Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satgas Covid-19 Sebut Hanya 17 Persen Warga Patuh Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan

Satgas Covid-19 Sebut Hanya 17 Persen Warga Patuh Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito. ©2020 kemenkes

Merdeka.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito memaparkan secara rinci data kepatuhan masyarakat terhadap protokol Kesehatan. Berdasarkan paparannya, tingkat kepatuhan masyarakat terlihat menurun saat ini. Bahkan angkanya terbilang cukup rendah.

Wiku menyebutkan, hanya 16,9 persen warga yang patuh jaga jarak dan menghindari kerumunan. Mirisnya lagi, tingkat kepatuhan memakai masker hanya 20,6 persen.

"Berdasarkan sistem monitoring pada 27 Desember, dari 512 kabupaten/kota hanya 20,6 persen yang patuh pakai masker dan 16,9 persen yang patuh menjaga jarak dan menghindari kerumunan," kata Wiku saat menghadiri keterangan pers yang disiarkan di youtube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12).

Dia pun menyimpulkan, penurunan kepatuhan masyarakat ini menjadi penyebab utama lonjakan kasus dalam beberapa waktu terakhir ini.

“Dengan kondisi seperti ini kepatuhan masyarakat yang masih rendah untuk memakai masker dan menjaga jarak jadi kontributor kenaikan asus beberapa waktu terakhir," kata Wiku.

Dia pun berharap, pada tahun 2021 yang tinggal hitungan jam lagi, masyarakat Indonesia bisa betul-betul menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan memakai masker. Dia juga mengimbau agar masyarakat merayakan tahun baru di rumah masing-masing dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Jika masyarakat masih abai terhadap protokol Covid-19 dan kasus positif terus melonjak naik, maka ada kemungkinan pemerintah akan memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat. Sebab kata dia, melonjaknya kasus hingga menyentuh angka 8 ribu perhari disebabkan karena mobilitas yang tidak dikendalikan atau dibatasi.

"Langkah terakhir yang dilakukan apabila kasus positif masih tinggi adalah dengan melakukan pembatasan mobilitas masyarakat," kata dia.

Dia pun berharap, dengan dibatasinya mobilitas maka akan menurunkan jumlah kasus positif. Menurut Wiku pembatasan mobilitas memang harus dilakukan jika kasus positif terus naik. Namun, harus diakui, pembatasan mobilitas ini juga akan berpengaruh terhadap sektor ekonomi karena keduanya sejalan.

"Oleh karena itu, pembatasan mobilisasi ini diharapkan dapat menekan penularan yang terjadi," ujarnya.

"Pembatasan atau pelarangan aktivitas sosial ekonomi masyarakat di suatu daerah ini merupakan aspek yang harus kita lakukan sejalan dengan naik-turunnya kasus Covid-19," tutup Wiku.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dishub Sebut ASN WFH pada KTT ASEAN Hanya Kurangi 1,69 Kemacetan Jakarta
Dishub Sebut ASN WFH pada KTT ASEAN Hanya Kurangi 1,69 Kemacetan Jakarta

ASN WFH selama KTT ASEAN tidak terlalu mengurangi volume kemacetan di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Penumpang MRT dan TransJakarta Tetap Pakai Masker
Ini Alasan Penumpang MRT dan TransJakarta Tetap Pakai Masker

Penggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
FOTO: Warga Ramai-Ramai Kembali Pakai Masker karena Polusi Buruk Jakarta
FOTO: Warga Ramai-Ramai Kembali Pakai Masker karena Polusi Buruk Jakarta

Kualitas udara Jakarta yang tidak sehat memaksa orang-orang kembali memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Berikut fotonya!

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke Lima di Dunia Hari Ini, Warga Diminta Pakai Masker
Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke Lima di Dunia Hari Ini, Warga Diminta Pakai Masker

Jakarta rangking lima kota udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) di angka 160.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya