Satgas Covid-19 Ingatkan Calon Jemaah Umrah Patuhi Karantina
Merdeka.com - Pemerintah Arab Saudi membuka peluang umrah bagi jemaah Indonesia. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengingatkan jemaah umrah yang akan berangkat ke Arab Saudi harus benar-benar sehat.
"Jadi kita harus memastikan, selama dalam pandemi untuk orang yang melakukan perjalanan internasional itu betul-betul dalam yang sehat dan aman. Aman buat kita, aman buat negara tujuan," katanya dalam diskusi virtual yang disiarkan melalui YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (21/10).
Selama menjalankan umrah, jemaah Indonesia harus mematuhi protokol kesehatan. Terlebih, selama melaksanakan umrah, jemaah Indonesia pasti berkumpul dengan jemaah lain dari berbagai negara di dunia.
-
Kenapa jemaah haji harus menjaga kesehatan? Namun pihaknya ingin jemaah haji benar-benar sehat karena perjalanan menuju puncak haji masih cukup panjang.'Cuma kita mau dia memang benar-benar stabil, sehingga kalau kita kembalikan ke kloter itu dalam kondisi yang sehat dengan catatan,' kata Karmijono.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan jamaah haji? Karmijono meminta jemaah menjaga kondisi kesehatannya dengan selalu membawa obat di saku baju atau tas pinggang. Tak lupa sering minum air mineral, dan tidak melewatkan makan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Siapa yang perlu menjaga kesehatan? Penting disadari bahwa seseorang yang menjaga kesehatannya akan tampak cantik dan menarik di mata orang lain.
-
Apa pesan Bupati Ipuk untuk jemaah haji Banyuwangi? 'Kami semua mendoakan agar para jamaah dapat menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik, menjadi haji yang mabrur, dan kembali dengan selamat membawa keberkahan bagi keluarga dan masyarakat Banyuwangi,' ujar Ipuk saat pemberangkatan.
Saat kembali ke Tanah Air, Wiku meminta seluruh jemaah umrah mematuhi ketentuan karantina. Saat ini, masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional sebanyak lima hari.
"Patuhi aturan tersebut agar tidak terjadi penyebaran kasus baik kita membawa ke tempat lain atau ke keluarga sendiri," tegasnya.
Wiku menambahkan, keputusan pemerintah mengizinkan perjalanan umrah setelah mempertimbangkan banyak hal dengan sangat hati-hati. Karena itu, jemaah umrah harus betul-betul memanfaatkan kesempatan tersebut dan tidak melanggar protokol kesehatan.
Sebelumnya, Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama, Nur Arifin mengatakan jemaah umrah Indonesia akan mendapatkan kartu scan sertifikat vaksin Covid-19 sebelum berangkat ke Arab Saudi. Kartu tersebut akan memudahkan jemaah umrah menyampaikan status vaksinasi kepada Arab Saudi.
Pernyataan ini berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) Kementerian Agama bersama Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian kesehatan dan PT Telkom pada 12 Oktober 2021.
"Kami buat keputusan bahwa jemaah tidak hanya membuat aplikasi (PeduliLindungi), tapi setiap jemaah dibuat kartu, nanti dikalungkan. Jadi ketika ada scan langsung kartunya dilihat sehingga mempermudah jemaah terutama para lansia-lansia dan tidak terbiasa dengan teknologi," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (21/10).
Konsul Jenderal RI (KJRI) di Jeddah, Eko Hartono menambahkan jemaah umrah Indonesia sebaiknya dibekali dengan kartu scan sertifikat vaksin Covid-19. Dengan adanya kartu tersebut, jemaah tidak perlu mengakses aplikasi PeduliLindungi saat memasuki Arab Saudi.
Eko mengambil contoh Nigeria yang mengandalkan buku berisi nama jemaah umrah, tempat tanggal lahir, gender, jenis vaksin lengkap yang telah diterima, maupun booster. Buku tersebut sudah disertakan dengan barcode vaksinasi.
"Itu saja, sangat simpel tapi fungsional, efektif. Jadi jangan kemudian kita ini canggih-canggih ternyata tidak bisa dibaca," ujarnya.
Selain itu, Eko mencontohkan jemaah umrah Bangladesh yang menggunakan jenis vaksin Covid-19 sama dengan Arab Saudi seperti Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson and Johnson. Meskipun, mayoritas masyarakat Bangladesh memakai vaksin Sinovac.
"Begitu mereka mau umrah mereka minta divaksin dengan 4 yang dipakai Saudi. Ada 13 negara yang masuk ke Saudi pakai 4 vaksin yang dipakai Saudi. Jadi tidak ada booster, tidak ada karantina. Dan alhamdulillah sekarang semuanya lancar," jelasnya.
Sebelumnya, Eko mengatakan jemaah Indonesia belum bisa memasuki Arab Saudi untuk melaksanaan ibadah umrah. Hal ini terkendala masalah teknis, di antaranya vaksin dan barcode PeduliLindungi.
Terkait vaksin, kata Eko, berdasarkan aturan sementara jemaah asing yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 seperti digunakan Arab Saudi bisa langsung menjalankan ibadah umrah. Jika sebaliknya, jemaah harus sudah mendapatkan booster minimal satu kali dari jenis vaksin yang dipakai Saudi Arabia itu.
Saat ini, Arab Saudi menggunakan empat jenis vaksin, yakni Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson and Johnson.
"Jadi sampai nanti ada kesepakatan, sampai ada pengaturan mengenai booster dan mengenai vaksin ini, maka jemaah asing belum bisa masuk," kata Eko.
Kendala berikutnya, aplikasi miliki Arab Saudi yakni Tawakkalna belum bisa membaca barcode PeduliLindungi jemaah umrah Indonesia. Padahal, PeduliLindungi berperan penting untuk menyampaikan status kesehatan jemaah umrah Indonesia kepada petugas Arab Saudi, termasuk status vaksinasi.
"Kami sudah mencoba, teman-teman di lapangan sudah mencoba untuk mencocokkan, memastikan barcode yang kita punya di PeduliLindungi itu bisa dibaca oleh petugas Arab Saudi. Sampai sekarang tidak bisa. Tanpa dibaca itu, tidak mungkin jemaah bisa masuk ke Masjidil Haram," jelasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menghindari kepadatan di terminal bus, jemaah diminta agar mengatur waktu kembali ke hotel 30 menit hingga satu jam setelah salat.
Baca Selengkapnya"Akan dipantau kesehatannya selama 21 hari oleh dinas kesehatan setempat," kata Widi
Baca SelengkapnyaJemaah Indonesia Diminta Tidak Keluar Kota Mekkah Jelang Puncak Haji, Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaJemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz.
Baca SelengkapnyaMenag Yaqut Pastikan Semua Layanan Jemaah Haji Sudah Siap
Baca SelengkapnyaJemaah diminta tidak banyak melakukan aktivitas yang tidak perlu selama pelaksanaan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaPemerintah Arab Saudi meminta jemaah pemegang visa umrah 1445 H harus meninggalkan Arab Saudi sebelum 29 Zulkaidah atau 6 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaTahun ini, jumlah jemaah haji Indonesia mencapai 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaSaat ini kondisi cuaca di Kota Mekkah mencapai 42 derajat celcius.
Baca SelengkapnyaJemaah haji diminta tidak merokok di sembarang tempat selama berada di Arab Saudi
Baca SelengkapnyaUmrah bisa dilakukan kapanpun kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.
Baca Selengkapnya