Satgas Tinombala Tangkap Kurir Logistik Kelompok Teroris Ali Kalora
Merdeka.com - Satgas Tinombala terus mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Pegunungan Biru, Sulawesi Tengah. Satgas Tinombala menangkap seseorang dicurigai sebagai kurir logistik kelompok teroris Poso itu.
"Ini sudah dilakukan penangkapan kurirnya dan dalam pemeriksaan. Ditangkap di (Kabupaten) Parigi Moutong (perbatasan Poso)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Kamis (14/2).
Terduga pelaku diketahui simpatisan Ali Kalora bertugas mengirim logistik makanan. Namun polisi belum mau mengungkap identitas kurir tersebut.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang menerima paket sembako? 'Sasaran aksi kami adalah masyarakat yang tidak mampu dan tak punya ongkos untuk mudik.' jelas Puji.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang membantu para mitra agen Lion Parcel? 'Pertumbuhan bisnis Lion Parcel tidak terlepas dari peran penting para mitra agen. Bertumbuh bersama para mitra agen adalah salah satu misi Lion Parcel sehingga kami memposisikan agen sebagai partner agar dapat saling memberi masukan untuk pertumbuhan bisnis bersama,' ujar Cipto.
-
Siapa yang terlibat dalam misi ini? 'Apabila kita menemukan kehidupan sejauh ini dari Matahari, itu akan menunjukkan bahwa kehidupan dapat berasal dari tempat lain selain Bumi,' ujar Mark Fox-Powell, seorang mikrobiolog planet dari Open University.
"Logistik untuk kebutuhan, beras, mi, telor. (Dibawa pakai) karung, dipikul. Soalnya jalurnya terbatas, karena hutan," ujar dia.
Selain itu, Satgas gabungan Polri-TNI juga memutus jalur logistik di empat titik menuju tempat persembunyian Ali Kalora cs. Aparat secara teknis juga telah mempersiapkan pendeteksi jalur komunikasi yang dilakukan Ali Kalora cs.
Satgas juga meminta kerjasama masyarakat setempat, khususnya petani yang memasuki wilayah hutan Pegunungan Biru agar membawa perbekalan secukupnya. Satgas juga meminta kerjasama pihak keluarga untuk membujuk 14 kelompok teroris MIT yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atau buronan polisi untuk menyerahkan diri.
"Ini akan terus dilakukan oleh Satgas dalam rangka untuk mempersempit ruang gerak Ali Kalora cs," kata Dedi.
Sebelumnya, Polri telah mendeteksi adanya empat anggota baru yang bergabung dengan kelompok teroris pimpinan Ali Kalora. Dengan begitu, jumlah kelompok Ali Kalora cs yang masuk daftar pencarian orang (DPO) kepolisian menjadi 14 orang.
Tak mau kalah, Satgas Tinombala juga mempertebal kekuatan untuk memburu kelompok teroris tersebut. Selain berkoordinasi dengan masyarakat setempat, aparat juga menyebarkan pamflet melalui udara agar kelompok Ali Kalora ini segera menyerahkan diri.
Ali Kalora cs menjadi sorotan publik setelah aksinya membunuh dan memutilasi warga di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Senin 31 Desember 2019. Diduga aksi tersebut untuk mengundang aparat kepolisian mendatangi lokasi.
Esoknya, mereka menembaki petugas kepolisian yang tengah olah TKP dan mengevakuasi jasad korban mutilasi. Dua anggota mengalami luka tembak akibat peristiwa tersebut.
Kontak tembak antara petugas dan kelompok teroris sempat berlangsung sekitar 30 menit. Mereka kemudian melarikan diri ke wilayah pegunungan di perbatasan Kabupaten Parigi Moutong dan Poso. Hingga saat ini, pengejaran terhadap mantan anak buah Santoso alias Abu Wardah itu terus berlanjut.
Reporter: Nafiysul QodarSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengungkapan ini bermula dari informasi masyarakat yang mencurigai adanya dugaan keterlibatan anggota TNI.
Baca SelengkapnyaDisebutkan Donald, kalau AS dengan orang yang menyimpan mobil berisi narkoba di halaman parkir RS Fatmawati tidak saling mengenal.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, polisi masih menyelidiki siapa pengirim paket ular dalam boks.
Baca SelengkapnyaDonald mengungkap narkoba sabu seberat 45 kilogram dengan nilai sebesar Rp45 miliar
Baca SelengkapnyaSebelum ditangkap petugas, YT telah melakukan penarikan uang sebesar Rp100 juta di Bank Papua.
Baca SelengkapnyaPenghuni kontrakan dikenal sebagai pedagang bubur sumsum.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menangkap enam tersangka diduga terlibat dalam aksi jaringan terorisme di Kalbar dan Sumsel.
Baca SelengkapnyaSabu itu terbungkus dalam kemasan teh China, dikirim melalui suatu daerah Sumatera dikendalikan oleh bandar asal jaringan Malaysia.
Baca SelengkapnyaSebelumnya petugas telah memantau darah tersebut berdasarkan informasi yang telah didapat.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan warga negara Malaysia yang tinggal di Samarinda bersama istrinya.
Baca Selengkapnya