Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satgas Covid-19 IDI: Virus Corona Baru Menular 71 Persen Lebih Cepat

Satgas Covid-19 IDI: Virus Corona Baru Menular 71 Persen Lebih Cepat Ketua Satgas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban. ©2020 Merdeka.com/Rifa Yusya Adilah

Merdeka.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengatakan, virus Corona baru yang ditemukan di Inggris beberapa waktu lalu bisa menular 71 persen lebih cepat dibandingkan Covid-19. Namun, virus ini tidak terlalu mematikan seperti Covid-19.

"Harus diingat, virus Corona varian baru menular jauh lebih cepat 71 persen, namun para ahli juga sangat yakin, virus baru ini tidak lebih mematikan," katanya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di Youtube resmi BNPB Indonesia, Selasa (29/12).

Dia mengungkapkan, per 13 Desember 2020, sebanyak 1.108 kasus penularan varian virus baru ditemukan di Inggris.

"Dalam beberapa hari saja sudah ditemukan 1.108 kasus baru Virus B1.17 atau VUI 202012/01 ini," ujar ahli penyakit dalam dari Universitas Indonesia itu.

Sebagai informasi, nama virus baru tersebut merupakan singkatan dari Variant Under Investigation yang ditemukan di tahun 2020, bulan 12, varian 01. Sehingga nama virus ini adalah SARS CoV-2 VUI 202012/01.

Zubairi khawatir bila varian virus baru ini tiba di Indonesia. Pasalnya, kata dia, penularan Covid-19 di Indonesia persentase kasus positifnya mencapai 20 persen saat ini. Sehingga Indonesia sudah menempati urutan ke 20, kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia.

"Persentase kasus positif di Indonesia sudah 20 persen lebih, risiko penularannya sudah sangat meningkat. Saya tidak bisa bayangkan kalau virus baru dari Inggris masuk ke Indonesia juga," jelasnya.

Meskipun begitu, dia tetap yakin Indonesia tetap bisa mendeteksi B1.71 itu dengan metode rapid test PCR. Sebab tes PCR tetap bisa mendeteksi mutasi virus Corona.

Zubairi mengakui, awalnya tes PCR memang diragukan bisa mendeteksi B1.71 itu. Namun setelah diteliti, delesi virus corona baru ini terbukti tidak mempengaruhi tes PCR.

"Jadi virus penyebab Covid-19 bermutasi dari waktu ke waktu, tapi mutase kali ini sangat signifikan. Ada 15 mutasi yang menyebabkan perubahan asam aminonya dan ada 3 delesi. WHO melaporkan bahwa salah satu mutasi yang dapat diidentifikasi N501Y yaitu mempengaruhi asam amino di domain reseptor dinding domain. Delesi di posisi 69/70 tadinya diduga mempengaruhi PCR, ternyata tidak," jabarnya.

Dia pun meminta masyarakat Indonesia tidak khawatir terhadap kemampuan rapid tes yang digunakan di Indonesia. Masyarakat Indonesia juga diminta tidak percaya terhadap informasi-informasi yang tak benar, seperti kabar mengenai keraguan deteksi tes PCR terhadap varian virus baru ini.

"Tes PCR tetap mampu mendeteksi virus baru karena PCR ini bisa mendeteksi 3 bagian virus. Ibaratnya, sekarang virusnya ganti baju, nah tapi PCR tetap bisa mendeteksi kepala dan kaki virus tersebut. Jadi tidak perlu khawatir," tutup Zubairi.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Melonjak di Jepang, Pemerintah Diminta Keluarkan Aturan Larangan Berlibur
Kasus Covid-19 Melonjak di Jepang, Pemerintah Diminta Keluarkan Aturan Larangan Berlibur

Kepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
BRIN Sebut Penularan Mpox Varian Clade Ib Lebih Cepat, Sebagian Besar Lewat Kontak Seksual
BRIN Sebut Penularan Mpox Varian Clade Ib Lebih Cepat, Sebagian Besar Lewat Kontak Seksual

Skrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Catat Kasus ISPA Meningkat Pada 2023
Dinkes DKI Catat Kasus ISPA Meningkat Pada 2023

Ratusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus

Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun

Kelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.

Baca Selengkapnya
FOTO: Lonjakan Varian Baru Mpox atau Cacar Monyet Meluas, Penyebaran Virus Sudah ke Asia dan Eropa
FOTO: Lonjakan Varian Baru Mpox atau Cacar Monyet Meluas, Penyebaran Virus Sudah ke Asia dan Eropa

Selain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.

Baca Selengkapnya