Satgas Tegaskan Vaksin Covid-19 Tidak Mengandung Magnet
Merdeka.com - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menegaskan vaksin Covid-19 tidak mengandung magnet. Pernyataan ini menjawab informasi yang beredar bahwa vaksin Covid-19 mengandung magnet.
"Perlu diketahui bahwa vaksin tidak mengandung magnet," tegasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat (28/5).
"Koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia dan gaya gesek lainnya sehingga menimbulkan gaya magnet," sambungnya.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Gimana kolagen terbentuk di tubuh? Untuk membuat kolagen atau protein apa pun, tubuh Anda biasanya membutuhkan asam amino. Asupan asam amino bisa didapatkan dengan mengonsumsi dan mencerna makanan kaya protein, seperti daging, kacang-kacangan, dan produk susu. Dengan begitu, tubuh Anda dapat mengubah asam amino menjadi kolagen.
-
Apa itu karsinogenik? Karsinogenik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu zat atau agen yang dapat menyebabkan kanker atau menjadi faktor penyebab terjadinya kanker.
-
Bagaimana karsinogenik bekerja? Zat karsinogenik dapat menyebabkan kerusakan DNA secara langsung atau menghasilkan radikal bebas yang merusak DNA.
-
Dimana polusi masuk ke kulit? Partikel polusi yang menumpuk di permukaan kulit dapat menembus kulit melalui folikel rambut dan kelenjar keringat.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi tubuh? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.
Wiku menyebut, beredarnya informasi hoaks soal vaksin Covid-19 akan mengambat program vaksinasi pemerintah. Bila program vaksinasi terhambat, target herd immunity atau kekebalan komunitas tak tercapai.
"Ini tentunya akan menghambat upaya pemerintah dalam menangani pandemi covid 19 di Indonesia," ujar dia.
Mantan Direktur Inkubator dan Inovasi Bisnis Universitas Indonesia ini meminta masyarakat tidak mudah termakan hoaks soal kandungan vaksin Covid-19. Masyarakat juga diimbau tak menyebarkan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Saya meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima dengan mencari fakta atas informasi tersebut berdasarkan bukti ilmiah," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karakter emas ini bisa diuji keasliannya dengan cara sederhana.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaDi tengah kekhawatiran mengenai keberadaan emas palsu atau imitasi, penting bagi konsumen untuk mengetahui metode yang dapat digunakan.
Baca SelengkapnyaMenggigit koin emas atau medali emas tidak bisa secara tepat menentukan emas asli atau tidak.
Baca SelengkapnyaSalah satunya mitos ketombe bisa menular ke orang lain. Apakah benar demikian?
Baca SelengkapnyaGelang 'sakit' yang begitu mencuri perhatian dikenakan oleh prajurit TNI AD asal Papua.
Baca SelengkapnyaGatal di tangan kiri sering dikaitkan dengan beberapa mitos.
Baca SelengkapnyaMerkuri adalah bahan berbahaya yang sebaiknya dijauhkan dari tubuh.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMengenai pendapat sebagian orang bahwa mandi air panas bisa mengatasi gatal, Amelia menuturkan, cara itu justru akan menambah rasa gatal.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca Selengkapnya