Satgas Covid-19: Silaturahim Virtual Tak Mengurangi Esensi Pertemuan Fisik
Merdeka.com - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengemukakan silaturahim secara virtual tidak sedikit pun mengurangi esensi dari pertemuan fisik saat Idul Fitri.
"Metode silaturahim bisa disesuaikan menjadi secara virtual demi mencegah terjadinya penularan pada keluarga di kampung halaman," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (11/5).
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengajak masyarakat untuk menyesuaikan bentuk silaturahim Idul Fitri demi mencegah penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
-
Mengapa silaturahmi dijalankan? Dalam Islam, menjalin silaturahmi dianggap sebagai amal yang sangat dianjurkan dan diberkahi. Hal ini tercermin dalam banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama.
-
Apa pesan Bupati Ipuk untuk jemaah haji Banyuwangi? 'Kami semua mendoakan agar para jamaah dapat menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik, menjadi haji yang mabrur, dan kembali dengan selamat membawa keberkahan bagi keluarga dan masyarakat Banyuwangi,' ujar Ipuk saat pemberangkatan.
-
Bagaimana budaya Betawi menjaga silaturahmi? Tradisi berlebaran masyarakat Betawi berlangsung hingga pekan ketiga di bulan Syawal. Budaya itu tidak hanya digunakan untuk memperkuat tali silaturahim saja, tetapi juga melanjutkan puasa syawalan.
-
Bagaimana caranya agar silaturahmi tetap terjaga? Dengan demikian, maka tali silaturahmi antar sesama umat Islam masih dapat terjaga dengan baik.
-
Kenapa silaturahmi itu penting? Silaturahmi merupakan sebuah hal yang wajib dirawat dan dilakukan sebagai bagian dari menjaga kerukunan.Tak selalu antar sesama anggota keluarga, silaturahmi selayaknya dilakukan untuk sebanyak mungkin orang termasuk yang tidak kita kenal.
-
Siapa yang perlu menjalin silaturahmi? Dengan menjaga silaturahmi, umat Muslim diperintahkan untuk memelihara hubungan baik dengan keluarga, tetangga, teman, serta masyarakat secara umum, sehingga tercipta atmosfer harmonis dan saling mendukung dalam kehidupan sehari-hari.
Wiku memahami, bahwa silaturahim merupakan tradisi dan bentuk ibadah masyarakat yang perlu dijamin haknya, termasuk oleh pemerintah.
Selain itu, kata Wiku, silaturahim saat Idul Fitri juga merupakan hal penting dan menjadi momentum melepas kerinduan masyarakat kepada keluarganya yang tinggal jauh di kampung halaman.
“Namun, silaturahim virtual tidak sedikit pun mengurangi esensi silaturahim fisik. Bahkan, silaturahim virtual ini merupakan bentuk perlindungan kita terhadap keluarga di kampung halaman,” katanya.
Wiku mengingatkan bahwa umat Muslim telah berlatih menahan dan mengendalikan hawa nafsu selama bulan Ramadan sehingga diharapkan bisa juga menahan nafsu untuk mudik ke kampung halaman.
"Apa yang dilatih selama Ramadan ini hendaknya bisa dipertahankan, termasuk dalam hal bersabar dan menunda dahulu kegiatan mudik yang ingin dilakukan. Jika kebijakan ini didukung penuh oleh masyarakat, maka akan menjadi modal Perayaan Hari Raya Idul Fitri seperti sedia kala di tahun 2022," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Silaturahmi tidak hanya sekadar bentuk interaksi sosial biasa, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaPenting membangun komunikasi lintas agama untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antarumat beragama.
Baca SelengkapnyaSifat tenggang rasa adalah modal sosial yang telah diwariskan sejak nenek moyang bangsa.
Baca SelengkapnyaNilai toleransi memiliki akar yang kuat dari jati diri bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak terpecah.
Baca Selengkapnya