Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satgas Covid-19: Kita Tidak Perlu Lockdown Satu Pulau, Tapi Diri Sendiri

Satgas Covid-19: Kita Tidak Perlu Lockdown Satu Pulau, Tapi Diri Sendiri Lockdown mikro di Tangerang Selatan. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Alexander K Ginting mengatakan lockdown satu pulau bukan solusi tepat untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Menurutnya, langkah terbaik memutus penularan virus SARS-CoV-2 itu dengan me-lockdown diri sendiri.

Lockdown diri sendiri, sambung Alex, bisa dilakukan melalui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

"Jadi kita tidak perlu lockdown satu pulau, yang dilockdown itu diri kita. Kalau ada kerinduan mudik, itu lah yang dilockdown. Kalau ada yang kepingin ngobrol-ngobrol atau masuk ke warteg, itu yang dilockdown. Kalau kita kerumunan ke pasar, itu yang dilockdown," katanya dalam diskusi virtual, Sabtu (26/6).

Orang lain juga bertanya?

"Jadi jangan kita misalnya mengejar tikus, rumahnya dibakar. Ya kejar tikusnya, jangan rumahnya dirusak," sambungnya.

Alex menyebut, PPKM Mikro yang diterapkan saat ini lebih baik jika dibandingkan dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan PPKM. PSBB telah dilaksanakan sejak 10 April 2020 hingga 10 Januari 2021 di 20 wilayah Indonesia.

Sementara PPKM diterapkan sejak 11 Januari hingga 25 Januari 2021. Namun, PSBB dan PPKM tidak efektif menekan kasus Covid-19.

Menurut Alex, kebijakan PSBB dan PPKM tidak efektif menekan penularan Covid-19 karena masyarakat. Masyarakat, kata dia, tidak patuh menerapkan protokol kesehatan.

"Lihat saja kemarin yang mudik, yang marah-marah di mobil siapa? Ibu-ibu kan? Kalau sudah ibunya marah, bapak yang nyupir emosi juga. Persoalannya di situ. Kemudian kita lihat di Jembatan Suramadu, kita mau cegah kasih swab gratis saja, (masyarakat) bisa ngajak kita duel," jelasnya.

Pakar kesehatan hingga organisasi profesi kedokteran mendesak pemerintah menerapkan lockdown untuk memperlambat laju penularan Covid-19. Desakan ini menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah, terutama Pulau Jawa.

Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban mengatakan idealnya lockdown dilakukan selama dua minggu di seluruh Indonesia.

"Lockdown yang ideal tentu lockdown yang ketat dengan pendisiplinan. Artinya ada yang menjaga agar aturan dipatuhi," kata Prof Zubairi kepada merdeka.com, Selasa (22/6).

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Sandiaga Uno: Berwisata di Indonesia Saja
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Sandiaga Uno: Berwisata di Indonesia Saja

Meningkatnya Covid-19 di Singapura, Menteri Sandiaga Uno mengimbau agar masyarakat berwisata di Indonesia saja

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong
Dharma Berapi-api Saat Ditanya Ridwan Kamil Soal Covid-19: Semua Itu Hanya Omong Kosong

Calon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Wapres Minta Daerah Ditemukan Antraks Diisolasi
Wapres Minta Daerah Ditemukan Antraks Diisolasi

Pernyataan Wapres itu menyikapi laporan Kementerian Kesehatan yang menyatakan adanya temuan dua suspek baru kasus antraks di Gunungkidul.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya