Santap makanan dari posyandu, puluhan warga dan balita di Solo keracunan
Merdeka.com - Puluhan warga dan balita di Solo keracunan, seusai menyantap makanan tambahan saat kegiatan Posyandu Balita di Gedung Serba Guna RW 09, Cinderejo Kidul, Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Selasa (19/12) pagi.
Usai kegiatan Posyandu, sebanyak 31 balita didampingi orang tua, menyantap makanan pendamping berupa sop wortel makaroni, bunga kol, daging ayam, nasi, tempe serta agar-agar.
Seorang balita bernama Novanindo Akbar Bagaskara (4) hingga siang ini masih menjalani perawatan di ruang ICU karena mengalami diare. Puluhan balita tersebut merupakan warga dari enam RT di RW 09 kelurahan Gilingan.
-
Apa yang dimakan anak-anak? Kotak berisi nasi putih lengkap dengan lauk ayam goreng, tumis sayur dan telur rebus telah tersedia di hadapan mereka. Ada juga menu tambahan berupa pisang, susu, dan air putih.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Kenapa anak bisa muntah karena makanan? Konsumsi makanan yang tidak cocok atau reaksi alergi makanan bisa menjadi penyebab mual dan muntah pada anak.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Bagaimana cara mengatasi keracunan makanan pada anak? Berikut cara mengatasi keracunan makanan pada anak yang penting diketahui, antara lain: Ciri-ciri Keracunan pada Anak Langkah pertama yang harus diambil ketika anak mengalami keracunan makanan adalah segera mencari bantuan medis.
-
Siapa yang bisa kena diare? Diare bisa dialami oleh kucing di segala usia, baik anak kucing maupun kucing dewasa.
Paramedis Perawat Puskesmas Gilingan Didik Subagiyo mengatakan warga mengalami keracunan sejak Selasa kemarin. Mereka kebanyakan mengeluh mual, muntah dan sakit perut. Sebagian telah berinisiatif sendiri datang ke rumah sakit dan sebagian lagi tetap di rumah.
"Petugas puskesmas mendatangi lokasi usai mendapat laporan ada warga keracunan Selasa kemarin pukul 15.15 WIB," ujar Didik kepada wartawan, Rabu (20/12).
Atas laporan tersebut pihaknya segera mendatangi warga yang tidak di bawa ke rumah sakit. Menurutnya, ada 16 warga dari 31 warga mengeluh mual, pusing, hingga muntah lalu memeriksakan diri.
Dari semua warga yang mengeluh sakit, 11 di antaranya telah dirawat di beberapa rumah sakit. Yakni Rumah Sakit Brayat Minulya sejumlah 5 warga, PKU Muhammadiyah 1 warga, RSUD Dr Moewardi 2 warga, dan RS Triharsi 3 warga.
"Hari ini pasien di RSUD dr Moewardi dan RS PKU sudah pulang. Jadi tinggal 9 warga masih dirawat, yakni di RS Brayat Minulyo 5 orang dan RS Triharsi dari 3 bertambah 1," jelasnya.
Meski dugaan kuat keracunan makanan Posyandu, namun pihaknya masih menunggu hasil laboratorium pemeriksaan dari sampel makanan yang telah dikirim ke laboratorium kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
"Sampel makanan sudah kita amankan kemarin sore, pagi ini kita kirim ke Dinas Kesehatan Kota Solo, kemudian dikirim ke laboratorium di Semarang," ungkap Didik.
Menurut Didik, saat ini kondisi 9 pasien membaik serta dalam penanganan rumah sakit masing-masing. Ia menambahkan, yang mengeluh sakit tak hanya anak-anak penerima gizi posyandu, namun juga orangtua dan remaja yang mengonsumsi santapan posyandu.
Menurut Ketua Posyandu RWIX Gilingan, saat itu juru masak bernama Sri Purnamaningrum telah diperiksa. Sri merupakan juru masak yang mendapatkan tugas memasak pada hari itu. Di Posyandu tersebut, juru masak memang digilir oleh beberapa orang.
Kepala Bagian Humas dan Marketing Rumah Sakit Brayat Minulyo, Brigitta Adventa, membenarkan adanya sejumlah pasien yang dirawat.
"Ada 5 orang yang masih kita rawat, Satu masuk ICU karena tadi masih diare. Kalau untuk pasiennya mungkin butuh dua sampai tiga hari lagi baru bisa pulang," pungkas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaProgram tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data, ada 364 warga mengalami keracunan usai menyantap nasi boks saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi.
Baca Selengkapnya