Satgas Covid-19 Depok Temukan 105 Kasus Baru, Klaster PTM di Pancoran Mas Mendominasi
Merdeka.com - Pemerintah Kota Depok menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kecamatan Pancoran Mas. Langkah ini diambil menyusul peningkatan kasus Covid-19 dan temuan klaster PTM di wilayah itu.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, pihaknya menemukan peningkatan kasus siginifikan pada Rabu (17/11). Pada hari itu terdapat penambahan 105 kasus. Sebanyak 80 persennya berasal adalah dari PTM terbatas dan didominasi sekolah yang ada di Kecamatan Pancoran Mas.
Pemerintah Kota Depok langsung menghentikan terbatas PTM dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 8.02/648/SATGAS/2021 tentang Penghentian Sementara Secara Terbatas Pada Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa persentase kasus DBD di Jakarta yang dialami anak SD dan SMP? Ngabila menyatakan, 70 persen kasus yang dirawat mayoritas anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
Khusus wilayah Kecamatan Pancoran Mas, seluruh kegiatan PTM dihentikan pada 19-29 November. Kebijakan ini berlaku bagi siswa seluruh jenjang, mulai dari PAUD hingga SMA sederajat. "Kita mengikuti alur masa PPKM level 2 yang saat ini berada di Depok," kata Dadang, Kamis (18/11).
Untuk sekolah di luar Kecamatan Pancoran Mas, jenjang PAUD dan sekolah dasar tetap menjalankan Belajar Dari Rumah (BDR). Sementara itu, siswa SMP dan SMA diperbolehkan mengikuti PTM terbatas jika sudah divaksin.
"Bagi siswa TK, PAUD, SD, RA dan SMP-SMA yang belum vaksin di Kota Depok, seluruhnya melaksanakan BDR atau online kembali mulai besok, Jumat (19/11) hingga 29 November," tegasnya.
Dadang menyebut keputusan itu sebagai upaya penyelamatan siswa yang belum terpapar. Klaster PTM ini baru diketahui kemarin, setelah Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok melakukan analisis data terbaru dari penambahan kasus yang cukup tinggi selama sebulan belakangan.
"Ini kami sebut sebagai klaster PTMT karena banyak penularan antarsiswa di sekolah setelah SOP kami jalankan, terutama setelah puskesmas melakukan tracing dan testing terhadap kontak erat di sekolah-sekolah," ungkapnya.
Selama penghentian terbatas PTM, satuan pendidikan diminta melakukan pengecekan perangkat protokol kesehatan di sekolah masing-masing. Seluruhnya harus sesuai dengan Peraturan Wali Kota Nomor 66 Tahun 2021.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaJumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kota Depok meningkat. Namun, Dinas Kesehatan setempat belum bisa memastikan penyebab peningkatan itu.
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaPemkot Depok sudah melakukan antisipasi agar kasus ISPA tak terus menanjak naik.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca Selengkapnya