Satgas Covid-19 Sebut Vaksin Astra Zeneca Tidak Sebabkan Pembekuan Darah
Merdeka.com - Juru Bicara Satgas Covid-19 Nasional, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca tidak menyebabkan pembekuan darah. Seperti yang diketahui, pada 11 Maret kemarin diberitakan ada 8 negara yang Eropa yang menghentikan sementara penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca pasca adanya laporan pembekuan darah pasien usai vaksinasi.
Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyatakan penangguhan tersebut dilakukan sebagai tindakan pencegahan karena EMA belum bisa memastikan hubungan antara vaksin dengan pembekuan darah. Per 9 Maret, EMA mencatat ada 22 kasus pembekuan darah dari 3 juta orang lebih yang sudah divaksinasi di Wilayah Ekonomi Eropa.
"Sesuai pernyataan EMA (Badan Obat-obatan Eropa) kemarin, saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca," kata Wiku saat konferensi pers Perkembangan Covid-19 yang disiarkan di YouTube Sekretrariat Presiden, Jumat (12/3).
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
Dia mengatakan, 10 juta pengguna vaksin AstraZeneca tidak menunjukkan adanya peningkatan risiko trombosit vena. Sehingga, kata Wiku, pembekuan darah tidak termasuk kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) vaksin.
"Faktanya lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang sudah digunakan tidak memiliki bukti peningkatan risiko emboli paru ataupun trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin dan golongan lainnya di negara yang menggunakan AstraZeneca," ujarnya.
Oleh sebab itu, dia memastikan vaksin AstraZeneca yang dipakai Indonesia aman. Namun kata dia, pemerintah akan terus memantau KIPI vaksin tersebut dan menyelidiki kembali isu yang beredar terkait vaksin asal Inggris itu.
"Pemerintah terus mengikuti isu terkait vaksin AstraZeneca. Pada prinsipnya vaksin AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia aman untuk digunakan," tegas Wiku.
"Kita akan terus pantau bila ada KIPI akan diambil langkah-langkah yang sesuai," katanya.
Saat ini, kata Wiku, pemerintah masih menunggu sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk 1.113.600 vaksin AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia pada 8 Maret lalu.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca Selengkapnya