Satgas Covid-19 Minta Masyarakat di Zona Hijau & Kuning Tak Silaturahmi Fisik
Merdeka.com - Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito meminta masyarakat yang merayakan Lebaran Idulfitri 2021 di zona hijau dan kuning tidak melakukan silaturahmi fisik. Dia menyarankan, silaturahmi Lebaran pada zona tersebut dilakukan secara virtual.
Zona hijau menunjukkan sebuah wilayah tidak terdampak atau tidak ada kasus Covid-19, sedangkan zona kuning berisiko rendah terhadap Covid-19.
"Silaturahmi fisik juga tetap dilarang dalam zona ini. Maka dari itu, disarankan untuk melakukan silaturahmi virtual melalui video call atau conference," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (12/5).
-
Bagaimana caranya agar silaturahmi tetap terjaga? Dengan demikian, maka tali silaturahmi antar sesama umat Islam masih dapat terjaga dengan baik.
-
Bagaimana cara silaturahmi? Melalui silaturahmi, terjalinlah kebersamaan, empati, serta saling membantu antara sesama Muslim.
-
Dimana Maruli Simanjuntak melakukan video conference? Dalam momen tersebut, Maruli juga menyempatkan diri melakukan video conference dengan satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro, serta meninjau kegiatan bakti sosial pengobatan massal di lokasi pembersihan dan penghijauan.
-
Dimana silaturahmi dilakukan? Silaturahmi juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperbaiki hubungan yang renggang antara individu atau kelompompok.
-
Mengapa silaturahmi dijalankan? Dalam Islam, menjalin silaturahmi dianggap sebagai amal yang sangat dianjurkan dan diberkahi. Hal ini tercermin dalam banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama.
-
Kapan kita bisa melakukan silaturahmi? Silaturahmi juga identik dengan hari raya Idul Fitri di mana kita akan berkunjung ke rumah saudara, sahabat, hingga orang lain yang ingin kita datangi.
Wiku mengatakan aktivitas tatap muka memang tidak dilarang di wilayah zona hijau dan kuning. Namun, untuk mencegah penularan Covid-19, silaturahmi tatap muka pada Lebaran Idulfitri kali ini ditiadakan.
"Ingatlah silaturahmi fisik sangat berpotensi menjadi awal penularan Covid-19 mengingat kontak fisik yang sering kali tidak dapat dihindari dengan sanak saudara," ujarnya.
Meskipun silaturahmi fisik dilarang, pelaksanaan salat id berjemaah di masjid pada zona hijau dan kuning diizinkan. Dengan catatan, selama rangkaian salat id digelar, jemaah dan pengurus masjid menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Protokol kesehatan yang dimaksud yakni, jemaah yang melaksanakan salat id tidak boleh melebihi 50 persen dari kapasitas masjid. Selain itu, pengurus masjid wajib mengecek suhu tubuh jemaah dan memastikan jemaah menggunakan masker dengan benar selama rangkaian salat id.
"Bagi masyarakat yang menderita demam atau menunjukkan gejala Covid-19 harap tidak ikut salat berjemaah. Selain orang sakit, diharapkan lansia, orang yang baru sembuh atau datang dari perjalanan jauh diharapkan tidak mengikuti salat berjemaah juga," pesan Wiku.
Ketentuan lainnya, waktu khutbah di zona hijau dan kuning maksimal 20 menit. Jarak antara khatib dengan jemaah minimal satu meter dan dibatasi pembatas transparan.
"Beberapa langkah lain yang dapat diambil saat melakukan salat id untuk menhindari kontak langsung adalah melaksanakan wudu dari rumah untuk menghindari antrean, mempersingkat doa dan zikir setelah salat dan tetap melalui jalan yang sama untuk pulang seperti jalan pergi untuk mengurangi luas lingkar interaksi," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca Selengkapnya"Tidak boleh, Jangankan mudik, pergi ke pasar pun nggak boleh. Pakai daster kalau ibu-ibu sambil goreng sambil masak WFH juga nggak boleh."
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca Selengkapnya