Satgas: Tidak Ada Indikasi KIPI Berat Pada Subjek Penelitian Vaksinasi Booster
Merdeka.com - Pemerintah berencana melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster kepada masyarakat pada 12 Januari 2022. Pemberian vaksin ini setelah mendapatkan hasil uji klinis vaksinasi booster.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan, hasil uji klinis menunjukkan tidak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat pada subjek penelitian vaksinasi booster.
"Sejauh ini, telah dilakukan uji klinis pemberian booster vaksin dan ditemukan tidak ada indikasi KIPI berat pada subjek penelitian," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/1).
-
Apa yang ditemukan dalam penelitian terbaru tentang orang yang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang kekebalan Covid-19? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang mengklaim penemuan vaksin? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Bagaimana peneliti menemukan alasan orang aman dari Covid-19? Untuk mengatasi hambatan ini, para peneliti melakukan uji tantangan, yang melibatkan infeksi secara sengaja terhadap 36 relawan sehat berusia 18 hingga 30 tahun dengan strain pra-Alpha SARS-CoV-2 di bawah kondisi laboratorium yang ketat.
-
Bagaimana cara kerja vaksin cacar api? Vaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Wiku menjelaskan, rentang penyuntikan vaksin booster minimal enam bulan setelah dosis kedua. Selain itu, vaksin booster ini hanya diberikan kepada populasi di atas 18 tahun.
"Populasi berdomisili di kabupaten kota yang telah memenuhi cakupan dosis pertama kepada minimal 70 persen penduduk dan dosis kedua minimal 60 persen jumlah penduduk," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya