu, mendapati Samad sudah mengetahuinya lebih dulu."Saat itu 00.30 WIB bertemu kemudian beliau (Abraham Samad) bilang saya mengetahui itu, saya menyadap pembicaraan dan ini karena Budi Gunawan," kata Hasto sembari menirukan gaya Samad saat itu.Hasto juga menuduh pertemuan tersebut tidak hanya dilakukan di apartemen Capital, melainkan pula di Yogyakarta. Namun, lewat Deputi Pencegahan KPK Johan Budi, Samad menyebut semua tudingan Hasto fitnah belaka.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terbukti Kampanyekan Andra-Dimyati, Ketua Apdesi Kabupaten Serang Terseret Pidana
Terbukti Kampanyekan Andra-Dimyati, Ketua Apdesi Kabupaten Serang Terseret Pidana

Anwar dinilai turut serta mendukung dan mengkampanyekan calon gubernur-wakil gubernur Banten Andra Soni-Dimyati Nataksumah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Emosi Megawati Akui Jadi Provokator, Tunjuk-Tunjuk Kader PDIP Panas Dicap Tukang Ngamuk!
VIDEO: Emosi Megawati Akui Jadi Provokator, Tunjuk-Tunjuk Kader PDIP Panas Dicap Tukang Ngamuk!

Penuh emosional, Megawati menegaskan saat ini dirinya menjadi provokator.

Baca Selengkapnya
Megawati Jawab Kritik Ganjar Capres Petugas Partai, Singgung Posisi Jokowi
Megawati Jawab Kritik Ganjar Capres Petugas Partai, Singgung Posisi Jokowi

Megawati Jawab Kritik Ganjar Capres Petugas Partai, Singgung Posisi Jokowi

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Halus Airin Soal 'Dibentak' Kena Ospek Mega PDIP saat Diusung Maju Pilkada Banten
VIDEO: Jawaban Halus Airin Soal 'Dibentak' Kena Ospek Mega PDIP saat Diusung Maju Pilkada Banten

Usai resmi diusung Golkar maju Pilkada Banten hari ini, Selasa (27/8), Airin menegaskan reaksi biasa dalam politik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Megawati Tantang Wartawan yang Sebut Dirinya Bodoh,
VIDEO: Megawati Tantang Wartawan yang Sebut Dirinya Bodoh, "Jangan Main-Main Sama Saya!"

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang menyebutnya bodoh, saat peresmian Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Rabu (26/7)

Baca Selengkapnya
Ada Upaya 'Membegal' PDIP, Siapa Pelakunya?
Ada Upaya 'Membegal' PDIP, Siapa Pelakunya?

PDIP mencium ada upaya membegal partainya melalui Kongres PDIP yang bakal digelar dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng

asco menyebut, jika ada kecurangan dibuktikan di Bawaslu.

Baca Selengkapnya
Pilkada Banten Panas, Cagub Andra Soni Dilaporkan ke Bawaslu
Pilkada Banten Panas, Cagub Andra Soni Dilaporkan ke Bawaslu

Dalam video tersebut, seseorang bicara tentang dukungan terhadap Andra Soni dan Ratu Zakiyah

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nada Tinggi Megawati Jengkel Diberitakan Ngawur,
VIDEO: Nada Tinggi Megawati Jengkel Diberitakan Ngawur, "Saya Mudah Jelekkan Keluargamu!"

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.

Baca Selengkapnya
TOP NEWS: Menteri Kabinet Jokowi Ingin Mundur Lapor ke Megawati | Prabowo-Gibran Jawab Tudingan
TOP NEWS: Menteri Kabinet Jokowi Ingin Mundur Lapor ke Megawati | Prabowo-Gibran Jawab Tudingan

PDIP membocorkan sejumlah menteri telah melapor ke Megawati untuk mundur dari kabinet.

Baca Selengkapnya
Respons PDIP Soal Viral Foto Diduga Hasto dengan Seorang Wanita
Respons PDIP Soal Viral Foto Diduga Hasto dengan Seorang Wanita

PDIP menegaskan siap menerima serangan apapun yang ditujukan.

Baca Selengkapnya
TOP NEWS: Sahroni Keras Sebut SBY Hoaks | Prabowo Endus Semerbak Aroma Pengkhianatan
TOP NEWS: Sahroni Keras Sebut SBY Hoaks | Prabowo Endus Semerbak Aroma Pengkhianatan

Kader Nasdem dan Anggota Komisi III, Ahmad Sahroni berniat, melaporkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ke Bareskrim Polri.

Baca Selengkapnya