SAS Institute Peluncuran Nasional Buku Tasawuf Falsafi
Merdeka.com - Said Aqil Siroj Institute kembali melakukan aktivitas kebangsaan dengan membedah karya monumental Prof. Kiai Said Aqil Siroj berjudul “Allah dan Alam Semesta Perspektif Tasawuf Falsafi”. Acara ini diselenggarakan secara luring dan daring melaui kantor PBNU.
Bedah buku ini, tentu dihadiri oleh Prof. Kiai Said Aqil Siroj selaku penulis sekaligus Ketua Tandfidziyah PBNU. Bahkan peluncuran nasional ini juga diselenggarakan bersama-sama oleh Rektor dan Universitas dan organisasi lintas keagamaan.
Nampak bergabung jajaran Rektorat, pengajar serta mahasiswa dari IAIN Fathahul Mulk (Papua), IAIN Kendari Sulteng, IAIN Jember, Unisma Malang, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Walisongo Semarang, IAIN Tulung Agung, FISIP USU Medan, Forum Pimpinan PTKIS Jabar, IAIN Metro Lampung dan Jaringan ICRP.
-
Siapa ilmuwan Islam yang terkenal di bidang filsafat dan fisika? Ibnu Rusydi Averusy: Salah seorang ilmuwan yang terkenal dalam bidang filsafat dan merupakan ahli fisika.
-
Apa judul disertasi Firdaus Turmudzi? Judul disertasi Firdaus Turmudzi adalah 'Trilogi Dakwah Rhoma Irama dalam Musik Dangdut Indonesia'.
-
Siapa yang menjelaskan tauhid? Menurut ulama Ibnu Taimiyyah, tauhid merupakan konsep yang mencakup keyakinan akan keesaan Allah dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah, keadilan, dan sifat-sifat-Nya.
-
Apa nama kitab karya Syekh Ibrahim Asmoroqondi? Selama berdakwah di daerah Gesik, Syekh Ibrahim Asmoroqondi juga menyusun kitab dengan tulisan tangan. Kitab ini dikenal dengan nama Usui Nem Bis yang artinya sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismillahirrahmanirrahim.
-
Siapa tokoh penting dalam tasawuf? Beberapa tokoh tasawuf atau sufi yang terkenal di dunia antara lain adalah: Rabi'ah al-Adawiyyah (713–717) Abu Nawas (756–814) Abu Yazid Al-Busthami (804–874) Junaid al-Baghdadi (830–910) Al-Hallaj (858–922) Imam Al-Ghazali (1056–1111) Syekh Abdul Qadir Jaelani (1077–1166) Moinuddin Chishti (1142–1236) Ibnu Arabi (1165–1240) Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam (1179–1232) Abul Hasan Asy-Syadzili (1197–1258) Jalaluddin Rumi (1207–1273) Syekh Siti Jenar (1404–1517) Sunan Bonang (1465–1525) Ahmad al-Tijani (1735–1815) Bawa Muhaiyaddeen (w. 1986)
-
Siapa yang membuat kitab ini? Menurut para ahli kitab ini ditulis oleh setidaknya tiga biarawan berbeda.
Kiai Said Aqil Siroj menuliskan buku ini sebagai karya ilmiah dari Universitas Umm al-Qura Saudi Arabia. Dirinya menyampaikan bahwa banyak tuduhan atas Ilmu Tasawuf sebagai kemunduran peradaban Islam. Setelah dikaji secara seksama dan ilmiah ternyata tuduhan itu salah besar.
"Justru konsep Tasawuf menjadi jembatan manusia terhadap pencipta dan alam semesta. Bahwa pada akhirnya manusia harus tiba pada kesadaran (tertinggi) Tajalli. Dimana manusia tidak perlu takut dan tunduk atas apapun yang terjadi di dunia. Karena manusia sudah berserah dan berpasrah pada Allah sang pencipta," kata Said Aqil dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/5).
Dr. Imdadun Rahmat mewakilkan jajaran dan pendiri SAS Institute yang juga turut hadir. Terlihat juga tokoh pendiri SAS Institute Ahmad Rofiq, Abdul Kholiq Ahmad, Hendrik K. Luntungan, Endang Tirtana, Kuntum Basa, Dr. Jaenal Effendi dan Abi Rekso Panggalih.
Imdadun selaku pimpinan SAS Institute menyatakan bahwa konsep Tasawuf yang telah dipaparkan oleh Kiai Said bisa menjadi pengantar dari upaya meredusir gerakan kekerasan bahkan teror atas nama agama. Konsep Tasawuf ini sangat lembut dan dalam untuk meneguhkan nilai kemanusiaan antar umat beragama. Dan SAS Institute berkomitmen untuk itu.
Hal itu juga serupa dari tokoh sentral PGI, Pendeta Gomar Gultom. Dirinya menekankan bahwa konsep nilai yang diutarakan Kiai Said bisa menjadi pemersatu umat beragama di Indonesia. Karena, pada akhirnya manusia bisa memiliki kesadaran bahwa segala yang ada di muka bumi adalah ciptaan Tuhan.
Romo Paulus C. Siswantoko seorang intelektual dan pemuka Katolik, mendorong konsep ini bisa menjadi sebuah oase perdamaian. Dirasakan konsep Tasawuf bisa menebalkan rasa cinta kasih atas manusia di dunia tanpa memandang latar belakang suku, ras dan agama.
SAS Institute memiliki komitmen yang kuat untuk terus mengkampanyekan Islam yang ramah dan berkemanusiaan. Maka penting untuk terus membangun serta merawat jaringan intelektual dan pemuka lintas agama dalam rangka menjaga agenda kebangsaan. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tasawuf mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin.
Baca SelengkapnyaSebanyak 40 orang kader ulama utusan dari berbagai pesantren ikut pelatihan
Baca SelengkapnyaPAC GP Ansor dan Banser Gunung Anyar menolak Ustaz Riza Syafiq Hasan Basalamah karena diduga terindikasi berasal dari HTI.
Baca SelengkapnyaPendiri Ponpes ini ingin lembaga pendidikan islam miliknya bisa seperti Universitas Al Azhar Mesir hingga Universitas Harvard.
Baca SelengkapnyaRumah yang kini menjadi Cagar Budaya Kabupaten Agam itu dulunya dijaga oleh Syech Muhammad Saidi beserta keturunannya.
Baca SelengkapnyaBerikut ilmuwan dunia yang memeluk islam setelah melakukan penelitiannya.
Baca Selengkapnya"Dulu ilmu pengetahuan sumbernya kita. Sekarang di Barat dan China," kata JK.
Baca SelengkapnyaSosok Mohammad Nasroen, cendekiawan filsafat dari Sumatra yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatra Tengah.
Baca SelengkapnyaJemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU
Baca SelengkapnyaSalah satu dari sekian banyak ulama dari Tanah Minangkabau pendiri organisasi Islam serta memperjuangkan sistem pendidikan di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaTasawwuf adalah tradisi yang sangat spiritual dan kontemplatif dalam Islam yang berupaya mendekatkan individu kepada Tuhan.
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca Selengkapnya