Sampai sekarang aktivitas Gunung Slamet fluktuatif
Merdeka.com - Aktivitas Gunung Slamet yang sejak 12 Agustus silam dinaikkan statusnya menjadi siaga, hingga kini masih belum stabil. Berdasar pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di pos pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, terekam adanya gempa tremor terus menerus lebih dari sepekan terakhir.
Pada Minggu (5/10), mulai pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terekam gempa tremor menerus. Kondisi ini juga terjadi pada Sabtu (4/10). Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet, Sudrajat, mengemukakan status Gunung Slamet sampai hari ini masih tetap siaga. "Masyarakat masih tidak boleh beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak," katanya, Minggu (5/10)
Ia mengemukakan, secara visual Gunung Slamet memang tidak menunjukkan aktivitas signifikan. Namun, dia menegaskan selama ini aktivitas yang tidak terpantau secara visual terbilang tinggi. "Dari perangkat yang ada tercatat aktivitas masih tinggi, walau tidak terlihat adanya aktivitas menonjol secara visual," ujarnya.
-
Kenapa kawah Gunung Galunggung tidak bisa dikunjungi? Karena kandungan belerang yang tinggi dan berisiko, maka kawah tersebut tidak diperkenakan untuk dikunjungi oleh siapapun.
-
Apa status Gunung Slamet saat ini? “Kami sudah berkoordinasi dengan PVMBG dan mendapat informasi jika Gunung Slamet saat ini masih berstatus Level I atau normal,“
-
Apa yang membatasi tinggi gunung? Nadine McQuarrie, profesor di departemen geologi dan ilmu lingkungan di University of Pittsburgh mengatakan terdapat dua faktor yang membatasi pertumbuhan gunung.
-
Mengapa pendaki dilarang dari suku tertentu? Maka dari itu, sampai sekarang masyarakat percaya bahwa Suku Komering dan Lampung dilarang untuk mendaki Gunung Dempo.
-
Apa yang terjadi dengan Gunung Slamet? Pada Kamis (19/10), Gunung Slamet resmi naik level dari berstatus normal (level I) menjadi waspada (level 2). Setelah lima tahun tak terlihat ada gejolak, kini gunung tertinggi di Jawa Tengah itu seolah telah terbangun dari tidur panjangnya.
-
Kenapa pendaki dilarang mendaki Gunung Sago di malam hari? Alasan para pendaki dilarang memulai mendaki pada malam hari karena gunung ini merupakan tempat tinggal hewan-hewan buas, salah satunya Harimau Sumatera.
Hingga saat ini, dia melanjutkan, status siaga masih diberlakukan. Sementara itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Surono mengatakan kemungkinan energi yang dikumpulkan Gunung Slamet melalui gempa tremor menerus itu hanya dilepas dalam bentuk embusan.
Dia berharap energi yang dilepaskan Gunung Slamet tetap berbentuk embusan. "Saya berharap seperti itu," katanya.
Sebelumnya, pengamatan PVMBG pada Sabtu (4/10) mulai pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet mengeluarkan embuskan asap putih tipis hingga tebal setinggi 50-600 meter yang condong ke barat. Selain itu, terekam 23 kali gempa embusan dan gempa tremor menerus dari pukul 07.29 WIB hingga 12.00 WIB.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD Bayumas memastikan kondisi Gunung Slamet masih aman.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet yang saat ini masih berstatus waspada atau level II dipantau secara visual dan instrumental.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaGunung Ruang yang berada di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) mengalami erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim) berulang kali erupsi pada Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi Jumat pagi.
Baca SelengkapnyaErupsi terjadi dengan durasi waktu tercatat selama 127 detik pada Sabtu malam pukul 22.13 WIB.
Baca Selengkapnya