Sampai Hari Ini, 75 Ribu Orang Telah Dites PCR Real-time
Merdeka.com - Sebanyak 75 ribu orang sudah dilakukan tes Covid-19 berbasis pada real-time PCR. Tes PCR real-time menggunakan swab dari hidung dan tenggorokan.
"Pengujian sampel yang masif dengan pelacakan yang agresif diikuti isolasi yang ketat. Sampai hari ini telah melakukan lebih dari 75 ribu tes untuk pemeriksaan antigen berbasis pada real-time PCR sebagai hasil dari kontak tracing pelacakan kasus kontak Covid-19," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, melalui konferensi pers daring, Senin (27/4).
Pengetesan sampel dilakukan di 58 laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana penelitian dilakukan? Studi tersebut melibatkan 1.650 partisipan dari berbagai budaya, termasuk 373 orang dari Tiongkok, 474 dari Jerman, 401 dari Meksiko, dan 402 dari Amerika Serikat.
-
Di mana penelitian dilakukan? Pada 2005, penggalian di Varnhem, Swedia, menemukan reruntuhan gereja Kristen.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Dimana penelitian ini dilakukan? Di situs Neolitikum Tell Qarassa di Suriah saat ini, banyak kuburan yang digali selama proyek penggalian pada tahun 2009 dan 2010.
"Kita akan berusaha semaksimal mungkin agar setidak-tidaknya kita mampu untuk melaksanakan 10 ribu tes per hari," tegasnya.
Screening Ratusan Ribu Orang
Yurianto juga menyebut pihaknya telah melakukan tes screening terhadap ratusan ribu orang. Tes screening, lanjut dia, dilakukan melalui metode virologi.
"Tes ini dilakukan dalam untuk mengidentifikasi kemungkinan terpapar dari virus pada kelompok-kelompok kontak dekat, maupun sebagai monitoring kepada petugas kesehatan yang secara langsung kontak dengan penderita Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, hal ini juga dilakukan guna dalam rangka mengawasi secara ketat suatu daerah yang memiliki kasus positif Covid-19 tinggi.
"Sehingga kita harapkan dalam waktu yang cepat kita temukan kasus positif yang berada di tengah masyarakat, kemudian mengisolasinya untuk dirawat," ungkapnya.
Menurut Yurianto, hal ini menjadi sesuatu yang penting supaya sumber-sumber penularan virus Corona di masyarakat bisa dibatasi.
"Bisa kita isolasi sehingga kasus penularan lebih lanjut bisa kita kendalikan dengan baik," tutupnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi
Baca SelengkapnyaBelasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.
Baca SelengkapnyaProgram skrining kesehatan gratis bagi masyarakat merupakan salah satu program Presiden Prabowo Subianto di sektor kesehatan.
Baca Selengkapnya