Santoso tewas, pimpinan MPR harap terorisme di RI berakhir
Merdeka.com - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, berharap dengan tewasnya pimpinan kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso dalam baku tembak dengan satuan tugas operasi Tinombala di wilayah Utara Poso, Sulawesi Tengah, dapat mereduksi aksi terorisme di Indonesia.
"Kami berharap memang dengan tanda kutip tewasnya Santoso, maka masalah terorisme bisa tereduksi dan tidak lagi terulang di waktu yang akan datang," kata Hidayat di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/7).
Hidayat pun mengapresiasi kinerja TNI-Polri yang berhasil menumpas pimpinan kelompok teroris. Dia juga berharap, dalam waktu dekat seluruh komplotan Santoso akan segera ditumpas. Sebab, kelompok tersebut sudah dipetakan kekuatannya sejak lama.
-
Siapa yang bisa ngungkapin kata terakhir? Anda bisa mengungkapkan kata-kata terakhir yang bikin nangis untuk kekasih hati.
-
Apa yang diceritakan Hadi Tjahjanto? Hadi juga memberikan imbauan agar para orang tua membantu mempersiapkan anak dengan baik. Ia juga mengimbau untuk tidak memberikan handphone dengan mudahnya kepada anak. Takutnya, kalau sudah terbiasa sejak kecil nantinya saat dewasa bisa mencoba bermain judi online. Mengingat judi online belakangan semakin marak terjadi di masyarakat.
-
Siapa saja yang tewas dalam serangan gerilyawan Indonesia? Letnan Satu Will Schumler dan Wilhelm Jens tewas saat diserang gerilyawan Indonesia di Bogor.
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Siapa yang terbunuh dalam pembantaian di Hargorejo? Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
"Mudah-mudahan selesai. Karena Santoso hanya satu kelompok teroris yang sudah dipetakan. Tapi apapun dengan tewasnya Santoso memberikan pelajaran yang lain, dan mereka tidak melakukan terorisme," ujarnya.
Seperti diberitakan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan, untuk memastikan bahwa korban tewas adalah Santoso, perlu dilakukan tes DNA.
"Tetap dilakukan untuk akurasinya 100 persen tidak diragukan lagi. Siapa tahu nanti ada yang ganti wajah gitu," ungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (19/7).
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menjelaskan, tes DNA biasanya dilakukan jika kondisi jenazah dalam keadaan rusak, membusuk atau wajahnya sudah tak dikenali lagi. Tapi untuk kali ini, Tito memiliki keyakinan korban tewas adalah Santoso. Keyakinan itu dilihat dari ciri fisik jenazah yang masih utuh.
"Kalau kita lihat badannya, mukanya kelihatan utuh, wajahnya utuh. Tanda-tanda tubuhnya yang khas seperti tahi lalat, dan lain-lain kelihatannya sama lah. Sehingga kemungkinan besar mendekati 95 dia lah Santoso," ucapnya.
Tidak hanya dari ciri fisik, keyakinan Tito bahwa korban tewas adalah Santoso diperoleh dari saksi lain. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto kini tengah menunggu laporan dari Yogyakarta terkait insiden kekerasan yang menimpa kader Repdem tersebut.
Baca SelengkapnyaMegawati berpesan agar para kader PDIP yang berada di kabinet untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini adalah momen yang tepat untuk bersatu dalam menatap masa depan bangsa yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo melantik Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Eddy Hartono menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Rabu (11/9).
Baca SelengkapnyaMenurut Hadi, PGI sangat berperan dalam menjaga keharmonisan masyarakat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPDIP kembali memprotes keras tindak penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Mereka mendesak kasus tersebut diproses secara transparan.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), pada sidang akhir masa jabatan MPR periode 2019-2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaAlasan pencabutan TAP MPR dikarenakan proses hukum terhadap Soeharto telah selesai karena yang bersangkutan telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, rakyat saat ini mengharapkan timbulnya kesadaran hukum yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaHasto PDIP menyambangi kader PDIP yang tewas karena kekerasan dari pendukung Capres lain di Sleman.
Baca SelengkapnyaHadi berharap situasi kondusif terus terjaga hingga pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru.
Baca Selengkapnya