Santoso tewas, Menko Polhukam yakin jaringannya sudah tak kuat lagi
Merdeka.com - Tiga orang berhasil lolos dari penyergapan Satgas Tinombala di di pegunungan desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7). Dalam operasi itu, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah dan Muchtar tewas ditembak.
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan merasa yakin tiga orang yang lolos tersebut tak bisa mengembangkan jaringan Santoso. Tiga orang yang lolos, dua di antaranya wanita, satu pria.
"Saya kira tentu makin sulit karena tekanan dari operasi yang dilakukan TNI-Polri cukup efektif," kata Luhut usai menghadiri acara Pelantikan Kepala BNPT dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Istana Negara, Rabu (20/7).
-
Siapa saja korban tragedi Trisakti? Keempat mahasiswa yang meninggal dunia adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royadin, dan Hendrawan Sie.
-
Bagaimana Brigjen Suryo berhasil lolos dari penangkapan? 'Ya, kamu mau apa?' tegas brigjen Suryo. Tentu saja ini hanya akal-akalan sang Panglima agar bisa lolos dari gerombolan tersebut. Kapten tersebut terlihat bingung. Dia diam saja tidak mengambil tindakan apa-apa.Kesempatan ini digunakan Brigjen Suryo untuk cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut.'Kapten, saya mau ke Semarang, kamu tinggal di sini!' perintahnya.
-
Kenapa Brigjen Suryo Sumpeno bisa lolos dari penculikan? Sebenarnya Sudah Ditodong Senjata Oleh Seorang Kapten 'Saya dari dewan revolusi,' kata Kapten itu. Brigjen Suryo Sumpeno bersandiwara. Dia balik menghardik sang kapten.'Kapten, kamu tahu apa soal Dewan Revolusi. Saya lebih tahu soal Dewan Revolusi!' tegas Suryo. Kapten tersebut terkejut. 'Panglima dari Dewan Revolusi?''Ya, kamu mau apa?' balas Suryo tegas. Kapten Tersebut Kebingungan Dia tidak jadi menangkap Brigjen Suryo Sumpeno. Kesempatan itu segera digunakan oleh Suryo untuk melarikan diri.
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Kenapa tragedi Trisakti terjadi? Mereka terbunuh oleh tembakan aparat polisi yang berjaga.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
Menurut Luhut, dengan tewasnya pimpinan MIT, Santoso, kekuatan anggota lainnya tak akan memberi dampak yang signifikan untuk melanjutkan jaringan teroris di Indonesia Timur.
"Kekuatan sudah enggak kuat lagi. Santoso ini, sudah mati," jelas dia.
Kendati demikian, lanjut Luhut, operasi Tinombala tetap berjalan seperti biasanya. Apalagi, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar TNI dan Polri segera memburu sisa kelompok Santoso yang berhasil lolos.
"Antisipasi pengamanan biasalah sesuai prosedur. Saya kira operasi pengejaran terus dilakukan dan pasukan ditambah," tegasnya.
Tiga orang yang melarikan diri diketahui bernama Basri dan dua lainnya adalah istri Santoso bernama Jumiatun Muslimayatun, berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Seorang wanita lagi istri Basri bernama Nurmi Usman yang juga berasal dari Nusa Tenggara Barat.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menyinggung pemecatan sebagai kader PDIP, yakni sosok yang menginginkan tiga periode.
Baca SelengkapnyaTiga tahanan yang kabur dari rutan Polsek Tanah Abang pada Senin (19/2) lalu berhasiL ditangkap
Baca SelengkapnyaSekretaris Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Hasto Kristiyanto, menyampaikan tiga pantun saat menerima dukungan dari Forum Alumni Angkatan Muda
Baca SelengkapnyaSejumlah menteri di Kabinet Jokowi yang berasal dari PDI Perjuangan dikabarkan bakal mundur
Baca SelengkapnyaAri menyebut kondisi kabinet saat ini masih baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Laksamana Yudo memastikan akan mengawal langsung proses hukum
Baca SelengkapnyaAnggota TNI bernama Sersan Mayor Suprayito jadi korban pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaIa dimutasi menjadi Kasubbagrenprogar Bagren Polres Metro Jakarta Pusat. Posisi yang ditinggalkannya itu diisi oleh AKP Acep Atmadja.
Baca SelengkapnyaHasto menegaskan PDIP tetap berdiri kokoh, meski ditinggalkan kadernya.
Baca SelengkapnyaSoeharto marah dan dendam dilengserkan. Ada sejumlah orang dia cap sebagai pengkhianat.
Baca SelengkapnyaStabilitas pemerintahan menjadi pertimbangan utama, yang membuat keputusan itu tidak diambil.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di pos security terminal penumpang Pelabuhan Tenau.
Baca Selengkapnya