Sampaikan Aspirasi, Massa Aksi 22 Mei Diimbau Utamakan Kedamaian
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan dan mengumumkan hasil perolehan suara nasional terkait kontestasi pemilihan presiden pada 21 Mei 2019. Namun, Sebagian pihak menolak hasil rekapitulasi tersebut, sebab merasa ada indikasi kecurangan dalam Pilpres.
Adanya indikasi kecurangan tersebut, membuat sejumlah pihak yang tidak terima melayangkan protes, bahkan sejak 21 Mei 2019 turun ke jalan melakukan aksi massa 'Gerakan Kedaulatan Rakyat' di depan Gedung Bawaslu dengan berujung kerusuhan.
Melihat hal tersebut, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) menyatakan aksi massa sebagai bentuk protes dan dilindungi oleh Undang-Undang Dasar sebagaimana kebebasan atas hak berbicara sebagai warga negara.
-
Kenapa media massa harus mendorong pemilu damai? Dalam hal ini, media massa sebagai media arus utama berperan untuk menjadi “pemadam kebakaran“ terhadap konten-konten di media sosial yang kredibilitasnya masih dipertanyakan.
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Apa pesan sosialisasi Pemilu 2024? 'Kami membuat kertas brosur yang berisi imbauan agar tidak mudah terprovokasi, dan juga tidak menyebarkan berita hoaks.' 'Termasuk kebencian sehingga dapat terwujudnya pemilu yang aman dan damai 2024,' katanya.
-
Apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk menjaga kerukunan di pemilu? Terakhir, akan dijelaskan cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat. Selain pemerintah, masyarakat juga harus aktif dalam menegakkan toleransi selama pelaksanaan pemilu. Berikut cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat, bisa dipraktikkan: 1. Menjaga Komunikasi yang Positif: Masyarakat dapat memastikan bahwa komunikasi dengan sesama warga negara tetap positif dan hormat meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
-
Apa yang bikin stres karena media sosial? Meskipun media sosial memiliki manfaatnya, kebiasaan yang tidak sehat dalam penggunaannya dapat menyebabkan perasaan terputus, kesepian, dan stres.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
"Namun demikian, menjaga ketertiban umum atau kedamaian adalah hal utama, begitu juga penyampaian dengan cara yang santun. Aksi harus dijalankan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku," ujar Ketua umum DPP IMM Najih Prasetyo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/5).
Sebagai amanat UU pula, dia mengungkapkan, polisi ditugaskan untuk menjaga ketertiban umum. Sebagaimana polisi ditugaskan untuk menjaga keamanan dalam setiap aksi yang diselenggarakan oleh rakyat Indonesia.
"Dengan demikian, aksi massa dan pengamanan dalam aksi oleh polisi semua dilindungi oleh UU. Dengan demikian baik masa aksi dan polisi harus taat dan patuh pada UU. Inilah wujud dari negara hukum," jelasnya.
Kepada massa aksi, Najih mengingatkan, hendaknya selalu mengedepankan ketertiban umum, menjaga kedamaian kondisi massa aksi. Menghindari menggunakan segala macam bentuk yang mengarah pada kericuhan dan kekacauan.
Dan kepada aparatur keamanan negara hendaknya bersikap profesional sebagaimana yang dijamin dalam UU. Menghindari penggunaan senjata yang berbahaya dan bersikap meliteriatik. Menggunakan pendekatan persuasif adalah hal yang terbaik. Hormatilah para aksi massa dengan tangan kosong. Menghindari korban jiwa adalah hal utama yang diamanatkan UUD 1945.
"DPP IMM sungguh sangat menyesalkan bentrokan yang terjadi antara aksi massa dan polisi yang menyebabkan korban jiwa meninggal dan terluka. Nilai kemanusiaan menjadi terabaikan dan ditinggalkan, rasa empati sesama anak bangsa tergadaikan, padahal UUD mengamanatkan nilai kemanusiaan hal utama sebagaimana dalam pembukaan UUD 1945," tuturnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh media elektronik dan media sosial untuk tidak memberitakan sesuatu yang membuat kondisi psikologis bangsa menjadi sakit dan terbawa emosi.
Pada seluruh elit bangsa yang berkepentingan, mereka mengingatkan agar bersikap negarawan dan mampu menghangatkan kondisi bangsa menjadi aman dan damai. Hindari perkataan-perkataan yang menimbulkan provokasi dan memanaskan suasana pada aksi massa dan aparatur keamanan negara.
"Seluruh anak bangsa untuk menghindari bentuk-bentuk tindakan konfrontatif, hendaknya mengambil cara yang baik dan persuasif. Dengan menggunakan cara-cara yang baik itulah, salah satu upaya menjaga kesatuan republik Indonesia menjunjung tinggi nilai kemanusiaan," tutup Najih.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi meminta masyarakat ikut menjaga situasi aman selama Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Lintas Iman mengingatkan para elite politik agar memberi narasi menyejukkan jelang pembacaan putusan MK.
Baca SelengkapnyaPolri bersama stakeholder kini fokus pada tanggung jawab pengamanan pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPolisi mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh isu-isu provokatif
Baca SelengkapnyaPersonel gabungan ini bergerak menyusuri jalan setapak menuju permukiman
Baca SelengkapnyaSetelah selesai pemilihan masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga persatuan
Baca SelengkapnyaPelaksaan Pilkada 2024 semakin dekat. Polisi semakin menguatkan pengamanan agar agenda lima tahunan tersebut bisa berjalan aman.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaDia menyayangkan pelaku pembuat dan penyebaran berita profokatif yang membuat kegaduhan di masa tenang.
Baca SelengkapnyaDdengan bijak bermedia sosial dapat mencegah kerugian terhadap institusi dengan tidak menyebarkan data dan rahasia penting.
Baca Selengkapnya